abg dan dongeng pengantar tidur

84 8 2
                                    

berawal dari yunho yang tidak sengaja melihat cincin yang terkalung pada leher wooyoung, ucapan selamat dari yunho, sunwoo, dan sunhee membuat harinya jadi lebih baik, meskipun ia belum siap memakai cincin itu di jari manisnya.

ia bahkan belum memberi tau keluarganya tentang hal ini. ia benar-benar belum siap dengan apa yang akan terjadi kedepannya setelah cincin itu tersemat dijari manisnya.

"kenapa? cerita aja, aku dengerin kok"

yunho tau soal itu, sahabatnya punya tingkat kepekaan yang tinggi.

tadi pagi setelah sunwoo dan sunhee datang untuk mengontrol heaven's cloud dan memberinya ucapan selamat, wooyoung nampak tersenyum sambil berterimakasih pada ibu dan anak itu, tapi tidak ada binar dimatanya.

"aku belum siap yu"

yunho mengerti. wooyoung masih terlalu awal untuk melangkah lebih jauh bersama san, usianya masih 23 tahun, ia masih ingin menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekatnya dan melakukan apapun yang ia inginkan.

sementara san, tahun ini pria itu genap berusia 29 tahun, tahun depan san sudah menginjak kepala tiga. waktu yang tepat untuk menghabiskan sisa waktunya bersama orang yang ia sayangi.

"udah ke tiga kalinya dalam dua tahun terakhir dia ngajak aku serius sama hubungan ini"

"tiga kali?"

wooyoung mengangguk kecil.

"aku udah berulang kali bilang sama san buat cari orang lain yang bisa diajak serius, yu. berapa lama lagi dia harus nunggu aku?"

wooyoung sebenarnya peduli, ia menyuruh san untuk mencari orang lain yang lebih pasti agar tidak membuat san menunggu lebih lama lagi. wooyoung juga tau kalau akhir-akhir ini orang tua san mendesak anaknya untuk segera menikah atau setidaknya bisa serius dengan hubungannya bersama wooyoung.

sayangnya, san adalah pria yang tangguh. tiga kali ditolak oleh wooyoung tidak membuatnya mundur begitu saja, yang ada, san malah jatuh cinta setiap harinya pada sosok laki-laki mungil yang selama empat tahun terakhir ini bersamanya.

"kamu lupa kalo san maunya cuma sama kamu"

wooyoung menghela nafas jengah, kalau begini terus, kapan san akan bahagia?

"tapi yu, aku ga bisa bikin dia terus-terusan nunggu. aku ga mau jadi orang jahat yang nyakitin perasaan dia"

bagaimanapun san tetaplah seorang manusia biasa, ia hanya seorang pria berusia 29 tahun yang bekerja sebagai barista di wednesday yang punya mimpi membangun coffee shopnya sendiri di usia tiga puluh tahun.

san punya perasaan, dan wooyoung yakin ia sudah menyakitinya berulang kali. sudah sejauh mana ia menyakiti san? kenapa san masih bisa tersenyum saat bersamanya?

wooyoung tidak mau menghambat semua rencana san di masa depan, ia tidak mau menghambat semua impian san. tapi jauh dilubuk hatinya, wooyoung juga tidak bisa kalau bukan san orangnya.

"woo, biar lebih leluasa, kita bicarain ini di apart ya?"

"hari ini aku pulang ke rumah dulu, boleh yu? aku perlu ngomong sama mama"

yunho mengangguk setuju, "sure woo, take your time. kalo butuh sesuatu langsung kabarin– telfon aja biar cepet, oke?"

"oke, tapi.. kamu ga mau meluk aku?"

yunho tertawa kecil, "yaudah sini, jangan kenceng–"

grep!

"ah! kekencengan woo!"

-

yunho pikir, hubungan san dan wooyoung adalah hubungan paling sehat yang pernah ia lihat. tapi kenyataannya, san terus berlari mengejar wooyoung tanpa pernah terpikirkan sekalipun untuk melepas genggamannya pada jemari wooyoung, meskipun wooyoung sudah berulang kali berusaha melepas genggaman san.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heaven's Cloud Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang