BAB~8

2.1K 198 21
                                        

Hai welcome semuanya.

Jangan lupa vote komen and follow nya ya.

Seperti biasa. Typo masih bertebaran.

Happy Reading
.
.
.
.

“Jika kamu pikir kekayaan hanya tentang harta dan jumlah yang dipunya, maka itu merupakan kekeliruan yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jika kamu pikir kekayaan hanya tentang harta dan jumlah yang dipunya, maka itu merupakan kekeliruan yang besar. Orang yang paling kaya adalah mereka yang tidak akan membiarkan dirinya jatuh pada keserakahan,”

🦋

Awan yang terlihat cerah mulai tertutupi dengan kelabut hitam yang tiba-tiba saja datang, Menurunkan tetes demi tetes air yang semakin lama semakin deras.

Zulaikha, termenung sendiri di teras kampus menunggu reda nya hujan yang membasahi permukaan bumi, di temani dingin nya udara yang menembus di sela-sela pakaian yang ia kenakan.

"Duh, kapan reda nya, ya?" Ujar ia sambil mengusap kedua tangannya, menimbulkan sensasi hangat yang dapat ia rasakan.

Setelah beberapa hari ia berdiam diri di kamar, karna sang bunda menekankan untuk beristirahat total demi masa penyembuhan. akhir nya, hari ini pun ia dapat melanjutkan aktivitas seperti biasa nya.

Tapi, hari ini takdir tidak berpihak kepada nya.

Terlihat dari arah langit yang belum menghentikan tetes demi tetes menjadi hujan yang sangat deras .

Tap... Tap... Tap

Terdengar suara langkah seseorang dari arah samping, membuat fokus Zulaikha yang awal nya memandang percikan hujan menjadi teralihkan.

"Assalamu'alaikum Zulaikha." Sapa seorang laki-laki yang telah sampai di hadapan nya sekarang.

Zulaikha yang mendengar itu, segera menoleh sekilas. Melihat siapakah orang yang berada di depan nya itu.

Dan ternyata, orang itu adalah Shaka.

"Wa'alaikumsalam... Loh? Shaka? Ada apa?" Tanya Zulaikha bingung, karna keberadaan Shaka yang tiba-tiba menghampiri nya.

"Boleh aku duduk disini?" Shaka bertanya sambil mengangkat sebelah alis nya.

Zulaikha yang mendengar itu, segera menggeser duduk nya, Memberi jarak untuk tidak menimbulkan Fitnah, karna hanya mereka berdua yang berada di tempat ini.

"Iya... Silahkan."

Shaka pun mendudukkan dirinya di bangku sebelah Zulaikha.

Hening.

Itu lah kata, untuk menggambarkan keadaan saat ini, tidak ada yang memulai pembicaraan sedikit pun, Di sebabkan mereka sedang asik dengan fikiran nya masing-masing, entah apa yang sedang mereka fikirkan.

GENGGAMAN HALAL-NYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang