WWL29

832 76 3
                                    

3 hari setelahnya Kuea akhirnya sembuh total.
Bi Jaa pun sudah kembali ke tempat lamanya.
Bi Jaa adalah pelayan Mae Lian semenjak muda dan menjadi pelayan setia keluarga Panich.

Hari itu Kuea kembali bangun pagi dan menyiapkan sarapan, sementara Lian pun akan mulai berangkat kembali ke kantor.

Ketika Kuea masih bekutat di dapur Lian yang sudah rapih dengan setelan bekerjanya pun berjalan menghampiri Kuea.

Lian memeluk Kuea dan mencium pipi Kuea.
Kuea tersenyum dan memberikan pipinya pada Lian.

"Kau membuat apa Nhu?" tanya Lian dan kembali berjalan lalu duduk di kursu meja makan.

"Hanya membuat roti bakar saja Hia." ujar Kuea dan Lian pun mengangguk.

"Hia akan pergi lebih pagi hari ini. Banyak pekerjaan Hia yang menumpuk." ujar Lian dan Kuea pun segera menata meja makan.

"Hmm. Sebentar lagi juga selesai Hia." ujar Kuea dan mengambil roti yang baru selesai terpanggang dari toaster.

Lian segera mengambil roti itu dan toping2nya dan dengan terburu menyantapnya.
Sementara Kuea mengambil tas dan jas Lian di dalam kamar.

Tak lama kemudian Lian pun selesai makan dan segera berangkat ke kantornya.
Hari itu pun mereka lewati dengan normal.

Hingga malam pun tiba dan jam menunjukkan pukul 8 malam namun Lian masih belum juga pulang.
Kuea melirik jam dan menunggu Lian di ruang tamu apartemen.

Kuea sudah menyangka kalau Lian akan pulang terlambat hari itu karena pekerjaannya.
Dan Kuea pun merasa khawatir kalau Lian terlalu lelah.

Jam pun menunjukkan pukul 10 malam ketika akhirnya pintu apartemen pun terbuka dan Lian berjalan masuk.

Kuea pun segera bangun dari duduknya dan menghampiri Lian.

"Hia akhirnya Hia pulang juga. Apakah banyak sekali pekerjaannya?" tanya Kuea dan mengambil tas dari tangan Lian sambil menatap wajahnya.

"Hmm. Lumayan banyak." ujar Lian sambil tersenyum dan memeluk Kuea lalu menaruh dagunya di bahu Kuea.

Kuea pun memeluk tas Lian dengan satu tangannya dan tangan lainnya mengusap2 punggung Lian.

"Hia sangat lelahkah?" tanya Kuea namun tidak ada jawaban dari Lian.
Lian hanya memeluk Kuea dan memejamkan matanya.

"Mau Kuea siapkan air panas untuk Hia? Apa Hia sudah makan?" tanya Kuea lagi.

Lian pun mengangkat kepalanya dari bahu Kuea dan memegang pipi Kuea lalu tersenyum dan mengangguk.
Kuea pun tersenyum.

"Kuea siapkan air panas untuk Hia mandi ya?" ujar Kuea.

Lian tersenyum lalu mengangguk dan kemudian Lian mencium pipi Kuea.
Kuea pun segera berjalan ke kamar Lian dan menyiapkan air panas untuk mandi Lian di kamar mandi kamar Lian.

Ketika Kuea sedang membungkukkan badannya untuk mengecek suhu air tiba2 Lian memeluk pinggang Kuea dan menariknya.

Setelah Kuea kembali berdiri Lian pun membalikkan badan Kuea dengan pandangan yang penuh dengan nafsunya.
Lian mengelus pipi Kuea hingga ke bahu Kuea.

Kuea melihat Lian, kemeja Lian pun sudah tidak lagi terkancing dan bagian bawah kemeja itu sudah keluar dari dalam celana panjang katunnya.

"Apa Hia boleh memintanya sekarang?" tanya Lian dan menatap wajah Kuea lalu mencium bibir Kuea.

Kuea pun memejamkan matanya dan membalas ciuman Lian.
Kuea merangkul leher Lian dan Lian memegang pinggang Kuea.
Perlahan tangan Lian memasuki kemeja yang Kuea pakai dan mengusap2 punggung dan perut Kuea.

Tak lama kemudian tangan Lian keluar dari dalam kemeja Kuea dan perlahan membuka kancing kemeja Kuea satu persatu.

Ketika di tengah2 Lian melepaskan ciumannya dan menatap Kuea sambil terus membuka kancing kemeja Kuea yang tersisa.

Namun Lian yang menatap wajah Kuea melihat ada berbagai macam perasaan yang dirasakan oleh Kuea.

Wajah Kuea menunjukkan kekhawatiran, ketakutan namun Kuea hanya menatap tangan Lian yang membuka kancing kemejanya.

Setelah kancing kemeja Kuea sudah terbuka seluruhnya, Lian melepaskan kemeja itu perlahan mulai dari bahu Kuea.

Lian terus nenatap wajah Kuea yang semakin terlihat pucat dengan senyum yang terlihat terpaksa.
Lalu Kuea pun menatap Lian dan memajukan wajahnya akan mencium bibir Lian.

Namun Lian memundurkan wajahnya dan kembali menutup kemeja Kuea yang baru terbuka bagian bahunya.

Sekarang wajah Kuea terlihat terkejut melihat Lian yang kembali menutup kancing kemeja Kuea satu persatu.
Kuea pun menatap Lian dengan mata yang sedikit berkaca2.

Setelah kancing kemeja Kuea kembali tertutup semua, Lian pun memegang pipi Kuea lalu mengelusnya dan mencium bibir Kuea dengan lembut.

"Nhu, Hia akan menghormati dan menuruti keputusan Nhu. Nhu tidak perlu memaksakan diri jika Nhu tidak mau. Hia minta maaf na kalau permintaan Hia menjadi beban untuk Nhu. Hia rak Nhu, bukan hanya tubuh Nhu." ujar Lian sambil tersenyum dan Kuea pun akhirnya meneteskan airmatanya dan memeluk Lian dengan erat.

"Terima kasih Hia. Maafkan Nhu na?" isak Nhu.

Lian pun membalas pelukan Kuea sambil tersenyum dan mencium pipi Kuea.

"Tidak apa2, jangan menangis atau kau akan membuatku juga menangis." gumam Lian.

Setelah beberapa saat, mereka pun melepaskan pelukan mereka dan Kuea menghapus airmata yang mengalir di pipinya.
Kuea lalu menatap Lian.

"Kuea ingin membahagiakan Hia, Kuea ingin memberikan apa yang Hia mau. Hia sudah mau menuruti kemauan Kuea untuk berkomitmen maka Kuea juga ingin sekali memberikan apa yang Hia mau. Maafkan Kuea na Hia?" ujar Kuea dan Lian pun tersenyum lalu memegang kepala Kuea.

Lian kembali memeluk Kuea.

"Kuea rak Hia." ujar Kuea yang membuat senyuman semakin lebar di bibir Lian.













TBC

𝙒𝙝𝙮 𝙒𝙝𝙮 𝙇𝙤𝙫𝙚 (ZeeNunew) (022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang