16.the fight back

5 1 0
                                    

Jakarta beberapa hari sebelumnya,

Ale tampak bingung menghadapi seorang laki laki setengah baya yang mengajaknya bertemu di sebuah Kafe di sudut Mampang

"minum tehnya mas Allegro...." ujar laki laki itu memecah kesunyian ....

Ale sedikit terkaget kemudian mengangguk rikuh " Te ... terimakasih banyak pak Antareja...." lirihnya...

laki laki tua itu sejenak terkekeh "Taufan saja ....please....." ujarnya hangat

"ba...baik pak Taufan...." lirih laki laki cungkring itu gugup

"aku mendengar ada keributan di Kantor Suci Estrella beberapa saat lalu...." ujar sang Laki laki yang lebih tua memulai pembicaraan....

Ale menarik napas panjang "apa yang bapak tahu ....apa yang bapak mau tahu...." timpal laki laki muda itu memandangi laki laki tampan yang lebih tua

"yang kutahu kau tidak aman .....pertanyaan ku ....apakah kau merasa aman? " timpal Taufan misterius

"aman itu seperti gak aman Pak .. kenyataan hidup" timpal Ale kemudian ....

"kamu mengamankan Suci Estrella....dia bermain main dengan keamanan dan reputasimu...mana adil?" senyum Taufan lagi....

Ale terdiam memandangi laki laki itu....tycoon property sekaligus politisi unggul ....gerak geriknya sama sekali tidak bisa terbaca
"semua tidak pasti sebelum bisa dibuktikan,bapak"  tolak Ale

Taufan memandangi laki laki yang lebih muda itu "penuh determinasi,keras kepala dan emosian .... itu yang mereka bilang tentangmu..." ujar Taufan lebih lanjut

"dan dengan segala keburukan itu...kenapa bapak mengincar saya?" lirih Ale tidak mengerti ...

"energi.....energi yang mungkin Suci Estrella tidak butuhkan lagi...." sahut Taufan hangat....

sejenak ada rasa sakit di dada Ale ....setelah segalanya?....tidak dibutuhkan lagi?...enak amat.... kesalnya dalam hati kemudian dia bergegas berdiri dari meja itu....

"teri...terimakasih untuk Informasinya Bapak ...tapi saya pikir ...saya ...saya bukan pengkhianat...." ujar Si cungkring hormat....kemudian berjalan pergi meninggalkan Taufan....

"tanyakan semua pada Ndalu ....dia tahu kebenarannya...." ujar Taufan setengah berteriak pada Ale yang sudah berada di ambang pintu....sejenak laki laki bermata besar itu mengangguk dan memohon diri

*******

"apa maksudmu Ben?" ucap Haryadhi bingung sambil mengurut kepalanya yang tidak pusing

"dia seperti keponakan bagiku Mas Adhi ....dan Dia sahabat mendiang anakmu Dimas....." timpal Ben di telepon

Adhi sejenak menarik napas panjang "dia ....dia anakku juga Ben ...dia seperti anak buatku....." timpal Haryadhi kemudian ....kacamatanya merefleksikannya chart chart dan dokumen Excel laporan kinerja perusahaan ekspedisi milik keluarganya itu

"makanya ...kita bantu Ale ...aku gak mau dia terombang ambing diantara dua raksasa itu ....aku pikir ...Taufan Antasena tidak ada bedanya dengan Suci Estrella ...mereka hanya menjadikan Ale mesin untuk ambisi mereka...." ujar Ben berapi api ...

"dan kau  mau  aku ngapain Ben...?" lanjut Adhi bertanya ...

"pakai kembali baju besimu mas Adhi ....kita support Ale  untuk menghadapi semua kebingungan ini...." ujar Ben seraya menutup sambungan telepon

"Baba....Matahari mau ngomong" terdengar sebuah suara Bariton di ambang pintu ,bocah tampan cucunya itu tampak memandanginya dengan serius ...Adhi mencoba tersenyum 

Pria Pohon dan Matahari Yang Terburu Buru : Ayat 4Where stories live. Discover now