03. The Infiltration

73 4 0
                                    

"Hyah... " Seorang Pria cungkring berteriak penuh kemenangan ketika akhirnya raket Ate tidak bisa meraih  bola Squash yang dipukulnya......

"Nice game Bro.... " Lirih Ate seraya meraih tangan si cungkring dan membawanya dalam jabatan....

Sejenak mata besar pria di samping Ate memandanginya penuh tanya

"Kenapa ...Abang Baik? " Lirih si cungkring meraih Es Teh dalam gelas Plastiknya

Ate sejenak tersenyum kemudian terduduk di Kursi pinggir lapangan itu "capek aja kali ya Le... Nanti balik mau cek ke klinik.... Mungkin darah rendahku" Ucap Ate yang melepas kaosnya dan mengelap tubuhnya yang penuh keringat.... Sore itu mereka menyempatkan diri untuk sekedar catch up dengan bermain squash di selatan Jakarta

Ale berjongkok di depan si wajah Persegi dan mengelus pelan Pahanya " It's not Physical... Ada sesuatu dalam pikiran lo te? Mau cerita " Ujar si cungkring hangat

Ate terdiam sejenak.... Pikiran Randomnya mengganggu sejak kemarin.... Pikiran tentang Hiro Antasena...... Kalo laki laki itu begitu dekat dengan Ditto kenapa dia berlaku seperti orang Asing saat bertemu Ate?  Kenapa Ditto gak cerita kalo ada orang penting yang magang di kantornya?

"Te? " Ujar sang adik angkat memecahkan lamunan Mauliate....

"Ka....kamu kenal  Taufan Antasena Le? " Lirih Ate dengan pandangan Gusar, Ale berdiri dan mengkertakkan pinggangnya...

"The Anggota legislatif Taufan Antasena te? Tau sih...pernah dengar.... Gak kenal kenal amat... Beda komisi sama Bu Suci... Kenapa gitu? " Timpalnya seraya terduduk di depan Ate

"Aku urus acara launching Debut Album Anaknya... Ankara Antareja.... " Lirih Ate

Ale mengangguk "ribet , kabar Nadia? Lo setres gara gara itu bocil te ? " Ujar si cungkring kemudian

Ate sejenak tertawa "no... Not her... Maksudku dia emang exceptionally Ribet... Tapi bukan itu.... " Senyumnya memandangi Ale....

"Lantas? " Bingung Ale kemudian

"Abangnya.... Hero..... " Gelisah Ate...

Ale terdiam kemudian "kenapa dengannya....? " Bingung Ale memandangi laki laki berkulit sewarna tembaga itu....

"Dia dua puluh satu tahun dan sedang magang di Askara Steel.... " Lirih Ate....

"Lalu? " Bingung si cungkring....

"I don't know.... Keluarga Antasena dan Askara kabarnya dekat dan mereka sama sama pernah tinggal di London ....Ditto dan Hero.... Maksudku.... Ada orang sepenting itu yang datang dan Ditto gak cerita? " Gelisah Ate lagi

"Finally Lo bener bener jatuh cinta sama Ditto ya bang" Ale terkekeh memandangi Ate yang pipinya bersemu merah

"Hah? " Ujar Ate bodoh dengan wajah yang makin merah padam

"Lo cemburu..... " Ujar Ale terbahak....

"Le.... Enggaklah..... " Tolak Ate lemah... Si cungkring makin tertawa mendengarnya

" Ya mungkin Ditto gak cerita karena emang Hero gak sepenting itu.... Dia belum tentu Gay... Right? "Senyum Ale mencoba menenangkan Ate tepat ketika sesosok kepala melongok dari luar ruangan Squash mereka...

" Lho Pak Ate.... " Ujar sebuah suara riang dengan mata berbinar binar.... Mauliate tak sadar berpandangan dengan Allegro

"Tepat saat dibicarakan " Keluhnya dalam bisikan... Kemudian Ate tersenyum lebar ketika sosok dengan jersey Tottenham Basah itu menghampiri mereka berdua

"Lho Hiro... Apakabar? kesini juga? " Ujar Ate berbasa basi....

"Ama temen SD futsalan Pak... Dari tadi sempet lihat bapak sekilas... Mau tegur ragu... Eh ternyata Bapak beneran.... " Timpal Hero seraya menjabat tangan Ate dengan Hormat

Pria Pohon dan Matahari Yang Terburu Buru : Ayat 4Where stories live. Discover now