WWL04

1.1K 104 10
                                    

Akhirnya Kuea pun pindah ke apartemen Lian dan Maenya.
Lian menyiapkan kamar untuk Kuea.
Dan hari itu Kuea pun datang dengan membawa satu koper kecil pakaian2nya.

Mae pun tersenyum lebar sambil memeluk Kuea ketika dia tiba.

"Nhuuu... Akhirnya Nhu datang juga. Mae sudah menunggumu." ujar Mae Kaew dan Kuea pun tersenyum dan membalas pelukkan Mae.

"Khap Khun Mae. Nhu kan harus membereskan dulu pakaian2 Nhu, Khun Mae." ujar Kuea.

"Kenapa kau masih memanggilku Khun? Panggil Mae saja na!" ujar Mae dan Kuea pun tersenyum lalu mengangguk.

"Khap Mae." ujar Kuea.

"Ayo Mae antar Nhu ke kamar Nhu." ujar Mae dan Lian pun tersenyum melihat Maenya begitu bahagia dan mengikuti Kuea dan Mae.
Namun Lian terkejut ketika Mae membuka kamarnya dan membawa Kuea masuk ke sana.

"Ini kamarmu bersama Lian, Nhu." ujar Mae dan Kuea pun membelalakkan matanya lalu menatap Lian.

"Kamar Nhu dengan Phi Lian?" tanya Kuea sambil tersenyum kikuk.

"Hmm. Kalian sudah bertunangan kan?" tanya Mae dan LianKuea pun hanya tersenyum dan mengangguk.

Mae lalu tersenyum dan mendorong badan Kuea untuk masuk ke dalam kamar.

"Mae, Mae lebih baik Nhu tidur di kamar lain dulu saja, na?" ujar Lian dan Kuea pun tersenyum dan mengangguk.

"Memangnya kenapa? Kalian kan sudah bertunangan?" tanya Mae.

"Iya tapi kami belum menikah, Mae." ujar Lian lagi.

"Kau tidak punya hubungan dengan Saint tapi kalian sering tidur bersama." ujar Mae dan Lian pun terkejut dengan perkataan Mae dan menatap Kuea yang tersenyum malu.

"Mae. Saint berbeda dengan Nhu. Nhu tidak mau satu kamar sebelum menikah, na?" ujar Lian dan menatap Kuea dan Kuea pun mengangguk.

"Khap Mae. Lebih baik kami satu kamar nanti saja setelah kami menikah." ujar Kuea dan memegang lengan Mae.

"Tunggu sebentar, Mae baru ingat." ujar Mae lalu menatap Lian.

"Apa kau selingkuh dari Nhu dengan Saint? Karena Mae baru ingat kalau Saint baru menginap di sini beberapa hari lalu." ujar Mae dan Lian pun menjadi salah tingkah.

"Karena tidak mungkin kau tunangan dengan Nhu setelah baru bertemu beberapa hari kan?" tanya Mae lagi.

"Lian dengan Saint tidak mempunyai hubungan apa2 Mae." ujar Lian.

"Mae tahu, tapi kalian selalu tidur bersama, kau pikir Mae bodoh." ujar Mae dengan kesal.

"Baiklah. Kau lebih baik tidur di kamar yang lain. Biarkan dia menyelesaikan dulu hubungannya dengan Saint. Pokoknya Mae hanya mau Nhu yang jadi menantu Mae. Mae tidak suka pada Saint." ujar Mae dan membawa Kuea yang bernafas lega.

Akhirnya Kuea pun di tempatkan di kamar belakang.

"Nhu tidak apa2 tidur di sini? Ini kan tempat pembantu Nhu. Mae tidak rela." ujar Mae dan Kuea pun tersenyum lalu memeluk Mae.

"Tidak apa2 Mae. Yang penting Nhu dekat dengan Mae dan Phi Lian." ujar Kuea dan Mae pun tersenyum.

"Kau anak baik, Nhu. Oh iya panggil Lian dengan Hia. Hia dan Nhu." ujar Mae dan mencubit pipi Kuea.

"Khappp." ujar Kuea dan memeluk Mae lagi dan Lian pun tersenyum.

Mae biasanya tidak mau ada orang lain di dalam rumah ini karena itu mereka tidak mempunyai satu orangpun pelayan.
Namun Lian merasa heran mengapa ibunya bisa menerima Kuea.

Kuea pun membereskan pakaian dan barang2 yang dia bawa.
Dan akhirnya sorepun tiba.

"Nhu, Mae mau membeli coklat dulu, na." ujar Mae dan Kuea pun segera berlari dan memegang tangan Mae.

"Mae sekarang kan sudah ada Nhu. Biar Nhu yang beli na?" ujar Kuea dan Mae pun mengelus pipi Kuea dan memberikan kertas pada Kuea lalu Kuea pun mengambilnya.

"Mae tunggu na, jangan kemana2." ujar Kuea sambil berlari keluar dan pergi ke mini market tempat dia dulu bekerja.

"Yim, Yim ini aku beli ini. Cepat aku buru2" ujar Kuea dan Yim pun segera melayani Kuea dan memberikan struk serta kembalian.

"Ada apa Kuea?" ujar Yim yang bingung.

"Tidak ada apa2 hanya saja aku meninggalkan Mae sendiri." ujar Kuea sambil berlari dan melambaikan tangan pada Yim.

Tak lama Kuea pun sudah tiba di apartemen dan ketika dia membuka pintu Lian sudah ada di depan pintu.

Kuea yang terengah2 membuat Lian heran.

"Darimana kau? Mengapa terengah2 begitu." tanya Lian dan Kuea pun menunjukkan coklat di tangannya sambil masuk ke dalam dan menghampiri Mae yang terduduk di ruang keluarga.

"Mae ini. Kuea cepat kan?" ujarnya sambil duduk di samping Mae.

"Kha, Nhu sangat cepat." ujar Mae sambil tersenyum.

Mae pun membuka coklat itu dan memakannya.

"Mae, bolehkan Nhu bertanya?" ujar Kuea dan Mae pun mengangguk.

"Kenapa Mae setiap hari harus membeli coklat itu?" tanya Kuea.

"Karena coklat ini mengingatkan Mae pada Pho. Lagipula jika memakan ini Mae tidak akan merasa lapar lagi nanti malam." ujar Mae dan Kuea pun mengangguk.

"Bagaimana kalau Nhu masakkan untuk Mae makan malam?" ujar Kuea pada Mae dan Mae pun menatap Kuea.

"Benarkah? Nhu bisa memasak?" tanya Mae.

"Tentu saja, Mae. Nhu sudah tinggal sendiri sejak 10 tahun yang lalu, jadi Kuea harus belajar memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah." ujar Kuea dan membuat Mae memurung.

"Berapa umurmu, Nhu?" tanya Mae.

"Sekarang Nhu 21 Mae." ujar Kuea dan tiba2 Mae pun meneteskan airmata dan mengelus pipi Kuea.

"Berarti kau sudah sendiri sejak kau berumur 11 tahun?" ujar Mae dan Kuea pun mengangguk.

"Kasihan kau nak." ujar Mae dan memeluk Kuea.

"Tidak apa2 Mae. Nhu bisa, Nhu kuat." ujar Kuea sambil tersenyum.

Lian pun mendengarkan pembicaraan Kuea dan Mae dan Lian melihat Kuea yang memeluk Mae. Kata2 dan raut wajahnya jauh berbeda.

'Nhu kuat, Nhu bisa.' itu hanya kata2 tapi wajahnya menunjukkan betapa Kuea sedih dan lelah.











TBC

𝙒𝙝𝙮 𝙒𝙝𝙮 𝙇𝙤𝙫𝙚 (ZeeNunew) (022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang