family, issues

131 18 0
                                    

selamat membaca🤍

-

"yunho"

"ya?"

"mikirin apa sih sampe ngelamun gitu? pasti lagi mikirin om-om itu kan?"

wajahnya seketika memerah mendengar pertanyaan wooyoung. tak bisa dipungkiri, yunho memang sedang memikirkan mingi. lebih tepatnya ia tidak bisa menghilangkan mingi dari pikirannya.

"aku cuma sedikit kepikiran soal mingi"

sama seperti pelanggan lainnya, yunho masih menganggap mingi sebagai pelanggan tetap di heaven's cloud. tapi sikap mingi tadi sore membuat pikirannya berubah 180°.

lagipula manusia mana yang tidak merasa aneh kalau harus bertemu dengan pelanggan yang sama dengan pesanan bunga yang sama setiap kali pria itu datang ke heaven's cloud?

baiklah, begini, selama yunho dan wooyoung bekerja sebagai florist di heaven's cloud, mereka sering kali mendapati pesanan yang sama dari pelanggan yang sama, dengan tujuan yang jelas.

namun, belakangan ini heaven's cloud selalu didatangi oleh pria itu setiap harinya dengan pesanan yang sama dengan tujuan yang tidak jelas. biasanya pelanggan lain akan membayar dan pergi dari toko setelah menerima pesanan mereka, tapi berbeda dengan mingi.

walaupun mingi memesan bunga setiap dua hari sekali, tapi setiap pagi ia selalu menghabiskan puluhan menit di heaven's cloud, padahal bouquet yang ia pesan tidak terlalu besar juga tidak terlalu rumit untuk dikerjakan. selain itu, terkadang mingi datang dengan membawa tiga cangkir kopi panas untuk dua orang florist disana, tentu satunya lagi untuk ia minum sendiri.

yunho heran, apalagi setelah tau bahwa pria itu adalah seorang dokter.

"emang dia ga kerja? maksud aku, dia dokter woo, setiap pagi atau sore dia selalu ngabisin waktunya di heaven's cloud. gimana sama pasien di rumah sakit?"

"mungkin tugas dia ga sebanyak itu yu. tapi.. bener juga apa kata kamu. masa seorang dokter bisa ngeluangin banyak waktunya diluar rumah sakit? mana dia cuma duduk di toko sambil minum kopi atau makan makanan yang dia beli"

dikecilkannya suara televisi yang menyala ditengah apartement kecil mereka itu oleh wooyoung. televisi itu tak lagi menjadi pusat perhatian keduanya. mereka sibuk dengan diskusi kecil soal pria dewasa itu.

"kalo kaya gini wajar ga sih woo?"

"kaya gini gimana maksud kamu? kepikiran soal om mingi?"

yunho mengangguk, "iya, sebenernya lebih ke.. penasaran sih"

wooyoung tergelak mendengar ucapan yunho, sampai-sampai snowy yang tengah tertidur diatas pahanya terbangun dan beranjak dari sana.

"sorry snowy," wooyoung mengusap punggung kucing putih itu, "yu, itu namanya bukan kepikiran. tapi kamu suka sama dia"

tak terima dengan kesimpulan asal-asalan itu, yunho melayangkan protes kecil untuk sahabatnya.

"kok kamu bisa nyimpulin kalo aku suka sama dia?"

sementara wooyoung hanya tertawa geli lantaran kalimat yang terucap dari mulut sahabatnya itu terdengar sangat kontras dengan wajahnya yang memerah.

"wooyoung! kok malah ketawa sih?!"

"nada bicara kamu kedenger panik tau! gini ya, kamu harusnya bisa bedain antara kepikiran sama penasaran. penasaran soal orang lain itu udah bukan hal yang wajar kalo kamu masih nganggap mingi sebagai pelanggan tetap heaven's cloud"

begitu ya?

"ah ngga woo, aku ga ada waktu buat suka sama orang lain"

disela obrolan mereka, yunho tiba-tiba saja merasa lapar, ia lantas beranjak dari sofa berwarna putih itu untuk memasak mie kesukaannya.

Heaven's Cloud Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang