Jangan lupa vote sebelum baca!
***
"Terima kasih," ungkap Celine ketika tangannya menerima satu kantong plastik kecil berwarna putih dari Jevin.
"Aku belikan obat pengurang rasa sakit dan salep. Itu juga ada obat pencegah kehamilan. Sebaiknya segera kamu minum sebelum terlambat!" ucap Jevin.
Celine mengangguk sembari tersenyum palsu.
Baru saja ia merasa di atas awan - mengira Jevin telah luluh padanya. Namun ternyata pria itu masih bersikap seolah benar-benar tak menginginkan Celine. Terbukti dengan keberadaan obat pencegah kehamilan yang ia berikan, yang itu berarti Jevin masih tidak ingin terikat lebih lanjut dengan Celine.
Jevin mengambilkan segelas air untuk Celine dan langsung menyerahkannya hingga membuat Celine kembali mendongak.
"Aku hanya ingin memastikan jika kau akan benar-benar meminumnya," ujar Jevin dengan raut wajah yang dingin.
Tak mau ribut, akhirnya Celine segera mengambil satu butir obat yang telah Jevin berikan, dan memasukkannya ke mulut. Ia mengambil alih segelas air dari tangan Jevin dan menegaknya hingga tandas.
Beberapa detik kemudian, setelah Celine sudah kembali menormalkan napasnya, ia memberikan kembali gelas kosong itu pada Jevin dan menatap manik gelap suaminya tersebut.
"Sudah, kan? Puas?" ketus Celine.
"Jangan lupa segera obati dirimu! Ingat, kan, kau masih harus menemaniku ke pesta,c Jevin mengingatkan, tetapi dengan nada datar kemudian pergi begitu saja.
Celine menghela napas panjang. Setelah memastikan jika Jevin sudah benar-benar keluar dari kamarnya, wanita itu segera mengambil kembali pil yang tadi sempat ia sembunyikan di bawah lidahnya.
Ia membungkus pil yang sudah sedikit tergerus oleh salivanya itu dengan tisu, lalu cepat-cepat membuangnya ke tempat sampah.
"Ck, sialan!" umpat Celine menahan rasa pahit di lidahnya.
***
Malam harinya, Jevin dan Celine menghadiri pesta salah satu rekan bisnis Jevin, yang menjadi tujuan utama mereka datang ke Bali.
Pesta itu diadakan dengan sangat mewah dan meriah.
Sebelum berangkat, Jevin sudah memberikan beberapa wejangan untuk Celine, tentang bagaimana Celine harus bersikap selama di pesta.
Begitu pun Celine yang langsung mengingatkan Jevin jika Jevin harus selalu tampak manis padanya selama di pesta.
Jevin memutar bola matanya malas mendengar reminder dari Celine yang satu itu.
Tanpa mau menanggapi, ia segera masuk ke mobil dan menunggu Celine duduk di sebelahnya tanpa banyak bicara. Setelah itu, mobil yang mereka tumpangi pun segera membelah jalanan kota Bali yang cukup ramai di akhir pekan seperti ini.
"Wow, siapa ini? Eh pengantin baru kita sudah datang," sapa seorang pria saat melihat kehadiran Celine dan Jevin di tempat pesta.
Sejak masuk ke area pesta, Celine sudah langsung mengaitkan lengannya pada Jevin. Tentu, Jevin sempat menolak. Namun Celine segera memberi kode agar Jevin tidak terlalu banyak bertingkah demi imej mereka sebagai pasangan suami-istri yang baru saja melangsungkan pernikahan.
Celine menyapa satu per satu kenalan Jevin dengan ramah. Soal bersosialisasi dengan kalangan atas, kemampuannya memang tidak perlu diragukan. Tentu. Celine sudah sangat terbiasa dengan hal itu sejak usia muda.
"Wah ... jadi benar ya gosip itu? Wakil direktur Gm Grup masih muda dan sangat cantik. Jevin beruntung bisa mendapatkan Anda," puji salah seorang teman Jevin, yang Celine ketahui bernama Rama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lips's Affair
RomantikWarning mature 21+ Tubuh wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu menegang bersamaan dengan datangnya gelombang gairah yang mengakhiri kegiatan panasnya malam ini bersama seorang pria. Keduanya saling berpelukan hingga si pria menarik kepunyaannya d...