12. Kebenaran

319 72 12
                                    

WARNING⚠

INI ADALAH FANFIC YAOI. OTOMATIS BAKAL ADA ADEGAN DEWASA COWOK×COWOK 🔞

JANGAN SALAH LAPAK, KALO JIJIK, SILAKAN NAGA JUSEYO.

IDE CERITA INI ADALAH HASIL IMAJINASI OTAK SAYA. PARA TOKOH YANG SAYA SEBUTKAN TIDAK SEPERTI FF INI DI REAL LIFE.

HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN.

HAPPY READING.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

•••ATLANTIS•••
✧[CHANBAEK]✧
---------------------------------






"Dasar anak tidak berguna!"

Prang!!

Eufemos menutup mata saat beling-beling tajam itu menerobos kakinya. Sakit? Tentu saja. Namun Eufemos sudah biasa menutupi rasa sakitnya dari dunia.

"Dari kau kecil aku berusaha mendekatkan-mu dengan Triton, apa untuk ini?! Untuk ku saksi sendiri bagaimana Triton akan menikah dengan orang lain! Dimana akal mu?! Jika kau tidak bisa mengambil hatinya maka rayu dia dengan tubuhmu!"

Melihat Ayahnya berapi-api, Eufemos diam saja sambil mendengarkan. Jujur, hatinya terlampau sakit. Saat dia kecil, Eufemos punya salah satu keinginan, kelak akan dia buat Ayahnya sayang kepadanya dan kembali menerima Ibunya. Tetapi saat sudah besar-pun, Eufemos gagal mendapatkan kasih sayang seorang Ayah.

"Pertama yang menghalangi adalah bocah busuk itu! Apa kau tau berapa kesalahan-mu?! Kau tau!!?"

"Ayah—"

"Aku tidak butuh kau panggil seperti itu! Yang kubutuhkan adalah kekuasaan. Itu bisa terwujud saat kau bisa menikah dengan Triton. Lalu sekarang apa?!"

Sedih. Tidakkah Ayahnya tau bahwa Eufemos hancur? Kenapa dari dulu Ayahnya hanya mementingkan ego? Apa kekuasaan jauh lebih berharga daripada ia dan Ibunya?

"Kesalahan-mu yang pertama, kau gagal membunuh Atlas pada malam itu. Ya ke dua, kau gagal mencelakai Atlas bahkan setelah melakukan perjanjian dengan mahluk itu. Dan ketiga, racun itu gagal membunuh Atlas, padahal aku—tunggu! Kau sengaja?! Eufemos apa kau sengaja melakukan hal itu!?"

"Ayah, aku minta maaf tetapi aku tidak bisa lagi... Aku benar-benar tidak bisa berbuat lebih dari aku membunuh seluruh keluarganya. Aku minta maaf."

Sedetik setelah Eufemos meminta maaf dengan berurai air mata, punggungnya menghantam dinding dengan begitu keras. Tidak hanya sampai disana, Hegmool bahkan dengan bengis mencekik leher putranya tanpa ampun.

"Kau memang anak pembawa sial. Sejak kelahiranmu, aku selalu mendapatkan nasib malang. Membusuk lah kau dan Ibumu dineraka!"

Eufemos pikir, suatu saat dia akan mendapatkan belaian kasih sayang Ayah. Suatu saat Ayah akan tersenyum tulus dan sayang padanya. Suatu saat Eufemos akan melihat bagaimana Ibunya akan kembali dicintai Ayah seperti dulu. Ia pikir dengan menuruti segala keinginan Ayah, ia akan disayang. Ia pikir ia bisa mendapatkan hati Ayah walaupun menjadi pembunuh. Ya, Eufemos pikir...

ATLANTIS : The Last City [CHANBAEK.On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang