11.The Decision

8 1 0
                                    

Jogjakarta

Jati masih Asyik menyapu halaman Hostel pagi itu sambil mulutnya tak berhenti bicara dengan si mungil melalui hands-free bluetoothnya ...mencoba menenangkan laki lakinya yang masih uring uringan sejak kemarin karena tawaran pekerjaan yang di dapatkannya ..... Di tengah tamu yang sedang riuh rendah sarapan tiba tiba di muka hostel terlihat seorang laki laki tampan berwajah bintik dan rambut plontos berdiri dengan wajah pucat....

Jati terdiam

"to.... Tolong mas Jati...." ujar si laki laki sementara tangannya mencoba meraih Jati sebelum kemudian terjatuh pingsan di lantai lobby yang seketika menjadi lebih ramai di pagi itu....

********
Kara terbangun seketika dan mengerjapkan matanya.... Shit.... Aku sungguh sudah mengacau.... Sejenak dia meraih t shirtnya dan menutup pinggang ke bawahnya yang telanjang dengan selimut hotel....

"lo ngapain?" ujarnya sesaat....

Laki laki yang sudah rapi memakai seragam sekolahnya sejenak menengok "nebeng bentar gue lupa ada pr bahasa inggris" cengirnya terduduk di meja makan...

"lo buat gue merasa bersalah" lirih Kara...

Laki laki muda tampan dengan rambut rambut halus di wajahnya itu menengok dan bengong sejenak memandangi gadis itu "kenapa gitu?" ujarnya polos

"dude.... Kita having sex semalam.... Dan pagi ini kamu mengerjakan PR?... aku bahkan gak tau kamu udah punya KTP apa belum.... Aku bisa ditangkep polisi matahari..." kesal Kara terduduk di sofa....

Matahari tertawa melihat tingjah gadis itu "aku belum punya ktp but thanks god kamu punya persediaan kondom.... Jadi kupikir... We'll be Allright..." ujarnya mengangkat bahu....

"matahari...." lirih Kara kemudian...

Si laki laki berdiri menghampiri Kara setelah memasukkan buku ke ransel dan memakai tas sekolahnya itu di pundak... Kara sedikit terkekeh demi melihat celana seragam biru yang Matahari pakai

Dia bocah.... Dia masih bocah ujar perempuan muda itu di kepalanya dengan rasa penyesalan...

"look... Kamu fokus sama rangkaian launching ini dulu... Semalam kamu gelisah... Aku gelisah... Mungkin itu bukan cara terpintar... Tapi itu cara kita lari sejenak dari kegelisahan kita.... Kalo kamu ingin anggap itu bukan apa apa... Maka itu bukan apa apa... " senyum si Muda menawan seraya mengelus pipi Kara yang bingung... Untuk kemudian pergi memohon diri...

Kara terdiam memandangi pintu kamar hotel yang membisu itu... Dia bingung.... Amat bingung

**********
Ale menarik nafas panjang sebelum membuka ruang kerja milik suci Estrella di salah satu gedung Nusantara kawasan kompleks gedung DPR MPR itu....sejenak dahinya berkerenyit memandangi orang orang yang berkerumun di Kubikel Ndalu .... partnernya sebagai assisten Suci Estrella sekaligus anak Perempuan Anggota DPR itu ....

"Ada apa Lu?" Bingung Ale saat semua mata kemudian memandang kepadanya ...

"Lo tau ini Mas Le...?" Lirih Ndalu seraya menyerahkan koran pagi kepada Ale

"Apaan?" Bingung Ale sejenak melihat artikel yang ditunjuk oleh laki laki brewok itu ....

"Influenser...mengindustrialisasi seni dengan Jiwa ....bukannya ini...." Ucapan Ale terputus...

"Artikel ibu yang akan diterbitkan pada beberapa media online untuk nanti jam 9 ...." Jelas Ndalu seraya menunjuk nama di bawah Judul ....nama yang bukan nama sang Ibu...

"Taufan Antasena...?tapi...tapi bagaimana mungkin?" Bingung Ale lebih lanjut ....

"Ini sama ....kata per kata ...gak lupa dia ngasih pukulan ke Mama dengan menyatakan ...jangan seperti anggota legislatif mantan artis terkenal yang bukannya menggunakan Platformnya dengan baik ....malah menyebarkan porno...." Kesal Ndalu lebih lanjut ...

Pria Pohon dan Matahari Yang Terburu Buru : Ayat 4Where stories live. Discover now