Chapter 3 : Forget That Bastard

474 167 1
                                    

Alysha tertawa lucu menonton comedy show di ponsel nya. Alysha asik nonton sambil memakan cemilan berupa kripik kentang.

"Heyyy Alysha."

Mata Alysha langsung mengarah ke pintu ruang kerja nya yang terbuka dan menampilkan sosok seorang wanita tinggi dan berambut merah itu.

"Sky?"

Alysha tidak tahu bagaimana ia harus bereaksi melihat kehadiran sang sahabat nya yang sudah lama tidak berjumpa. Alysha berdiri dari duduk lalu mendekati Sky dan kedua wanita itu saling berpelukan erat.

"Sky. Bagaimana kabar mu? Kau... melupakan ku eh?"

Sky tiba-tiba terkekeh kecil membuat Alysha mengerut alis namun ikutan terkekeh kecil. Sky pun mengusap lembut salah satu pipi Alysha.

"Alysha. Kalau pun aku melupakan mu, aku tidak akan datang kemari menjumpai mu. Tapi kau lihat sendiri bahwa aku Skylar Romy datang bertujuan bertemu sahabat kesayangan ku yaitu Alysha Charlett." ucap Sky sangat lembut dan lalu menunjukkan senyuman kecil nya.

"Aw Sky." Alysha tak bisa berkata-kata. Alysha kembali memeluk Sky.

Sahabat satu-satunya dan paling Alysha sayangi hanyalah Skylar. Karena Skylar selalu ada di posisi nya setiap Alysha sedang bersedih, berduka, merenung. Malahan Skylar suka dalam bertanya kamu kenapa? Seperti Skylar ini benar-benar peduli, perhatian terhadap kondisi Alysha. Walaupun sebenarnya kondisi Alysha kadang susah di tebak. Alysha sosok perempuan yang suka menutup masalah dari orang lain. Yang suka menutup diri dan tidak pernah mengeluh.

Tetapi, kehadiran Skylar yang selalu peduli maka Alysha pun mengeluarkan curah hatinya kepada Skylar. Hanya Skylar yang Alysha percayai. Dan meskipun Skylar mempunyai teman banyak selain Alysha, namun Skylar lebih dekat dengan Alysha.

Bisa di bilang bahwa Skylar adalah perempuan friendly terhadap siapapun ── asalkan ia tahu batasannya dengan semua orang. Tidak semua orang di dunia adalah orang baik tapi tidak semua orang di dunia orang jahat. Walaupun begitu ── tetaplah waspada. Kita tidak tahu siapakah yang bertekad membunuh kita. Bisa jadi orang dekat kita selama ini?

"Alysha. Bagaimana kita berdua makan siang bersama di restoran bintang lima? Sudah lama kita tidak menghabiskan waktu bersama. Aku sungguh merindukan mu." lirih Sky tersenyum kecil namun sedih.

"Oh tentu saja. Aku tidak akan pernah menolak ajakkan dari sahabat ku. Aku selalu menerima ajakkan mu mau kita ke restoran, ke mall, dimana pun." seru Alysha girang seperti anak kecil yang senang di beri balon.

"Baiklah. Hari ini aku akan mentraktirkan mu dan juga kita akan kesana dengan aku yang penyetir mobil milikku."

"Oh Skylar. Kau tidak pernah berubah menjadi wanita dermawan seperti ini. Jika saja aku adalah pria, aku bersumpah akan langsung menikahimu sekarang."

"Tapi sayang nya kau di takdirkan menjadi perempuan."

"Eh! Stop it!"

Benar-benar terlihat sahabat sejati. Alysha dan Sky berjalan bersama di lorong rumah sakit, dan Alysha tertawa sambil memukul pelan punggung Sky yang agak lebar. Sebenarnya Skylar lebih tinggi di banding Alysha. Kira-kira Alysha pendek nya se lengan Skylar.

TOXIC Love

Mereka berdua telah berada di dalam restoran terbesar, terluas, termahal, termewah dan kini sudah duduk saling berhadapan sambil menunggu hidangan makanan tiba.

"Alysha. Apa kau sudah melupakan mantan kekasih mu itu? Aku harap kau benar-benar sudah melupakannya."

Alysha yang mendengar itu dia hanya menatap Sky tanpa menjawab. Sky pun menggenggam tangan kiri Alysha lembut.

"Lupakan bajingan itu, Alysha. Dia tidak baik untukmu. Dia bukan pria green flag tapi red flag. Jika dia bersungguh-sungguh mencintaimu, dia tidak akan pernah meninggalkan mu dalam keadaan apapun. Seorang pria kalau benar-benar mencintai seorang wanita, pria itu harus membuktikan secara jelas bahwa dia mencintai wanita itu. Tapi kau lihat sendiri dia telah meninggalkan mu tanpa alasan yang jelas. Apakah tunjukkan itu dia mencintaimu? Tidak sama sekali."

"Alysha, dengar nasihat aku baik-baik, engkau sudah menginjak usia di atas 20 tahun. Kau sudah menjadi seorang dokter, cita-cita waktu kecil mu sekarang terkabul dan tercapai di usia dewasa mu. Engkau selalu bercerita kepada ku apapun itu tanpa merahasiakan sedikit pun dari ku. Kau bilang kau ingin mendapatkan pria idaman mu, pria sesuai tipe mu, sesuai ideal mu. Yah, walaupun Draco adalah pria tampan, kaya raya dan sukses bekerja jadi CEO, tapi sikap nya benar-benar berpengaruh dengan tentang asli dirinya."

"Draco bukan berarti seorang CEO dermawan di depan publik. Dia harus memiliki jiwa kompeten sebagai CEO di private maupun di publik. Sama seperti engkau yang sudah menunjukkan aura positif mu. Kau adalah dokter paling baik, paling lemah lembut, suka tersenyum kepada pasien atau perawat atau dokter lainnya, perhatian dan peka terhadap kondisi sekitar. Jika kau berhubungan dengan pria yang red flag seperti Draco, maka hancurlah kehidupan manis mu."

"Sudah banyak teman-teman kantor ku mengalami depresi berat apalagi anxiety setelah putus hubungan. Sudah banyak dari mereka yang katanya ingin bunuh diri sebab mereka ternyata tidak dicintai sama sekali oleh seseorang itu. Bahkan kau sahabat kesayangan ku jadi termasuk ikut mengalami hal seperti itu. Semenjak kau putus dengan Draco, kau selalu meminta ku cara menghubungi Draco lagi, tapi sayang nya aku tidak bisa sebab aku tidak mau ikut campur mengurusi percintaan orang lain. Aku tidak mau terjebak ke dalam percintaan juga. Aku lebih baik hidup single selama-lamanya."

"Alysha, kau adalah wanita mandiri, wanita percaya diri, wanita konsisten. Kau sudah sejauh ini melewati berbagai rintangan kehidupan supaya mendapatkan kebahagiaan. Tidak mungkin kan kau menyia-nyiakan sisa kehidupan bahagia mu dengan pria bajingan itu? Percayalah kepada ku bahwa kau akan bahagia jika engkau tidak mengurusi masalah percintaan lagi. Fokuskan kondisi mu, kesehatan, kementalan, apapun di dalam diri mu lebih penting."

Bagaikan Sky adalah guru yang menegur sang murid. Alysha sungguh tak menyangka dengan semua perkataan itu. Benar-benar langsung menyentuh hati nya.

"Lupakan bajingan itu oke? Kau tidak berhak mendapatkan kesedihan sebab nya. Kau berhak mendapatkan kebahagiaan dari mu sendiri. Hanya engkau yang bisa membahagian diri sendiri, bukan orang lain. Seperti kau mencintai dirimu sendiri apa ada nya." lanjut Sky sambil tersenyum tipis dan sambil menghapus air mata di pipi kanan Alysha.

"Sky... Aku... Aku tidak tahu harus... menjawab apa. Aku... tidak tahu cara membalas budi pekerti ini dari mu. Kau selalu ada untuk ku Sky, kau selalu mendengar curah hati ku walaupun kadang menjengkelkan cerita nya. Kau tidak bosan kan bersahabat dengan ku?"

Pertanyaan di akhir dari Alysha membuat Sky seketika tersenyum gemas dan menggeleng kepala pelan.

"Pertanyaan macam apa itu Alysha? Tentu aku selalu hadir dimana pun. Engkau butuh seseorang yang bisa menemani mu kapan pun. Walaupun aku sibuk bekerja tapi aku akan langsung datang setiap kau membutuhkan ku. I'll never leave you alone. Aku telah menganggap mu sebagai adik selain sahabat."

Perkataan Skylar yang ini membuat air mata Alysha semakin mengalir deras.

Betapa beruntung nya Alysha bertemu Sky di dunia. Seandainya Alysha tidak pernah bertemu Sky di dunia, apa yang akan terjadi? Alysha hanya butuh satu teman yang selalu menemani nya. Dan sekarang bersyukurlah Alysha telah beruntung dan berhasil bertemu Sky dan jadi sahabat selama-lama nya.

DRACO'S POSSESSION

DRACO'S POSSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang