chapter 12

242 20 3
                                    

Aku tengok kanan kiri tidak ada angkutan yang lewat. Aku langkah kan kakiku untuk berjalan menyusuri trotoar.

Sungguh ini hari tersial, setelah semalaman aku di gempur habis-habisan sekarang aku harus jalan kaki karena gak ada angkutan.

Tapi ngomong-ngomong soal di gempur ternyata rasa sakit masih ada sampai sekarang, dan aku bersyukur karena temanku tidak ada yang menyadari cara berjalan ku yang err aneh.

Belum sampai sepuluh langkah, tiba-tiba ada pemotor yang datang menghampiri ku, sepertinya aku mengenalinya ryu Kakak kembar Gaara.

"Kenapa jalan kaki? Gak naik sepeda? Sepeda lu mana?" Tanya ryu

"Um nggak. Bannya kempis soalnya, ehe," ucapku agak meringis dan menggaruk pipiku yang tidak terasa gatal.

"Oh, butuh Tebengan ga?" Ia masih tetap di atas motor nya.

"Ngerepotin gak nih? Kalo ngerepotin mending gak usah,"
Padahal aku ingin menjawab 'butuh' , tapi aku gak enak kalau ngerepotin.

"Cih udah buruan naik, dah mau hujan soalnya," perintah nya.

Aku mengangguk dan segera naik. Setelah itu, Ryu menyalakan motor nya. Motor nya jenis motor pembalap. (author gak tau namanya hehe) cowok banget. Aku mana bisa bawa motor kayak gitu, orang aku gak punya motor.

Setelah berapa menit berlalu, tiba-tiba gaara menepikan motor nya di tepi trotoar. Keadaan jalan waktu itu sepi dan mendung.

"Ryu, kenapa kita berhenti? Rumah ku masih tinggal beberapa meter lagi dari sini, mau hujan juga,"

"Bawel, tunggu bentar"

Aku hanya menggaruk, menatap punggung sai dari belakang.

Lima menit kemudian dia datang dengan membawa makanan? minuman? dugaan kalian salah di membawa rubah berwarna oranye, rubah nya lucu banget jadi pen bawa pulang.

"Ih ryu, wah rubah nya lucu banget em.. boleh aku bawa pulang ga?"

"Emang lu bisa ngerawat rubah?" Ucapnya dengan nada mengejek.

"Ih malah ngejek, ya bisa lah, ngurus rubah aja masa gabisa," ucapku dengan mengerucutkan bibirku.

"Oke-oke gw percaya, gak usah ngambek. Lu gemesin tau gak," ucapnya sambil rubah tadi.

"Siapa yang ngambek.... Btw kenapa kamu ngasih ke aku? Kamu gak mau rawat sendiri?" Tanyaku penasaran.

"Pinginnya sih rawat sendiri, cuma bokap ga ngizinin pelihara hewan, jadi gw titipin ke lu aja, lagian kalau mau lihat ntar bisa main ke rumah lu,"

Aku hanya menganggukkan kepala.

"Dah yok pulang,"

Skip
.
.
.

Setelah beberapa menit, akhirnya aku sampai rumah Sasuke. Pengennya si aku pulang ke rumahku sendiri, tapi gaenak soalnya takut nanti Sasuke nyariin.

Naruto pov end.
.-.
.-.
.-.
Sasuke pov

Seharian penuh di sekolahan. Sangat membosankan memang. Tadi di sekolah sengaja nyuekin pacarku, bukan pacar sih, karena dah gak ku anggap dia bukan siapa-siapa gw.

Gw tau kalau dia bukan cewek baik baik, makanya gw gak terlalu terkejut jika dia selingkuh.

Gua parkirin motor gw di bagasi. Gw jadi ke inget  tuh Bocah siapa lagi kalau bukan Naruto. Ga tau kenapa rasanya gue tertarik sama tuh bocah. Yah wajah nya yang polos manis dan imut.

Tapi gw masih straight. Kayaknya aku cuma terobsesi sama tubuhnya doang.

Segera aku masuk ke kamar dan aku kaget. Di kamar gaada keberadaan tuh anak. Apa dia kabur? Jangan sampai mancing emosi gua.

Aku cari dia di kamar mandi, dapur, dan di sekitar rumah. Tetep gak ada. Gw semakin kesel.

Saat mau masuk kedalam rumah, terdengar suara motor. Gw balikin badan gw dan bener. Tuh bocah datang dengan cowok.

Entahlah siapa tuh cowok gw ga peduli. Tapi, ada perasaan aneh ketika gue lihat tuh anak dengan cowok lain. Rasanya bikin gua emosi.

Gue segera nyamperin tuh anak.

"Dobe, dari mana aja hm?"

"Umm, dari sekolah suke," jawab nya pelan sambil menunduk kan kepala nya. Kusooo dia terlihat imut ketika ketakutan seperti itu.

"Siapa yang nyuruh sekolah hm?"

Dia ga jawab. Aku segeralah narik tangan dia buat masuk kedalam rumah.

Saat ak tarik tangan nya, tiba-tiba tangan cowok yang tadi memegang tangan Naruto yang satunya lagi.

"Jangan kasar sama dia, atau berurusan sama gw," ucapnya.

"Tch,siapa lu pahlawan?"

Dia hendak memukul ku, namun Naruto mencegah nya.

"Ryu, jangan gitu. It's okey gak papa kok, bukannya mau ngusir tapi kamu pulang dulu aja hm, aku mau masuk ke dalam rumah," ujar Naruto.

"Huff~, baik aku pulang, hati-hati. Kalau dia macem-macem sama kamu, bilang aja ke aku jangan sungkan"

Naruto mengangguk. Kenapa hati ku sakit melihat mereka dekat apa aku cemburu?.

Tanpa ba-bi-bu lagi aku segera narik tangan Naruto untuk masuk ke dalam rumah.

Aku dorong tubuh mungil itu Hingga jatuh di sofa.

Aku melihat dia meringis kesakitan saat tubuh bagian bawahnya menyentuh sofa.

"Kenapa? Masih sakit?"

Dia cuma mengangguk kan kepalanya.

Aku berjalan mendekat dan menyamankan posisi tubuhku setara dengannya.

"Maaf....,"

"Heh!!, Teme kau tidak salah, kenapa minta maaf" jawabannya dengan gelengan kepala.

"Huff...." Dasar keras kepala.

"Denger dobe, ini semua kesalahan ku gara-gara semalam gua kasar sama lu, aku minta maaf buat itu" ucap aku dengan tulus (tumben!#plak)

Dia menatap sekilas lalu mengangguk lagi.

"Juga, lu jangan Deket sama siapapun selain gua!" Ucap gue mengalihkan pandangan ke arah lain gua tau pasti wajah gua memerah.

"Teme! Kamu cemburu ya?" Ucapnya dengan nada main-main.

"Siapa gak usah gr deh jadi orang"

"Yak dasar teme tsundure!" Ucapnya dengan nada mengejek.

"Ya ya gua cemburu. Puas?"

"Hehe iya"

"Dobe, udah makan?"

"Belum," ucapnya dengan senyuman lima jari nya.

"Mau makan apa? Biar sekalian di masakin nih?"

"Emang ku bisa masak teme?" Ejeknya dengan senyuman yang menurut gue itu manis.

Tbc.

Hoho ada yang kangen sama author ini? Enggak ya?

Naruto: bisa gak jadi orang gak usah ke gr ran?

Author: suka-suka gue ya

Naruto: lah mainnya gua lu

Sasuke:bubar bubar aku mau nonton anime

Naruto:huh

Jangan lupa vote dan komentar jika anda tidak suka dengan cerita ini jangan baca don't like don't read!!























You're My Badboy🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang