BAB~10

2K 217 44
                                    

Hai readers!!

Kembali lagi, jangan lupa vote,komen, dan follow nya ya.

Mohon maaf typo masih bertebaran!

Happy Reading
.
.
.
.

"Mereka berdua saling mendoakan satu sama lain, sedikit yang mereka tahu bahwa Allah sudah menentukan takdir mereka satu sama lain bahkan sebelum mereka dilahirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mereka berdua saling mendoakan satu sama lain, sedikit yang mereka tahu bahwa Allah sudah menentukan takdir mereka satu sama lain bahkan sebelum mereka dilahirkan."
(Genggaman Halal-Nya)

🦋

Di balkon kamar, terdapat seorang wanita yang termenung menatap indah-nya Bintang, Terdengar helaan nafas, yang berulang kali ia hembuskan.

Zulaikha, entah apa yang harus ia lakukan sekarang, menikah? Satu kata yang tidak pernah ia bayangkan sebelum nya.

Ia sadar, hidup nya memang sudah mulai beranjak dewasa, melalui hal ini, sudah pasti akan datang dalam kehidupan nya.

Tapi, Zulaikha tidak pernah berfikir bisa menikah melalui perjodohan, apalagi dengan seseorang yang tidak ia cintai, bertemu saja tidak pernah!

Namun, ia sangat percaya dengan sang Ayah, sosok Ayahnya tidak akan menjodohkan ia dengan sembarang orang. Tapi, masalah nya bukan di sana, melainkan seseorang yang sudah ada di dalam hati nya entah sejak kapan.

"Ya Allah, Zulay tau kalo perasaan ini timbul dari kehendak engkau, tapi zulay hanya ingin satu ya Allah, jagalah hati zulay dari berlebihan mencintai makhluk nya di bandingkan pada engkau ya rabb. Zulay ga mau... Kalo zulay hilang arah karna seseorang makhluk mu ya Allah." Lirih Zulaikha yang tanpa sadar meneteskan air mata.

Rasa sesak di dalam hatinya kembali datang. Sungguh, ia tidak bisa menikah dengan orang yang tidak di cintainya, mengingat di dalam hati nya sudah terbesit seseorang, yang ia yakin baik untuk masa depannya dunia akhirat. Tapi, lagi-lagi perasaan itu di uji, dengan ada nya perjodohan ini.

"Hamba tidak tau ya Allah apa rencanamu, tapi hamba yakin, jika rencana mu sebaik-baiknya rencana,
Ya rabb, jika apa yang ku cintai saat ini akan pergi, maka biarkan hamba gembira atas kepergian nya, karna hamba yakin, bahwa merelakan adalah dari sebaik-baiknya mencintai dalam keikhlasan." Sambung ia dengan perasaan guncang, karna ia yakin, semuanya sudah takdir yang diberikan Allah padanya.

Setelah merasa dirinya tenang, Zulaikha kembali memasuki kamar nya, berjalan pelan ke arah laci meja belajar, mencari sesuatu yang ia simpan di dalam sana.

Sesudah ia mendapat kan barang itu, ia pun kembali mendudukkan diri di pinggir tempat tidur-Nya.

Di genggam nya benda itu erat, sambil kembali meneteskan air mata, "wahai sang pemilik tasbih ini, siapa kah engkau? Bahkan namamu saja sampai ini belum aku ketahui. Tetapi, dengan akhlak yang engkau punya, telah membuat aku mencintai sosok dirimu." Ucap Zulaikha lirih, sambil menggenggam erat benda tersebut.

GENGGAMAN HALAL-NYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang