13.the Conspiracy

19 1 0
                                    

"Gak usah capek capek lah Ra.... " Ucap Jati memandang laki laki tegap yang sedang Asyik mengepel lobby Rumah singgah sore itu....

"Setelah beberapa saat tiduran aja aku bosan mas... Udah izin Pascal kok.... Biar lebih berguna sedikit.... Lagi pula ngepel ini... Bukan hal yang susah kok" Cengir laki laki dengan wajah berbintik bintik itu.....

Jati sejenak terdiam "kamu belum cerita.... Apa yang sebenarnya terjadi...? " Ujar Jati memandangi laki laki tampan itu seraya menghempaskan tubuhnya ke sofa depan front desk....

Dara nyengir lagi mendengar pertanyaan Jati  "aku terjebak dalam relationship jelek.... Kami berlibur ke Jogja setelah melewatkan banyak waktu di  Parapat untuk mengelola resort di sana.... Long story short.... Kami bertengkar hebat.... Aku yang sedang demam kabur... Gak tahu lari kemana.... Jadi kesini aja.... " Ujarnya menjelaskan...

"Jadi kami itu kamu dan...? " Bingung Jati lebih lanjut....

"Pewaris tertua Grup Askara... Mas mungkin pernah dengar.... Ken.... Kenneth Askara? " Lanjut Dara menjelaskan....

"Kakak sepupu Pramuditto? " Ujar Jati mengira ngira....

"Yeah.... The triumvirat..... The Askara Boys.... Kenneth.... Brando..... Ditto.... " Timpal Dara mengangguk angguk....

"Dan Dimana Kenneth sekarang? " Jati kembali bertanya....

"Villa.... Kaliurang..... Entah aku lupa namanya...." Ucap Dara tak Acuh.... Sambil kembali mengepel.....

Jati terdiam mengawasi si tubuh kokoh.... Perlahan ditariknya nafasnya

Masalah apalagi ini.....

*********

Ndalu memasuki kediaman orang tuanya di kawasan Pejaten sore itu ....sejenak dia memandangi whatsapp laporan tentang peretasan email Sang Staff Ahli Ibunya .....si brilian yang gak lagi brilian .....Allegro Fajar Harison.....yang tampaknya sedang di dalam radar seorang anggota legislatif lainnya ....sekaligus raksasa bisnis properti Indonesia Taufan Antareja.....

"Apa kita gak bisa cari cara yang lebih elegan mas?....yang tidak merusak jiwa Ale?...." Terdengar suara dari dalam ruang kerja ....suara sang ibu yang tampaknya sedang berdiskusi hebat dengan ayah tirinya Sudrajat Widodokromo.....

.....ini tentang Ale? ...... Pikir Ndalu sesaat seraya mengerenyitkan dahinya ....perlahan didekatinya pintu ruang kerja itu

"Ale butuh hentakan Ci .... Kau tau dia merasa stuck .....dia butuh refreshment dan bersamamu ...bersama kita ....dia gak akan tertantang.....dia tumpul bersama kita sayang .." lirih Laki laki setengah baya yang terduduk di kursi di hadapan Suci ...

Tiba tiba pintu ruang kerja berkeriut membuka ....Suci dan Drajat memandang ke sumber suara ....

"Bapak dan Ibu tau tentang semua ini?" Kesal Ndalu memandangi kedua orang tuanya itu .....Suci dan Drajat kembali berpandangan ....

"Kau lihat dia Nak .... he's miserable....." Ujar sang Ayah dingin seraya meminum teh hangatnya

"Dia menderita karena kerja kita overlaping Bapak ....sekarang kita punya dua ahli dan satu peneliti ....kerja kalian beririsan ....kita perbaiki manajemen kita ....bukan malah mengecut mas Ale...." Kesal Ndalu lebih lanjut ....

Suci menatap suaminya dengan tatapan penuh pertimbangan, lalu menghela napas panjang. "Tapi cara ini terlalu kasar, Mas. Ale itu anak yang sensitif. Aku takut dia malah semakin terpuruk."

Sudrajat menggeleng pelan. "Ci, justru karena dia sensitif, dia butuh tantangan yang nyata. Jika kita terus melindunginya, dia tidak akan pernah berkembang. Lagipula, Taufan Antareja bukan orang sembarangan. Dia pasti punya rencana besar untuk Ale."

Pria Pohon dan Matahari Yang Terburu Buru : Ayat 4Where stories live. Discover now