🕊️◞⸜Itoshi Sae x Readers⸝◟
⚠️Lebih baik membaca deskripsi terlebih dahulu sebelum membaca⚠️
Hanami [Name], dia adalah seorang murid pindahan karena pekerjaan orang tuanya. Sayangnya, gadis itu mengalami kesialan dihari pertama ia masuk sekolah. Dim...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
∘₊✧─── Happy Reading ───✧₊∘
"Itu alasan Sae ngelakuin itu ke lo. Dia mau lo benci dia agar lo ga khawatir sama dia" Ucap Sara.
Mendengar semua penjelasan Sara, air mata [Name] mengalir semakin deras. Dia terisak. Kenapa Sae harus menyembunyikan semua ini darinya?
"Sae.. Dia bilang ke gw kalau mau bahagia sama lo sebelum dia bener bener pergi dari dunia ini" Ucap Sara menundukkan kepalanya, menatap kedua ujung sepatunya.
"Cuman lo yang dia pengen saat dia udah menghembuskan nafas terakhirnya.. [Name].. " Lanjut Sara.
[Name] tak berhenti meneteskan air matanya yang berharga. Ternyata Sae tidak mempermainkannya. Dia melakukan itu karena ia tidak ingin membuatnya khawatir.
"Maafin Sae, ya, [Name].. " Lirih Sara. Dia menatap [Name] yang tidak berhenti menangis.
[Name] mengangguk. Kemudian dia memeluk Sara dengan erat. Ia menangis di dada sahabatnya. Sara memeluk [Name] sembari mengusap usap punggung [Name], mencoba untuk menenangkannya.
"Gw.. Ga mau dia pergi, Sara... " Lirih [Name].
"Gw juga ga mau Sae pergi, [Name]. Tapi, ini udah takdir bagi Sae... " Jujur saja, Sara tidak mau kehilangan sahabat masa kecilnya itu.
[Name] merenggangkan pelukannya. Sara memegang kedua bahu [Name] dan menatap mata sahabatnya dalam dalam.
"Temuin dia di dalam.. Dia pasti bahagia pas ngeliat orang yang ia cintai.. " Sara menyeka air mata yang membasahi pipi [Name].
[Name] bangkit dari duduknya. Dia berjalan perlahan ke arah pintu masuk ruangan Sae. Sebelum ia membuka pintu, [Name] melihat ke arah Sara sejenak. Tampak Sara tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Lo bisa, [Name]" Itu yang Sara maksud.
[Name] kembali menatap pintu ruangan. Dia meneguk salivanya terlebih dahulu, kemudian membuka pintu ruangan perlahan agar tidak membangunkan Sae yang tengah tertidur.
[Name] masuk perlahan dan menutup pintu. Dia berdiri membelakangi pintu, melihat Sae yang tengah tidur nyenyak. [Name] melangkahkan kakinya mendekat ke arah Sae. Dia duduk di kursi yang berada di samping brankar Sae.
Tatapan sendu dari [Name] ketika menatap keadaan Sae sekarang. [Name] meletakkan tangannya di punggung tangan Sae dan mengusap pelan punggung tangannya.
"Sae... Ini gw... " Gumam [Name].
Gadis itu tidak tega melihat Sae yang sekarang, terbaring lemah dengan wajahnya yang pucat. Bibir pink yang sering ia lihat kini berubah menjadi abu abu. [Name] menggenggam tangan Sae, dingin.