Siang itu Lian dan Kuea baru pulang dari pemakaman Mae dan mereka pun masuk ke kamar apartemen.
Kuea berhenti di ruang keluarga dan Lian pun menatap Kuea.
"Ada apa Nhu?" tanya Lian.
Kuea pun berbalik dan menatap Lian.
"Hia, hari ini adalah hari terakhir Nhu di sini. Nhu ingin berterima kasih pada Hia karena Hia sudah menyelamatkan Nhu dari wanita di mini market dan juga Hia sudah meminjamkan Mae pada Nhu. Terima kasih banyak Hia." ujar Kuea sambil membungkukkan badannya.
Lian menatap Kuea lalu memegang bahu Kuea dan mengangkatnya sambil tersenyum.
"Hia juga ingin berterima kasih pada Nhu, Nhu sudah memberikan kenangan terindah untuk Mae di akhir hidupnya. Nhu juga sudah begitu menyayangi Mae." ujar Lian.
Namun tiba2 Kuea menunduk dan menangis tersedu2.
"Nhu rindu Mae." isak Kuea.
"Nhu." ujar Lian pelan dan berjalan menghampiri Kuea lalu menarik kepala Kuea dan memeluknya.
Kuea menundukkan kepalanya di dada Lian dan tangannya meremas kemeja yang Lian pakai dan Lian pun memegang belakang kepala Kuea dan tangan lainnya merangkul bahu Kuea.
"Kuea sudah kehilangan orangtua Kuea sejak lama dan baru dari Mae, Kuea merasakan kembali bagaimana rasanya di sayang dan di cintai. Tapi kenapa hanya sebentar. Apa Kuea sebegitu sialnya? Semua yang Kuea sayang pasti pergi meninggalkan Kuea." ujarnya dengan setengah berteriak dan menginjak2kan kakinya dengan keras.
Lian merasakan betapa Kuea merasa sangat kesal dan marah pada keadaannya.
"Kuea lelah Hia, Kuea capek. Kuea harus bagaimana?" ujar Kuea lagi.
Dan Lian yang mendengar itu segera menarik pipi Kuea dan menundukkan sedikit kepalanya dan menatap wajah Kuea.
"Dengarkan Hia, Nhu. Nhu harus bertahan, Nhu harus lebih kuat lagi. Hia akan ada untuk Nhu." ujar Lian dan Kuea pun menatap Lian.
Lian perlahan menurunkan wajahnya dan mencium bibir Kuea.
Kuea membelalakkan matanya lalu mundur sambil mendorong dada Lian.
Dan Lian baru tersadar apa yang baru saja dia katakan dan lakukan.Kuea menunduk dan melirik kiri kanan lalu berjalan cepat ke kamarnya.
Sementara Lian menjilat bibirnya lalu memikirkan apa yang baru saja dia lakukan pada Kuea.'Kenapa aku melakukan itu?' pikir Lian dengan bingung.
Lian pun duduk di sofa ruang keluarga dan menyandarkan punggungnya lalu memandang kosong ke sembarang tempat.
Sementara Kuea di kamarnya membaringkan badannya di atas tempat tidur lalu memegang bibirnya.
"Mengapa Hia melakukan itu?' batin Kuea.
.
.
Sore harinya Kuea keluar dari kamar karena harus membuat makan malam untuk mereka berdua dan Kuea pun berusaha melupakan apa yang terjadi tadi siang.Kuea lalu membuat makan malam dan setelah beberapa saat hidangan pun telah jadi dan Kuea pun menatanya di atas meja makan.
Setelah selesai Kuea duduk di kursi meja makan lalu menatap kursi tempat Mae biasa duduk.
Kuea tersenyum dan tak lama airmata pun jatuh di pipi Kuea.Kuea menghapus airmatanya dan menundukkan kepalanya di atas meja makan dengan kedua tangannya terlipat di meja.
Lian pun menghampiri Kuea lalu mengelus kepala Kuea yang membuat Kuea terkejut dan sedikit terlonjak dari duduknya.
"Nhu. Maafkan Hia, na. Hia tidak sadar apa yang Hia lakukan tadi. Maaf na?" ujarnya dan Kuea pun kembali menunduk.
"Nhu ingat Mae?" tanya Lian lalu duduk dan menatap Kuea.
"Hmm." gumam Kuea dan kembali menatap kursi Mae.
"Ingat terus Mae, na. Hanya Nhu dan Hia yang Mae punya." ujar Lian dan Kuea pun tersenyum dan mengangguk.
"Nhu tidak akan pernah melupakan Mae, Hia. Kuea sayang sekali pada Mae." ujar Kuea dan menahan airmatanya sambil kembali tersenyum.
Dan mereka pun mulai makan dan setelah selesai.
"Hia. Bagaimana dengan Nhu? Apa Hia masih mau Nhu mengurus rumah ini atau Nhu harus pergi?" tanya Kuea.
"Nhu harus tetap disini dan menjaga rumah ini. Hia yakin kalau itu yang Mae mau." ujar Lian dan Kuea pun tersenyum.
.
.
Hari2 mereka lalui hanya berdua di rumah itu.
Kuea tetap mengurus rumah itu dan seperti yang dipinta Lian, Kuea pun pindah dan tidur di kamar Mae.Hingga hari itu Kuea sedang memasak makan malam dan Lian belum pulang dari kantornya.
Tiba2 pintu depan ada yang mengetuk dan Kuea pun segera membuka pintu."Surpriseee.." teriak Yim dan Kuea pun tersenyum lebar.
Yim berdiri di depan pintu dengan kue kecil dan lilin ditengahnya.
"Selamat ulang tahun kami ucapkan...." Yim pun bernyanyi untuk Kuea dan Kuea pun bertepuk tangan dan setelah Yim masuk Kuea segera menutup pintu dan bertepuk tangan lagi.
"Make a wish dan tiup lilinnya Kuea." ujar Yim dan Kuea pun mengangguk sambil tersenyum lalu Kuea pun membuat tanda wai dan memejamkan matanya.
Tak lama Kuea membuka matanya dan meniup lilin itu.
"Yeyyy.." teriak Yim lagi.
"Selamat ulang tahun Kuea. Semoga kau selalu bahagia dan mendapatkan semua cita2mu." ujar Yim dan Kuea pun tersenyum dan meneteskan airmata.
"Terima kasih Yim. Kau ingat." ujar Kuea dan menghampiri Yim lalu memeluknya.
"Jangan menangis Kuea." ujar Yim dan membalas pelukan Kuea.
"Ayo makan kuenya. Ini chesscake kesukaanmu lho." ujar Yim dan Kuea pun tersenyum dan mengambil kue itu dari tangan Yim lalu berjalan ke sofa ruang tamu dan duduk disana bersama Yim.
Kuea memakan kue itu dan berbincang dengan Yim.
Tak lama kemudian pintu terbuka dan Lian masuk ke dalam dan terkejut dengan Yim dan Kuea yang ada di sana."Sawadikhap Phi." ujar Yim.
Kuea dan Yim berdiri dan Yim pun memberi wai pada Lian.
"Maaf mengganggu Phi." ujar Yim.
"Tidak apa2. Silahkan teruskan saja." ujar Lian dan berjalan ke dalam.
Yim dan Kuea pun kembali duduk dan berbincang lagi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙒𝙝𝙮 𝙒𝙝𝙮 𝙇𝙤𝙫𝙚 (ZeeNunew) (022)
FanfictionLian Panich adalah seorang pengusaha yang dingin dan tidak suka dengan keterikatan dalam suatu hubungan yang menurutnya hanya akan membatasi gerakkannya. "Kenapa? Kenapa cinta bisa merubah prinsip hidup seseorang?" Sedangkan Kuea Chawarin adalah seo...