07.the Collateral

29 3 0
                                    

Pagi itu mereka sarapan dalam diam.... Ditto masih dengan pengarnya dan Hiro yang duduk mengkerut terguncang di kursi pantry

"Aku bisa mengantarmu visum" Ujar Ditto memulai pembicaraan.... Hiro memandanginya kesal sesaat

"Dan membawa skandal ke keluargaku? " Dingin Hiro....

"Aku yang akan masuk penjara... " Lirih Ditto

"Dan aku harus mengaku pada dunia bahwa aku dilecehkan? " Timpal Hiro tergetar...

Mata mereka sejenak berpandangan... Pembicaraan buntu sampai di situ...

***********
"Bang Ate.... Sebuah kehormatan..... " Ujar wajah tampan dengan raut sumringah dari balik pintu.... Wajah itu amat menyambutnya... Wajah itu amat tidak mencurigakan

"Aku bingung.... Bisakah kau membantuku" Senyum Ate Rikuh... Wajah Hiro sesaat berkerenyit... Apa ini... Konfrontasi?  Bingungnya sesaat dalam hati...

"Hiro? " Ujar Ate sejenak tersadar....

Si tampan seketika terpecah dari lamunannya....

"Kau bingung dan karenanya aku bingung.... " Ujar Hiro mempersilahkan Ate duduk di sofa brokenwhite di ruang kerjanya yang terletak di askara tower....

"It's Kara.... " Ujar Ate memulai pembicaraan sementara Tak disadarinya Hiro menarik nafas panjang karena lega.....

*********
"SMP really.... I'm impress..... " Ujar Kara yang seketika meneguk air mineral dalam botolnya siang itu di Taman Ria senayan....

"Dan gue gak tahu kalo lo Diva yang sedang Predebut.... " Cengir Matahari cuek, Kara terpingkal sejenak

"Diva predebut... Mungkin sekali terdampar jadi one hit wonder... Or worst.... Selebritis kelas D..  " Senyum Kara hangat...

"Tujuan lo kan jadi Diva... Bukan jadi seleb kelas D... Kenapa harus peduli? " Lanjut Matahari yang kemudian terduduk sembarangan di lantai lapangan itu

"Manajemen resiko... " Tebak Kara....

Matahari tak sengaja memandangi sang gadis "kalo lo jual kesenangan... Gak seharusnya lo berpikir begitu menyedihkan...

Kara sejenak mencebik  " Kok gue berasa prostitute...? " Lirihnya masam

Pandangan Matahari membelah langit sore yang teduh itu... "Bukannya kita semua Lonte?" Ujarnya mendung...

"Kok Gitu? " Bingung Kara

"Sejak lahir... Nggak nggak nggak.... Sejak dibuahi kita harus menggadaikan sesuatu sebagai upaya melanjutkan hidup....." Ujar laki laki yang lebih muda....

"Hah? "

"Kita harus menangis untuk mendapatkan susu, kita harus berbagi saat bermain bersama teman teman, kita harus bayar saat  sekolah, mau jajan, naik angkot, kencing....Yeah pada akhirnya kita harus menjual Jiwa demi kelangsungan dan kenikmatan hidup.... Itu pelacurkan? " Ujar Matahari masam...

"Lo bilang pemikiran gue sedih.... Dan sekarang lihat diri lo" Jawab Kara seraya terduduk di samping Matahari

"Hanya menyampaikan perspektif.... Sambil mendengarkan lo boleh cemberut atau tersenyum.... " Jawab Matahari memandangi sang gadis

Kara tertawa mendengarnya "apapun ini.... Ini menyenangkan buat gue.... " Jawabnya kemudian seraya berdiri dan menawarkan tangannya pada Matahari.... Si bocah brewok tersenyum dan menerima tawaran itu....

"Kalo lo seneng gue juga seneng " Lirihnya seraya berjalan beriringan dengan Kara.... Tak disadarinya sang ibu yang mengawasinya dari jauh....

*********
"Well.... Maafkan jika Kara merepotkan bang Ate... " Ujar Hiro setelah mendengarkan penjelasan Mauliate...

Pria Pohon dan Matahari Yang Terburu Buru : Ayat 4Where stories live. Discover now