mau lihat kucing putih di apartemenku?

95 16 2
                                    

selamat membaca🤍

-

"saya ga bakal lama kok wooyoung. kalo saya telat, kamu telfon aja, nomor saya udah kamu simpen kan?"

wooyoung mengangguk kecil, "hm.. oke? jangan aneh-aneh ya kalian berdua, awas aja kalo sampe yunho kenapa-napa–"

"udah ya woo, aku sama mingi berangkat dulu. byee wooyoung!"

di hari minggu pagi yang cerah ini, mingi dan yunho berencana untuk menghabiskan akhir pekan bersama. bisa dibilang ini adalah date pertama mereka? ya, simpulkan saja begitu, mingi pasti setuju.

biasanya baik yunho atau mingi menghabiskan akhir pekan dengan bermalas-malasan. tidak melalukan apapun selain makan dan tidur. tapi kali ini, mingi berinisiatif mengajak yunho untuk menghabiskan waktu bersama karena hubungan mereka semakin membaik selama tiga minggu terakhir.

"i need a caffein pup, kamu mau juga?"

"wednesday?"

mingi mengangguk, "iya, wednesday"

pup, lengkapnya puppy. panggilan spesial dari mingi itu melekat pada diri yunho. alih-alih merasa tidak nyaman, yunho malah suka saat mingi memanggilnya dengan panggilan spesial itu.

"kamu mau minum apa pup?"

ia tersenyum tipis saat mendengar panggilan itu keluar dari mulut mingi.

"ice caramel macchiato"

"ice americano sama ice caramel macchiato nya satu"

selesai memesan kopi, mereka berdua kemudian memilih untuk duduk santai terlebih dahulu di cafe sambil berbagi cerita tentang diri mereka masing-masing.

"sebelumnya saya minta maaf kalo menyinggung perasaan kamu. tapi kalo boleh tau, apa alasan pergi dari rumah dan pindah kesini?"

yunho terdiam sejenak, lidahnya kelu untuk bercerita soal masa lalunya dihadapan mingi.

"a– itu.."

"kalo belum siap cerita nggapapa, lain kali aja ya?"

meskipun mingi mengatakannya dengan wajah ceria, perasaan bersalah karena tidak bisa terbuka dengan orang baru muncul dibenak yunho.

"mungkin alasannya beda, tapi saya juga sama kaya kamu. saya pindah kesini karena saya kabur dari rumah," melihat reaksi yunho, mingi terkekeh di akhir kalimatnya, "untuk ukuran pria seusia saya, kedengerannya kekanakan ya?"

"ngga ngga. pasti ada alesan yang kuat sampe kamu pindah kesini"

sebenarnya seonghwa adalah alasan kuat kedatangannya ke kota ini. tapi mingi tidak mungkin mengatakan itu di depan yunho, kan?

mingi pergi dari rumah dengan membawa segudang perasaan campur aduk yang sulit diartikan. rasa salah, sedih, dan menyesal yang selalu menghantuinya setiap malam.

"terus.. orang tuamu gimana?"

"mereka? terakhir kali saya pulang ke rumah, mereka baik-baik aja"

ah.. apa pulang ke rumah masih bisa disebut kabur dari rumah? entahlah, yunho tidak mengerti, ia tidak ada disituasi yang sama seperti mingi.

"kalo kamu?"

"aku.. aku putus kontak sama mereka"

sebenarnya mingi terkejut, tapi ia berusaha terlihat biasa-biasa saja di depan yunho.

"tapi aku yakin mereka pasti baik-baik aja. masih ada kakakku yang ngurusin mereka, bareng suaminya," lanjut yunho.

yunho tidak yakin sejujurnya, ia membohongi dirinya sendiri, lagi. kabar terakhir yang ia dengar dari kedua orang tuanya adalah mama yang sakit-sakitan.

Heaven's Cloud Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang