Seven.

708 91 4
                                    

————————————
‘ Aku ingin dia menjadi milikku,
aku ingin seluruh kasih sayangnya
hanya untukku. ’

———————————

Sekarang waktu menunjukkan pukul setengah tiga sore. [Name] sedang menunggu Jonggun di depan Universitas. [Name] menyibukkan diri dengan memainkan ponselnya selama menunggu Jonggun.

Tak lama kemudian, sebuah mobil hitam mewah berhenti di depan [Name]. Matanya melirik mobil itu, lalu keluarlah seorang pria dengan setelan formal dari mobil itu. Benar, pria itu adalah Jonggun .

Jonggun tersenyum dan berjalan mendekati [Name]. Dia membukakan pintu mobil untuk [Name], setelah [Name] masuk ke dalam, dia pun menutup pintu untuk [Name] dan kembali masuk ke dalam mobil.

"Maaf agak lama." Jonggun membuka topik pembicaraan dan menatap [Name] ketika dia berbicara.

"Nggak lama, kok! Santai aja, haha~"
[Name] terkekeh untuk mencairkan suasana. Tiba-tiba saja, Jonggun melepaskan kaca mata hitam yang dia pakai.

[Name] menatap Jonggun dengan seksama. Betapa berdebar jantung [Name] ketika melihat wajah Jonggun tanpa kaca mata. Waktu seakan sedang berhenti sekarang. Semuanya hening, hanya suara mesin mobil yang memenuhi pendengaran mereka sekarang.

Jadi ini adalah alasan mengapa Jonggun selalu memakai kacamata hitam dimanapun dan kapanpun? Untuk menutupi bekas luka di area matanya, dan... Netra yang memiliki warna unik ini?

Tanpa sadar tangan [Name] terulur dan mengusap bekas luka itu. Dia merasakan tekstur kasar dari bekas luka itu. [Name] berpikir, betapa sakitnya Jonggun saat menerima luka ini.. [Name] jadi sedih.

"Pasti sakit sekali.. Ya? Maaf, aku membuka luka lamamu.. Aku nggak bermaksud-"

Kalimat [Name] terpotong karena Jonggun yang tiba-tiba membungkam mulut [Name] dengan menempelkan satu jari telunjuk di bibir [Name]. Mata [Name] melebar, [Name] merasakan jantungnya seperti berhenti berdetak..

"Untuk apa kau meminta maaf? Ini semua bukan salahmu." Jonggun berbicara dengan nada yang menenangkan. Mendengar itu, [Name] tersenyum. [Name] kembali mengusap bekas luka itu sehingga membuat Jonggun menutup matanya, menikmati belaian lembut dari [Name]

—————————————

Jonggun POV.

"Pasti sakit sekali.. Ya? Maaf, aku membuka luka lamamu.. Aku nggak bermaksud-"

Lagi dan lagi, mata indahnya menatapku dengan tatapan khawatir. Tapi bukan karena khawatir bahwa aku akan membunuhnya, namun dia khawatir karena bekas luka yang ku miliki ini..?

"Untuk apa kau meminta maaf? Ini semua bukan salahmu."

Setelah aku mengatakan kalimat itu, aku melihat wajahnya yang tersenyum dengan tulus. Senyuman yang menenangkan bagi siapapun yang melihatnya. Saat itu aku berpikir, aku tidak mau berbagi senyum itu dengan orang lain.

"Bekas lukamu.. Cantik."

Apa-apaan ini? Cantik katanya? Dia adalah orang pertama yang mengatakan bekas luka sialan ini 'cantik'. Apakah ada yang salah dengan gadis ini?

"Maksudmu?"

"Aku bilang, bekas luka ini cantik. Tapi pasti ini kenangan yang nggak menyenangkan bagimu, ya?"

"Nggak, aku menyukai kenangan dari bekas luka ini." Aku tersenyum, mengingat kembali pertarungan antara aku dan rekanku di Korea Selatan— Kim Jungoo. Yang membuatku memiliki bekas luka ini.

"Wah, aku jadi penasaran tau~ Ceritakan dong~"

"Ahahaha~ hei, jika aku menceritakannya padamu, kau nggak akan bisa tidur malam ini."

"Hmph, pelit~ bilang aja kau nggak mau menceritakannya!"

"Ahahaha~ jangan marah padaku, aku belikan es krim, mau?"

"Eh..? Beneran nih?! Aku nggak akan menolak!"

Mudah sekali mengalihkan perhatian gadis ini. Dia sangat ceria dan menggemaskan. Aku baru pertama kali melihat orang sepertinya selain Kim Jungoo, seseorang yang bertingkah santai dihadapanku.

Tatapannya yang selalu memancarkan kehangatan dan kasih sayang ini.. Membuatku jadi ingin memilikinya.

Aku ingin dia menjadi milikku..
Aku ingin seluruh kasih sayangnya hanya untukku..





— TBC —

𝗥𝗔𝗜𝗡 - 𝗣. 𝗝𝗼𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang