WWL03

1.2K 104 8
                                    

Kuea sangat terkejut dan segera memegang lengan wanita tua itu, namun wanita tua itu mengepiskan tangan Kuea.

"Maafkan saya Khun Mae." ujar Kuea dan wanita itupun menangis.

"Jahatnya anak ini. Beraninya dia mendorong wanita yang sudah tua renta sepertiku." teriaknya sambil memukul2 lututnya.

"Akan aku laporkan kau ke polisi." teriak wanita tua itu.
Dan Mae Kaew yang mendengar ada keributan pun masuk dan Lian pun terpaksa menyusul Maenya.

"Ada apa, Nhu?" tanya Mae sambil memegang pipi Kuea dan Kuea pun menatap Mae Kaew sambil tersenyum dan memegang tangannya.

"Tidak apa2 Khun Mae. Khun Mae tidak usah khawatir, na." ujar Kuea.

"Tentu saja dia harus khawatir. Kau akan masuk penjara, dasar anak kurang ajar." teriak wanita itu lagi.

Beberapa orang yang ada di sana akhirnya membantu wanita tua itu berdiri dan wanita itu pun memegangi punggungnya.

"Tolong Khun, bisakah kita bicarakan ini?" ujar Kuea dengan wajah yang sangat ketakutan.

"Baiklah aku tidak akan melaporkan masalah ini pada polisi, tapi kau harus membayarku 2 juta Baht, mampu tidak kau?" teriak wanita itu dan Kiea pun membelalakkan matanya.

Tak lama kemudian seorang polisi pun datang, dia dipanggil oleh salah seorang pembeli di sana.

"Ada apa ini?" tanya polisi itu.

"Anak ini mendorongku, Pak." teriak wanita itu dan Kuea pun menggelengkan kepalanya.

"Saya tidak sengaja, Pak." ujar Kuea.

"Baiklah kita selesaikan masalah ini di kantor polisi, bagaimana? Atau kalian mau menyelesaikan ini secara kekeluargaan di sini?" ujar polisi itu.

"Baik saya akan membayar 2 juta Baht." teriak Mae Kaew lalu Mae pun mengeluarkan kertas2 dan memberikannya pada wanita tua itu.

"Apaan ini? Ini hanya kertas biasa apa kau ingin kutuntut juga untuk penipuan?" teriak wanita itu pada Kaew.

"Jangan bentak ibuku." teriak Lian dan maju mendekati Mae Kaew.

"Aku lihat kalau kau hanya penipu dan kau berani membentak ibuku yang jelas sedang sakit." bentak Lian lagi.

"Siapa kau? Sok sekali mau membayar 2 juta Baht sedangkan ibumu sendiri membeli coklat setiap hari hanya membayar dengan kertas." ujar wanita itu pada Lian.

"Perkenalkan namaku Lian Panich dan aku pemilik perusahaan Pentagon." ujar Lian dan membuat wanita itu membelalakkan matanya.

Wanita itu tahu tentang perusahaan itu karena anak dan cucunya yang bekerja di sana.

"Apa kau mau melanjutkan masalah ini ke polisi? Karena aku bisa menjadi saksi kalau semua ini hanya kecelakaan di karenakan kau ingin menghancurkan barang2 di sini." ujar Lian.

"Kau siapanya tersangka?" tanya polisi itu pada Lian.

"Aku tunangannya." ujar Lian dan Mae Kaew pun tersenyum lebar.
Namun semua yang ada di sana ternganga mendengar kalau CEO pentagon mempunyai tunangan seorang pria dan hanya seorang kasir mini market kecil.

"Sudah2, aku hanya menguji saja. Aku membatalkan tuntutanku. Lebih baik aku pergi saja." ujar wanita tua itu.

Wanita tua itu sebenarnya ketakutan kalau Lian tahu kalau dia adalah ibu dari pegawai Lian dan akan memecatnya karena ibunya yang seorang penipu.

Akhirnya semua orang yang di sana pun bubar dan pergi dari sana.
Yim pun lalu menutup mini market itu dengan Lian, Mae Kaew dan Kuea masih di dalam.

"Terima kasih Phi atas bantuannya." ujar Kuea sambil membungkukkan badannya.

"Lian apa benar Nhu adalah tunanganmu? Mae sangat bahagia, kenapa kau tidak pernah bilang pada Mae?" ujar Mae Kaew yang membuat Lian dan Kuea saling pandang dengan terkejut.

"Mae." ujar Lian.

"Lian, Mae mohon maukah kau membawa Nhu tinggal bersama kita? Mae mohon na, naaaa." ujar Mae Kaew.

Dan Lian pun menatap Kuea lalu menatap Maenya yang memasang wajah memohon.

Mae Kaew lalu mendatangi Kuea dan memeluknya.

"Ikut dengan Mae na, naaa?" ujar Mae Kaew dan Kuea pun hanya tersenyum canggung menatap pada Mae dan Lian bergantian.

Lian lalu menghampiri Mae dan merangkul bahunya.

"Mae, Lian harus membicarakan dulu tentang ini dengan Nhu, na?" ujar Lian dan Mae pun cemberut.

"Baik. Bicarakan sekarang. Mae akan menunggu." ujar Mae dan menatap Kuea dengan murung.

"Khap Mae. Mae tunggu sebentar, na!" ujar Lian dan memegang bahu Kuea lalu membawanya menjauh dari Mae.

"Maafkan saya Nhu. Nhu namamu bukan?" ujar Lian dan Kuea pun tersenyum.

"Phi boleh memanggilku begitu, tapi namaku Kuea, Phi." ujar Kuea dan Lian pun mengangguk.

"Nhu, maukah kau bekerja untukku menjaga Mae? Aku akan membayarmu berapapun yang kau pinta, Phi minta tolong. Mae sakit Alzaimer karena terlalu stress yang di alaminya karena kematian ayah Phi. Phi mohon na!" ujar Lian.

"Jika Mae kembali kecewa, Phi takut akan terjadi apa2 pada Mae." ujar Lian dan menatap Maenya yang menggenggam kedua tangannya karena gugup dan Kuea pun melihat pada Mae.

Kuea pun merenung lalu melihat pada Mae lagi.

"Tapi Phi, Kuea tidak punya pengalaman apa2 untuk mengurus Mae yang sakit." ujar Kuea.

"Tidak apa2, kau hanya temani saja dia. Berpura2lah kalau kita tunangan. Phi mohon na!" ujar Lian lagi.

Kuea pun kembali merenung dan menatap Mae lagi.
Kuea merasa kalau Mae sudah seperti Maenya sendiri yang sudah meninggal.
Setelah beberapa saat akhirnya Kuea menghela nafas panjang dan menatap Lian yang menatapnya dengan gugup.

"Baiklah Phi." ujar Kuea sambil tersenyum dan Lian pun tersenyum lalu melihat pada Maenya.

"Khop khun na!" ujar Lian dan Kuea pun mengangguk.

Akhirnya Lian berjalan kembali ke Mae bersama Kuea.

"Mae, Nhu mau tinggal bersama kita." ujar Lian dan Mae pun tersenyum dengan lebar lalu memeluk Lian dan berjalan lalu memeluk Kuea dan mencium pipi Kuea membuat Kuea pun tersenyum semakin lebar.







TBC

𝙒𝙝𝙮 𝙒𝙝𝙮 𝙇𝙤𝙫𝙚 (ZeeNunew) (022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang