05.the london rain

52 3 0
                                    

"Pulang To.... Walau sekolah belum mulai kamu tetap butuh istirahat... " Ujar seorang laki laki dengan paras timur tengah yang masih asyik mengelap counter display Deli sederhana di sudut Piccadilly Street itu...

Ditto yang masih asyik mengepel sejenak mengelap keringatnya.... Dia tampak asyik menikmati kegiatan yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya di Jakarta itu

Mengepel lantai.....

Dengan sedikit paksaan sang ayah akhirnya mengizinkannya untuk mengambil pekerjaan Part time di Deli milik Supir Timur tengah sang Papa di Sudut Piccadily.... Dia bekerja tandem dengan rayhan... Anak Ahmed si supir.... Dan karena terlalu menikmati harinya tak disadari ini mendekati tengah malam dan dia tidak lelah sama sekali

London 2002 ....

Dia tidak pernah sembuh dari kehilangan atas Mauliate.... Tapi ini yang terbaik untuknya dan si bongsor.... Kalau menjadi Gay bukan hanya fase untuknya... Dia berharap itu hanya fase untuk Ate... Semoga dia mendapatkan hidup yang lebih baik.... Karena dia sungguh orang baik...

Tiba tiba pintu deli berkeriut membuka dan bel tanda orang masuk berdenting manis... Pembeli tengah malam...orang pulang lembur atau mabuk tipis tipis... Profil standar si lapar tengah malam

Ditto terbengong melihat bocah bermuka mendung yang mengambil kursi di pojok itu

"Siapa To? " Ujar Rayhan dari pantry

"Tuyul" Timpal si tampan tak sadar, si persia muda di pantry mengerenyitkan dahinya...

"Hah? "Gumam Rayhan...

"Nevermind.... " Ujar Ditto seraya meraih kertas pulpen dan buku menu.....

"Kelaparan? " Senyum Ditto pada si bocah yang masih berwajah mendung.. 

Si bocah hanya terdiam sambil memandangi Ditto....

"Iya aku bisa melihatmu.... Bocah yang kemarin terjatuh dari peron dan tertabrak kereta cepat di stasiun Picadilly adalah kaukasian... Jadi kupikir... Kau bukan arwahnya kan? Maksudku...aku masih bisa melihatmu" Cerocos  Ditto mencoba bersikap ramah.....

"Bacot.... " Ujar si muda galak....

Wajah Ditto terkaget sejenak memandangi anak itu.... Anjir galak amat si wawan... I bet namanya kalo gak wawan ya eko....sesama imigran aja ngeselin

"Sante aja mulutnya bocah....lo bukan satu satunya yang bisa bahasa di sekitar sini.....Laper? Gue ada indomie goreng... Mau? " Cengir Ditto menanggapi ketidakramahan sang pemuda cilik

Si bocah sejenak terbengong "jauh jauh pindah zona waktu ketemunya anak cipete juga" Ujarnya masam

"Hampir benar.... Gue sempet hidup di dharmawangsa.... Terus pindah ke bogor... Jadi mau indomienya? " Ujar Ditto menawarkan....

Bocah itu mengangguk tak sadar terdengar bunyi di perutnya . .. Ditto tertawa mendengarnya "gak usah di jawab... Lo tunggu sebentar... Feel free buat ambil minuman di lemari ya... " Ujar Ditto meninggalkan bocah yang terduduk di pojok itu...

Sang bocah terdiam mengawasi sosok Ditto yang menghilang di balik tirai dapur kemudian perlahan tersenyum ....

*********

Ate sedikit terkaget melihat siapa yang hadir di balik pintu, Ditto dengan senyum terkembangnya "aku bawa bubur ayam.... Kita sarapan? " Ujarnya hangat

"Darimana tahu aku belum makan? " Bingung Ate sejenak

"Ale berangkat pesawat pagi ke Surabaya bersama Suci Estrella dan Papa Mamamu ada project pembuatan Sound ke Bandung... So you are mostly sendirian dan kelaparan" Timpal Ditto yang dengan cekatan mempersiapkan mangkok di Pantry

Pria Pohon dan Matahari Yang Terburu Buru : Ayat 4Where stories live. Discover now