chapter 8

292 20 2
                                    

Setelah pulang dari rumah tersebut, Naruto segera masuk ke dalam rumahnya.
Tapi, di dalam rumah, ia tak menemukan seorang pun.

Biasanya sore-sore seperti ini ibu dan adik nya berada di dapur menyiapkan makanan untuk makan malam.

Naruto menuju ke kamar mandi, dia gerah karena keringat yang melekat akibat aktivitas tadi ia lakukan dengan kakak kelas nya. Rasa ngilu di bagian anusnya.

Ia segera melepas semua pakaiannya dan segera membilas dengan air dingin sejuk rasanya.

Setelah mandi, Naruto pergi ke dapur untuk melihat apakah ada bahan makanan yang ia bisa masak? Karena perutnya lapar dan minta segera diisi.
Ia pun menemukan ramen instan dan telur.

Naruto merebus mie nya terlebih dahulu kemudian dia menggoreng telur. Ketika sedang asik masak, ada suara orang memanggil nya dari luar.

Naruto pun menghentikan aktivitas memasaknya dan mematikan kompor.
Ia segera menuju pintu untuk menghampiri orang yang memanggil nya.

"Iya tunggu sebentar,"

Setelah membuka pintu, ternyata tetangganya lah yang memanggil nya.
Namanya Bu suna, usianya sekitaran 54 tahunan, dia baik dan juga ramah.

"Baa-chan, ada perlu apa ya?" Tanya Naruto.

"Naru, kamu yang sabar ya"

"Sabar kenapa baa-chan? Apa ada masalah?"
Tanya ku entah kenapa akan terjadi sesuatu.

"Ibu kamu dan adikmu meninggal karena kecelakaan, jasadnya sekarang ada di rumah sakit," jawab Bu suna agak
Tidak tega melihat ekspresi Naruto.

Bagaikan tersambar petir disiang hari, tubuh Naruto serasa menjadi jeli. Dia masih tidak percaya dengan berita yang barusan ia dengar.

"Haha, baa-chan bercanda kan? Ga bohong kan? Becanda ya gak lucu baa-chan?"

"Nggak Naru, kalau kamu mau kerumah sakit nanti sama baa-chan, kamu siap-siap dulu nanti baa-chan jemput," ucap Bu suna sambil memeluk Naruto.

Bu suna pun pamit untuk pulang ke rumahnya dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit bersama dengan Naruto.

Naruto segera masuk ke kamar nya dan kemudian mengganti pakaian nya. Dia masih merasa kan rasa sakit hati karena dia tidak percaya kalau sekarang dia sebatang kara.

Lima belas menit kemudian Naruto dan Bu suna sudah sampai di rumah sakit.
Mereka segera menuju ke ruang jenazah tempat ibu dan adik nya berada. Rasanya berat untuk melangkah kan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut.

Ia memberanikan dirinya untuk masuk dan menerima sebuah Kenyataan pahit ini. Ia mendekati dia jenazah yang berada di depannya. Kemudian ia membuka kain penutup yang menutupi wajah jenazah di depannya tersebut.

Dan seketika tubuh nya merosot kaki nya terasa lemas untuk menampung tubuh nya, air mata nya mulai keluar dari mata biru seindah langit musim panas tanpa awan nya.

Isak tangis mulai keluar dan terdengar sangat memilukan, bagaimana tidak? Kedua orang yang hanya ia miliki untuk menemani keseharian nya, kini telah pergi mendahului dan Takan pernah kembali untuk selamanya.

Ia terus menangis sampai Bu suna masuk ke ruangan tersebut dan mencoba untuk menenangkan nya.

"Yang sabar Naru, kamu gak sendirian kok, masih ada saya. Kamu bisa datang ke saya kalau butuh sesuatu apapun itu hm," ucap Bu suna sambil memeluk tubuh rapuh Naruto.

Naruto tidak menjawab. Ia masih menangis meratapi kepergian kedua orang yang dia sayangi, cukup berat baginya menjalani hari-hari tanpa ada orang yang mendukungnya. Tapi dia mencoba untuk tegar dan mengikhlaskan kepergian mereka berdua.

Aku tak tau apa yang akan ku lakukan sekarang, tapi aku janji aku akan terus semangat menjalani hari-hari ku, walaupun tanpa kehadiran kalian, ibu dan Naruko.

Keesokan harinya

Setelah jenazah ibu dan adiknya di makamkan, ia kemudian kembali kerumahnya. Ia masih dalam keadaan berduka melepaskan kepergian kedua orang tersayang.

Naruto masuk ke kamar nya tanpa mengganti pakaian nya, tanpa terasa ngantuk dan iapun tertidur.

"Naru, kaa-san dan Naruko pamit ya, kamu baik-baik ya di sana jangan bersedih. Pasti kamu nanti ketemu sama orang yang menyayangi mu dan menjagamu, tetap semangat sayang" ucap Kushina sambil tersenyum.

"Iya Nii, nii-san harus semangat ya. Kami pergi dulu, tapi nii-san gak boleh ikut, Nii harus tetap disana. sebentar lagi aku sama ibu akan ketemu ayah." Ucap naruko dengan senyum bahagia.

"Sayonara" ucap mereka berdua cahaya putih pun menyelimuti tubuh ibu dan adiknya.

"Ruko, kaa-san jangan tinggalkan Naru sendirian di sini, Naru ikut kalian, kaa-san.... kaa-san..... KAA-SAN!!!," Teriak Naruto memanggil ibunya sambil berlari mengejar cahaya putih itu.
Kushina dan Naruko kemudian menghilang disusul cahaya putih itu.

(Kalo yang nonton Boruto Naruto next generations pasti tau pas kurama meninggal. nah kaya gitu bayangin aja)


Sasuke pov🍅🍅


Entah Kenapa gw pengen main ke rumah tuh anak. Rasanya emang aneh, dua hari sejak gw memperkosa dia gak keliatan
Berangkat sekolah.

Niat awal sih gw cuma pingin jadiin dia mainan gw doang, tapi liat muka polos dan manis dia membuat hati gw nyaman.

Yah mungkin gua punya rasa sama dia, gua harus dapetin dia dengan cara apapun itu.

Gw mengambil jaket, dompet dan kunci motor gw, kemudian menuju ke bagasi. Setelah nyalain motor gua langsung menuju ke rumah tuh anak.

Sepuluh menit kemudian

Setibanya gw dirumah tuh anak, gw langsung memarkirkan motor.
Gw berjalan menuju pintu depan rumahnya.

Gua ketok pintu untuk memanggil orang yang ada di dalam rumah, tapi tidak ada jawaban, gw buka pintunya dan ternyata ga terkunci, sayup-sayup kudengar ada suara tangisan ketakutan.

"Kaa-san.......ruko...... Jangan tinggalkan aku sendirian,"

Ternyata anak itu yang berteriak.
Kemudian ku hampiri dia.

🍅Sasuke pov end 🍅

You're My Badboy🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang