Ternyata benar apa kata orang. Lebih baik jalani hidup dengan seorang diri tanpa harus membawa seseorang ke dalam kehidupan. Maksudnya fokuskan dunia pekerjaan penting mu dibandingkan memfokuskan dunia percintaan mu.
Percintaan kadang suka membawa masalah besar dalam hidup seperti salah satu pasangan harus menerima nasib si pasangannya itu agar si pasangannya itu tetap selamat. Atau si pasangannya ini harus berkorban untuk si pasangannya itu tapi si pasangannya itu tidak mau berkorban dengan alasan dirinya tidak mau terluka. Sehingga berujung terjadilah pertengkaran antara kedua nya sampai pada titik penyelesaian masalah adalah langsung saling meminta putus.
Menyia-nyiakan waktu kehidupan bukan? Menyia-nyiakan energi kita bukan menghadapi si itu yang problematik itu?
Sementara pekerjaan walaupun akan sering mendapatkan kesalahan dan teguran, tapi kita bisa memperbaiki kesalahan itu dan menerima baik teguran itu agar kita senantiasa setia pada pekerjaan yang sudah kita kerjakan berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun.
"Selamat siang dokter Alysha."
Alysha segera menyembunyikan ponsel nya dan segera menengok ke arah depannya dan terlihat kedatangan sosok pria berjas putih serta terdapat name tag di dada kiri pria itu tertulis nama Dr. Kevin Bram.
Dokter Kevin menaikkan salah satu alis pendek nya ketika menyadari tingkah aneh Alysha yang terburu-buru menyembunyikan sesuatu. Bahkan raut wajah nya pun tampak sedikit panik. Apakah dokter wanita ini sedang mempunyai rahasia sesuatu? Tapi Dokter Kevin lebih memilih ia duduk berhadapan dengan Alysha daripada ia mengikuti masalah pribadi Alysha.
"Se... Selamat siang, dokter Kevin." jawab Alysha baru setelah 2 menit diam.
Kevin tetap memperhatikan manik-manik mata Alysha. Karena dokter Kevin adalah dokter yang sudah lulus dari S2 dan sudah menjadi dokter senior dalam ahli dokter penyakit dalam maka Kevin bisa melihat jelas dada Alysha terlihat naik turun dengan pelan, tanpa perlu di tebak bahwa sebenarnya Alysha saat ini gugup tapi tidak tahu alasannya.
"Bagaimana pekerjaan mu sebagai dokter anak, Alysha?" tanya Kevin mulai membuka obrolan topik supaya suasana diantara mereka berdua di ruangan kerja milik Alysha ini tidak terlalu sunyi dan canggung.
"Um... Aku merasa baik-baik saja, tidak merasa terganggu atau semacamnya."
"Oh ya? Lalu apakah ada pasien anak yang suka memberontak jika tidak mau disuntik atau diperiksa segala macam?"
Alysha menatap arah meja dan diam beberapa saat sebelum otak nya kembali lancar untuk menjawab pertanyaan Kevin tadi.
"Umm semuanya baik-baik saja dok. Yah, mungkin ada beberapa anak yang tiba-tiba berteriak menangis dan merengek tidak mau di periksa. Dan-"
"Dan apakah kau bisa menangani itu semua dengan tenang tanpa emosi?"
"Uhh yeah. Aku bisa menangani itu semua dengan baik, tenang, lembut dan tidak pernah sesekali aku membentak mereka untuk diam. Lagipula mereka masih anak kecil masih tentu saja menjadi anak manja. Jadi aku pikir itu sudah hal wajar dan terbiasa untuk semua dokter anak."
Setelah Alysha menjawab itu, tiba-tiba saja tanpa hujan atau badai ── Kevin tertawa terbahak-bahak sambil memukul meja pelan. Alysha pun menatap Kevin agak kebingungan sambil mengerutkan alis.
"Oh astaga. Sepertinya hanya kau saja yang selalu jujur jawabannya, tidak pernah berbohong."
"Maksudnya dok?"
Kevin menengok arah lain lalu mengembus napas pelan lewat mulut. Lalu kembali menengok ke Alysha.
"Ada sering kali beberapa perawat yang sempat membantu mu mengatasi pasien anak cerita kepada ku. Bahwa... Ketika ada pasien anak memberontak keras tidak mau disuntik atau segala macam, anak kecil itu nyaris menarik rambut nya dan sambil menangis kencang juga. Tapi beberapa mereka juga si perawat-perawat ini mengatakan bahwa kau ini selalu tampak tenang setiap mengatasi kesikapan nakal para pasien anak. Engkau tidak pernah terlihat marah, malahan menampilkan senyuman lembut mu dan tetap mengurusi pasien anaknya dengan lembut. Jadinya mereka pada terheran-heran mengapa dokter Alysha tidak ikut marah jika ada pasien anak memberontak kepada nya?"
Alysha reflek tersenyum kecil namun tertawa kecil. Bola mata Kevin memperhatikan tawaan manis dari Alysha.
"Oh ayolah dokter Kevin. Sudah ku bilang bahwa jika ada pasien anak yang tiba-tiba memberontak dan menolak sambil menangis itu sudah hal paling wajar dan hal biasa. Jika aku misalnya tidak suka dengan anak kecil maka aku akan memarahi anak itu untuk diam dan ikut perintah ku. Tapi dokter lihat sendiri selama aku bekerja menjadi dokter anak di rumah sakit ini. Aku tidak pernah terlihat marah kan? Wajahku memang sudah dari dulu tampak tenang. Aku lebih suka ketenangan daripada kebisingan. Walaupun tangisan anak kecil itu sebenarnya mengganggu otak ku, tapi aku mencoba memulai menerima suara tangisan para anak kecil."
"Wow." Kevin pun menepuk tangannya seolah kagum terhadap Alysha karena sudah berhasil menjadi dokter paling sabar daripada semua dokter-dokter di rumah sakit ini. Alysha tersenyum malu.
"Astaga Alysha. Aku... Tidak habis pikir bagaimana pikiranmu itu terlalu positif. Bahkan sikap, adab mu lebih jauh sempurna. Bagaimana kau bisa berpikir positif seperti itu? Kau mempunyai aura yang sangat cerah, Alysha jika kau sadari."
"Ya. Aku sadari itu. Maka dari itu aku selalu memperlakukan semua orang baik supaya aura ku tambah cerah dan supaya orang-orang disekitar merasa nyaman dengan ku. Aku sebenarnya hanya membutuhkan kepercayaan dari orang lain saja. Jika mereka percaya kepada ku maka aku akan memberikan mereka kepercayaan balik. Maksudnya aku maupun mereka sudah saling mempercayai satu sama lain tanpa merasakan ragu." jelas Alysha sambil memainkan pulpen.
Sementara Kevin pun menganggukkan kepala paham dan mengerti maksud Alysha.
The real wanita cerdas adalah memiliki pemikiran unik seperti Alysha.
Ini makanya dokter Kevin sangat menyukai Alysha karena cara dia mempergunakan pikirannya menjadi hal yang positif dan menyambung.
"Hm. Ngomong-ngomong apakah kau mengenal seorang CEO bernama Draco Scott? Aku dengar perusahaannya hari demi hari semakin meningkat bisnis nya apalagi pelamaran kerja nya. Katanya sudah lebih dari 250 orang berusaha melamar kerja menjadi karyawan di perusahaan Draco namun di tolak sebagian mereka oleh Draco. Dan tidak ada satu perusahaan yang bisa mengalahkan perusahaan dia."
Ketika sebuah nama yang disebutkan oleh Kevin tidak asing bagi Alysha ── dia langsung menatap Kevin dengan kedua kelopak mata melebar.
Tiba-tiba Alysha merasakan jantung nya berdetak lebih cepat sepuluh kali lipat kali ini.
"Ada apa Alysha? Aku bisa lihat ada air keringat membahasi kening mu." kata Kevin menyipitkan mata. Jari jemari tangan kiri Alysha menyentuh kening nya yang ternyata benar kening nya terasa sangat basah.
"Apakah pertanyaan ku tadi membuat mu sedikit terkejut? Atau bagaimana? Padahal aku hanya ingin tahu saja apakah kau mengenal Draco Scott si CEO paling terbesar itu?"
Ya ampun. Bisakah Kevin menutup bibir nya terlebih dahulu? Alysha mendadak merasakan sakit kepala hanya mendengar ocehan Kevin dan di tambah nama Draco kembali terngiang di benak Alysha.
Alysha sebenarya tidak mau menyalahkan Kevin yang telah menyebut nama Draco. Namun, Alysha sudah bersusah payah melupakan Draco apalagi namanya supaya kenangan ia dulu dengan Draco tidak lagi diingatkan dan supaya kehidupan Alysha sekarang bisa tenang tanpa memikirkan Draco lagi.
Tapi sialnya si dokter ahli penyakit dalam ini tiba-tiba membahas soal Draco. Lebih baik Alysha tidak usah menjawab apapun. Jika Alysha yang menyebut nama Draco ── ah sudah pasti Alysha tidak akan tenang seumur hidup.
Suara deringan ponsel membuat suasana hening mereka pecah. Kevin meraba-raba saku celana nya untuk segera mengeluarkan ponsel.
"Halo?"
"..."
"Ah baiklah. Aku akan segera kesana. Tunggu aku." Kevin pun menyimpan kembali ponsel nya di dalam saku celana. Kevin berdiri dari duduk.
"Alysha, aku harus pergi sekarang karena ada urusan. Agh sial aku lupa memberitahukan tujuan aku datang ke ruangan mu. Aku ingin mengajakmu makan siang sambil mengobrol di kafe tapi aku benar-benar lupa. Maafkan aku, mungkin lain kali."
Seperti penyanyi rapper saja. Alysha membuang muka ke arah lain dan membiarkan Kevin keluar dari ruangannya.
Bagus jika dokter itu sudah pergi. Lama-lama Alysha bisa pingsan sebab sakit kepala mendengar ocehan Kevin yang tak bisa berhenti seperti rel kereta.
DRACO'S POSSESSION
KAMU SEDANG MEMBACA
DRACO'S POSSESSION
Romance⚠️ 21+ | Adult Dark Romance, Slowburn, Conflict, Mature Ternyata lebih menyeramkan dikejar oleh mantan dibanding hewan buas. Draco Scott, seorang CEO yang sukses dalam perbisnisan apapun di kota Madrid. Akan tetapi, dibalik dirinya yang menawan dan...