WWL09

991 96 11
                                    

Hari itu Kuea harus mengantarkan Mae ke rumah sakit dengan menggunakan taksi.
Dan akhirnya mereka pun berangkat.

Sesampainya di sana dokter yang biasa merawat Mae sedari awal pun menyambut Mae.

"Nyonya Kaew, bagaimana kabarmu?" ujarnya dan dia pun heran melihat Kuea yang mengantar Mae.

"Aku baik2 saja Park, bagaimana denganmu?" tanya Mae.

"Aku baik2 juga, nyonya. Siapakah ini?" ujar dokter Park pada Kuea dan Kuea pun memberi wai pada dokter Park.

"Dia tunangan Lian, Park." ujar Mae dan mengejutkan Park lalu menatap Kuea yang tersenyum malu.

"Ohh. Selamat Mae, kau akhirnya akan mendapatkan menantu." ujar Park sambil tertawa kecil dan Mae pun terlihat bahagia menatap pada Kuea.

Akhirnya Kuea pun menunggu Mae yang sedang di periksa oleh dokter Park.

Sementara di tempat lain Lian terkejut karena Saint datang ke kantor Lian.

"Ada apa kau kemari, Saint?" tanya Lian dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

"Aku ingin menyelesaikan masalah kita Phi." ujar Saint dan menatap Lian.

"Apa lagi yang harus kita selesaikan, Saint? Keputusanku masih tetap sama." ujar Lian.

Lalu Saint pun berjalan mendekati Lian dan mencium bibir Lian.
Lian pun menatap heran pada Saint.

"Baiklah Phi. Phi menang. Aku bersedia hanya menjadi teman ranjangmu. Aku mencintai Phi dan aku ingin bersama Phi dengan atau tanpa status." ujar Saint.

Seharusnya Lian senang dengan keputusan yang buat, namun entah mengapa Lian merasa tidak enak dalam hatinya.

Saint pun tersenyum dan duduk dipangkuan Lian sambil melingkarkan tangannya di leher Lian lalu perlahan menurunkan wajahnya dan mencium bibir Lian.

Lian pun memegang pinggang Saint dan membalas ciuman Saint.

"Lian." teriak Mae yang tiba2 ada di sana bersama Kuea, dan membuat Lian dan Saint terkejut lalu Lian sedikit mendorong badan Saint dan mereka berdua pun berdiri.

Flash back

Setelah selesai pemeriksaan dokter kembali ke ruangannya bersama Mae dan menemui Kuea.
Kuea segera berdiri dan mwmwgang lengan Mae dan mengikutinya duduk kembali di depan meja dokter.

"Selamat nyonya, sepertinya penyakitmu banyak kemajuan. Sepertinya kehadiran menantumu sangat membantu." ujar Park sambil tersenyum dan menuliskan resep untuk Mae.

"Iya dok. Semenjak dia ada di rumah aku merasa tidak kesepian lagi. Aku bahagia dengan adanya dia di sampingku, dia juga mengurusku dengan sangat baik." ujar Mae sambil mengelus pipi Kuea.

Setelah selesai semuanya Kuea dan Mae pun menghampiri sebuah taksi lalu menaikinya.

"Nhu, kita berkunjung ke kantor Lian dulu, ya? Kita berikan kabar bahagia ini padanya." ujar Mae dan Kuea pun mengangguk.

Flash back end

"Mae. Apa yang Mae lakukan disini?" ujar Lian dan berjalan menghampiri Mae.
Lian menatap Kuea yang tertunduk dan memegangi pundak Mae.

Plak..

Tiba2 Mae menampar Lian yang membuat Kuea dan Saint terkejut.

"Teganya kau ya. Kau tinggalkan tunanganmu untuk mengurusku yang merepotkan ini sedangkan kau bersenang2 di sini." teriak Mae dan Lian pun hanya terdiam.

"Mae, Mae tolong jangan marah, na. Nhu tidak apa2. Mae ingat kesehatan Mae, na!" ujar Kuea dan memeluk Mae.

"Kita pulang, na Mae? Ayo." ujar Kuea lagi dengan sangat khawatir.

Lian pun menatap Kuea yang terlihat bingung dan sangat khawatir.

"Mae, bukan begitu." ujar Lian pelan.

"Jangan menyangkal, Lian. Mae melihat dengan mata kepala Mae sendiri." teriak Mae lagi.

"Hia tolong jangan berkata apa2." ujar Kuea dan menatap pada Lian dan Lian pun menunduk.

"Ayo Mae kita pulang." ujar Kuea dan kembali merangkul bahu Mae.

"Kau, pergi kau dari sini. Aku tidak akan pergi sebelum dia pergi." teriak Mae pada Saint.
Saint pun merasa sangat sakit hati pada kedua ibu dan anak itu.

Anaknya yang tidak mau mengakuinya sementara ibunya yang mengusir dia dan mempermalukannya.

"Dia bukan tunangan Phi Lian, tapi aku." teriak Saint dan Kuea juga Lian membelalakkan matanya menatap pada Saint yang berjalan mendekati mereka.

"Apa kau bilang?" ujar Mae dan menatap pada Saint.

Dan ketika Saint kembali akan membuka mulutnya.

"Diam." teriak Kuea pada Lian dan Saint dengan mengeraskan rahangnya dengan marah.

"Apa kalian berdua punya hati? Mae sedang sakit, bisakah kalian sedikit kasihan padanya. Jangan ada yang berbicara lagi." ujar Kuea dan Lian pun hanya terdiam.
Sementara Saint mendapatkan perlakuan seperti itu semakin marah dan kesal.

"Kau itu hanya pembantu, jangan berani2nya kau memerintahkan kami." teriak Saint dan Lian pun menatap pada Saint.

"Diam Saint." teriak Lian dan Saint pun akhirnya berjalan pergi dengan wajah yang sangat marah menatap pada mereka semua.

"Apa? Kau katakan padanya kalau Nhu adalah pembantu?" ujar Mae dan LianKuea pun terdiam.

"Kau benar2 keterlaluan Lian." ujar Mae sambil menangis, Kuea pun melihat pada Mae dan terkejut.

"Mae, jangan seperti ini. Nhu mohon, na. Demi Nhu, Mae jangan menangis." ujar Kuea dan memeluk Mae.

Mae pun memeluk Kuea dan tiba2 mata Mae membelalak dan tubuhnya melunglai melorot di pelukkan Kuea.
Kuea benar2 sangat kaget begitupun dengan Lian.

"Mae.." teriak Kuea dan Lian yang segera memeluk tubuh Mae dan menggendongnya lalu meletakkannya di sofa.

"Mae, bangun Mae.. Mae bangun." teriak Kuea sambil menangis dan menguncang2 lengan Mae lalu mengusap wajahnya.
Sementara Lian segera menelepon rumah sakit.

Kuea terus memeluk Mae, hingga tak lama beberapa orang paramedik pun datang dan segera membawa Mae ke dalam ambulan.

Kuea berlari mengikuti brankar yang membawa Mae sambil terus menangis, diikuti oleh Lian.











TBC

𝙒𝙝𝙮 𝙒𝙝𝙮 𝙇𝙤𝙫𝙚 (ZeeNunew) (022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang