WWL14

960 85 5
                                    

Kuea masuk ke dalam kamar apartemen dan melihat Lian yang berdiri di ruang tamu.

"Hia apa yang Hia lakukan disitu?" tanya Kuea yang sedikit terkejut dan menutup pintu.

"Dari mana kamu, Nhu?" ujar Lian dan Kuea pun memperlihatkan kantung plastik di tangannya.

"Beli kopi Hia." ujarnya sambil berjalan ke dapur dan Lian pun mengikuti Kuea.

"Hia kenapa belum makan?" tanya Kuea yang melihat makan malam yang masih utuh di atas meja makan.

"Hia menunggumu." ujar Lian dan duduk di kursi meja makan.

"Oh.. Maaf Hia, tapi Nhu sudah makan barusan. Hia makan saja, Nhu buatkan kopinya." ujar Kuea sambil berbalik dan mengambil cangkir kopi.

"Makan dengan siapa?" tanya Lian dan menatap Kuea dengan wajah sedikit kesal.
Kuea pun menatap Lian dan melihat wajah Lian yang kesal.

"Dengan teman lama Kuea, Hia. Memangnya kenapa?" tanya Kuea dan menatap Lian.
Dan Lian pun menghela nafas panjang.

"Apa Kuea tidak boleh berteman? Kuea pikir ini bukan urusan Hia selama Kuea melakukan tugas Kuea." ujar Kuea dan membuat Lian menatap Kuea dengan kesal lalu berdiri dan berjalan ke kamarnya.

Kuea pun menarik nafas panjang dan bingung dengan kelakuan Lian yang tidak suka dengan pertemanan Kuea.

Kuea lalu berjalan ke kamar Lian dan mengetuk pintunya.

"Hia.. Apa Hia tidak akan makan malam?" teriak Kuea sambil mengetuk pintu kamar Lian.

Tak lama Lian pun membuka pintu dan menatap Kuea di depannya.

"Aku mau makan atau tidak juga bukan urusanmu." ujar Lian dengan ketus dan membuat Kuea semakin kesal dengan nada Lian.

"Ada apa dengan Hia? Apa lagi salah Kuea sehingga Hia marah seperti ini?" tanya Kuea dengan kesal.

Dan Lian pun mengeraskan rahangnya dan mundur akan menutup pintu kamarnya.

"Jawab Kuea. Apa salah Kuea pada Hia?" tanya Kuea dan memegang daun pintu kamar Lian.

"Hia mau tidur. Pergilah." ujar Lian sambil menatap mata Kuea dan Kuea pun melepaskan pegangannya lalu Lian pun menutup pintu.

Kuea pun mengayunkan tangannya seperti hendak memukul lalu berjalan kembali ke dapur dan membereskan makan malam dan memasukkannya ke dalam lemari es sambil mengerutu.

Sementara Lian di dalam kamar berusaha menahan amarahnya, namun Lian pun sadar mengapa dia harus marah pada Kuea.
Lian merasa sangat marah namun dia pun tidak mengerti mengapa dia sangat marah pada Kuea.

Keesokan paginya Lian keluar dari kamar dan menghampiri Kuea di meja makan yang sedang menata meja makan dengan sarapan.
Kuea melihat pada Lian dan memalingkan wajahnya.

"Maafkan Hia. Hia hanya khawatir kau terlambat pulang kemarin." ujar Lian sambil melihat ke piringnya.

Kuea pun menatap Lian lalu sedikit tersenyum, namun Kuea kembali memasang muka kesal dan duduk di depan Lian dan mengambilkan roti ke piring Lian.

Lian kembali menatap Kuea dan Kuea pun membalas menatap Lian yang membuat Lian memalingkan wajahnya. Kuea pun tersenyum kecil.
.
.

Keesokan harinya di kantor, sepanjang hari pikiran Lian penuh dengan siapa yang bersama Kuea kemarin.

Ketika waktu makan siang Lian pun tidak dapat menenangkan pikiran hingga Lian pun segera naik ke mobilnya dan langsung menuju ke apartemen.

Sedangkan Kuea sedang makan siang dengan Type sesuai janji mereka kemarin.
Mereka ingin melanjutkan bercerita dan mengingat masa lalu.

Lian pun masuk ke dalam apartemen dan tidak dapat menemukan Kuea disana.
Lian lalu segera keluar kembali dan berjalan ke mini market tempat Yim bekerja.

Setibanya di sana Lian pun menemui Yim dan bertanya tentang Kuea.

"Maaf nong, apa Kuea ada kemari?" tanya Lian dan Yim pun heran dengan kekhawatiran Lian.

"Maaf Phi, apa terjadi sesuatu pada Kuea?" tanya Yim yang menjadi ikut khawatir terjadi sesuatu pada Kuea.

"Aku tidak dapat menemukan Kuea di apartemen." ujar Lian dan Yim pun akhirnya menghela nafas lega.

"Ohh.. Aku kira ada apa. Kuea sedang bersama temannya, tadi dia kemari lalu pergi bersama temannya. Katanya mereka akan makan siang di restoran sekitar sini, Phi. Jangan terlalu khawatir." ujar Yim.

Namun Lian bukannya tenang malahan menjadi semakin khawatir dan segera keluar dari mini market itu dan berjalan cepat dan melihat ke setiap restoran yang dia lewati.

Hingga Lian melihat Kuea yang sedang duduk berhadapan dengan Type sambil tertawa2 di sebuah restoran.

Lian pun segera masuk dan menghampiri Kuea dan Type.

"Nhu." ujar Lian dari belakang Kuea dan Kuea pun segera membalikkan kepalanya.

Kuea sangat terkejut dengan kedatangan Lian yang setahu dia, Lian sedang bekerja.

"Hia? Apa yang Hia lakukan disini?" tanya Kuea dan berdiri.

Type pun mengernyitkan dahinya sambil menatap Kuea dan Lian.
Type melihat raut wajah Lian lalu tersenyum.

"Siapa dia nong?" tanya Type dan berdiri lalu berjalan mendekati Kuea lalu merangkul bahunya.
Type melihat tatapan Lian yang terlihat sangat cemburu.

"Ohh. Kenalkan ini Phi, ini Hia Lian, dia bisa dibilang majikan Kuea, Phi. Hia kenalkan ini Phi Type, dia teman lama Kuea." ujar Kuea dan Type pun mengulurkan tangannya pada Lian.

"Senang berkenalan dengan anda tuan Lian. Terima kasih sudah menjaga Kueaku." ujar Type yang membuat Kuea menatap pada Type dan Lian yang membelalakkan matanya serta mengeraskan rahangnya.

Tiba2 Lian menarik tangan Kuea dari pelukkan Type.
Type melepaskan rangkulannya dan memegang tangan Kuea.
Membuat Kuea berada di tengah2 Lian dan Type yang saling memegang satu tangan Kuea.

Type tersenyum pada Lian dan mengeraskan pegangannya pada Kuea.
Lian pun menatap Type dan tidak melepaskan Kuea.
Sementara Kuea sangat bingung dengan kejadian itu.
Kuea pun bergantian menatap Type dan Lian.

"Apa2an kalian berdua. Lepaskan Kuea." ujar Kuea.

Namun genggaman tangan Lian dan Type tidak melonggar.

"Auww sakit." teriak Kuea.

Dan Lian terkejut dan menatap Kuea yang meringis lalu melepaskan tangan Kuea.
Type tersenyum lebar dan ikut melepaskan tangan Kuea.











TBC

𝙒𝙝𝙮 𝙒𝙝𝙮 𝙇𝙤𝙫𝙚 (ZeeNunew) (022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang