"Sekali lagi terima kasih, Yim." ujar Kuea sambil memeluk Yim di depan pintu dan melambaikan tangan.
Setelahnya Kuea pun menutup pintu dan berjalan ke ruang keluarga dimana Lian sedang bekerja dengan laptopnya.
"Jadi hari ini kau ulang tahun, Nhu?" tanya Lian.
"Khap Hia." ujar Kuea sambil tersenyum.
"Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?" tanya Lian dan Kuea pun mengernyitkan dahinya.
"Untuk apa Hia. Ini hanya hal yang tidak penting." ujar Kuea dan menundukkan kepalanya.
"Kata siapa ini hari yang tidak penting?" ujar Lian dan Kuea pun menatap Lian.
"Hari ini adalah hari yang baik, Nhu. Hari dimana kau lahir di dunia ini." ujar Lian.
"Entahlah Hia. Mungkin Kuea tidak ingin dilahirkan." ujar Kuea dan berjalan ke arah kamarnya.
Lian pun menatap Kuea dan menggelengkan kepalanya.
.
.
Keesokan harinya Lian tiba2 pulang lebih awal dan membuat Kuea terkejut."Hia sudah pulang? Maaf Hia, Kuea tidak tahu jadi Kuea belum membuat makan malam." ujar Kuea dan Lian pun tersenyum.
"Hari ini kau tidak perlu memasak, kita pergi makan diluar untuk merayakan ulamg tahunmu. Mandilah dan ganti pakaianmu, Hia tunggu." ujar Lian dan duduk di ruang keluarga.
"Hia." ujar Kuea namun Lian menatap tajam pada Kuea dan menutup mulutnya dengan satu jarinya.
"Shh. Ganti pakaianmu, cepatlah. Jangan membantah." ujar Lian dan Kuea pun tersenyum dan berjalan ke dalam kamarnya.
Setelah mandi dan berganti pakaian Kuea pun menatap cermin dan menghela nafasnya dengan tersenyum.
"Hia, Nhu sudah siap." ujar Kuea dan Lian pun menatap Kuea dan mengangguk.
"Ayo kita pergi." ujar Lian dan mengambil jasnya lalu berjalan keluar apartemen diikuti oleh Kuea.
Tak lama Lian dan Kuea pun tiba di sebuah restoran mewah dan Kuea pun menatap restoran itu dengan terpesona.
"Sawadikhap tuan. Apa anda sudah memesan tempat tuan?" tanya seorang pelayan pada Lian.
"Sudah." jawab Lian.
"Atas nama siapa tuan?"
"Lian Panich." jawab Lian dan pelayan itu pun memeriksanya dan menganggukkan kepalanya.
"Oh iya. Mari ikuti saya tuan Panich." ujar pelayan itu dan berjalan lalu Lian dan Kuea pun mengikuti pelayan itu.
Pelayan itu membawa Lian dan Kuea ke sebuah tempat duduk di teras atap restoran itu.
Kuea tersenyum setelah melihat pemandangan di atas gedung restoran itu."Wahhh.." gumam Kuea dan Lian yang mendengar itu pun tersenyum.
Lian dan Kuea pun duduk di sebuah kursi yang hanya mempunyai 2 kursi yang saling berhadapan.
"Kita bisa melihat kota Bangkok dari sini Hia." ujar Kuea dengan bahagia.
"Hmm." gumam Lian.
Kuea pun berdiri dan berjalan ke pagar penghalang dan menatap ke bawah dan depannya.
Lian pun mengikuti Kuea dan berdiri di samping Kuea."Kau suka?" tanya Lian dan Kuea pun tersenyum lebar sambil mengangguk.
Lian dan Kuea pun memandang gelapnya kota Bangkok.
Mata Kuea tak henti melihat seluruh pamandangan kota Bangkok dan Lian menatap Kuea lalu tersenyum.Lian terus menatap Kuea.
Lian merasa susah sekali memalingkan matanya dari memandang pria mungil di sampingnya itu."Phi Lian, sedang apa kau disini?" tanya Saint yang secara kebetulan sedang makan juga di tempat itu dengan beberapa temannya.
Lian dan Kuea pun berbalik dan melihat pada Saint.
"Saint." ujar Lian.
Saint menatap pada Kuea dan mengeraskan rahangnya.
"Oh jadi sekarang dia pengganti Maemu? Phi tidak pernah mengajakku pergi keluar. Apa dia penggantiku, sebagai TEMAN RANJANGmu." ujar Saint dengan menekankan kata 'teman ranjang dan Kuea pun menatap pada Lian.
"Tidak ada yang menggantikanmu Saint." ujar Lian yang membuat Saint tersenyum dan Kuea pun menunduk.
"Lalu dia?" ujar Saint dan menunjuk Kuea.
"Maaf Phi, Hia. Nhu tidak ada urusan dengan hubungan kalian. Lebih baik kalian selesaikan tanpa Nhu." ujar Kuea dan akan berjalan menjauh namun tangan Lian memegang tangan Kuea dan menahannya untuk pergi lalu Lian menatap Kuea.
"Hia membawamu kemari karena ingin merayakan ulang tahunmu, Nhu. Jangan pergi." ujar Lian dan membuat Saint semakin panas, dan Kuea pun menatap Lian.
"Kuea tidak mau disangka menjadi orang ketiga di antara kalian, Hia." ujar Kuea dan Lian pun tersenyum.
"Nhu tidak akan pernah menjadi orang kesatu atau kedua atau seterusnya." ujar Lian.
"Hia, Nhu akan menunggu di dalam, Hia selesaikan dulu masalah Hia dengan Phi Saint. Beri Phi Saint kejelasan tentang hubungan kalian. Jika sudah, apapun keputusan kalian Nhu tentu saja akan menerimanya. Apakah Nhu akan merayakan ulang tahun Nhu disini dengan Hia atau Hia memanggilkan taksi untuk Nhu pulang." ujar Kuea lalu berjalan masuk ke dalam restoran dan duduk di salah satu kursi disana.
"Phi, apa dia penggantiku?" ujar Saint setelah melihat Kuea masuk lalu Lian kembali menatap Saint.
"Sudah Phi bilang tidak akan ada yang menggantikanmu." ujar Lian dan Saint pun menundukkan kepalanya.
"Lalu kenapa Phi tidak mau memberiku status?" ujar Saint.
"Saint maafkan Phi. Phi bilang tidak akan ada yang menggantikanmu karena Phi sudah tidak mau lagi bermain2. Kali ini Phi ingin serius. Karena Phi merasakan sesuatu pada Kuea." ujar Lian dan membuat Saint menangis dan mengeraskan rahangnya.
"Maksud Phi, Phi mau menjalani hubungan dengannya setelah bersamanya hanya beberapa bulan saja? Sedangkan aku? Apa kekuranganku Phi?" ujar Saint dengan nada yang mengeras.
"Phi sendiri tidak tahu. Phi tidak bisa memaksakan perasaan Phi. Perasaan Phi ini muncul dengan sendirinya tanpa Phi rencanakan." ujar Lian.
"Phi sungguh keterlaluan." teriak Saint dan berjalan cepat keluar dari tempat itu.
"Maafkan Phi, Saint." gumam Lian.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙒𝙝𝙮 𝙒𝙝𝙮 𝙇𝙤𝙫𝙚 (ZeeNunew) (022)
FanfictionLian Panich adalah seorang pengusaha yang dingin dan tidak suka dengan keterikatan dalam suatu hubungan yang menurutnya hanya akan membatasi gerakkannya. "Kenapa? Kenapa cinta bisa merubah prinsip hidup seseorang?" Sedangkan Kuea Chawarin adalah seo...