Chapter 7 : Jealous And Furious

419 165 2
                                    

"Kau punya masalah Alysha?"

Pertanyaan Kevin itu membuat Alysha langsung menatap nya dalam keadaan sedikit terkejut namun panik.

"Umm aku baik-baik saja."

"You sure?"

Kevin membuang napas besar. Kevin terlalu peka dengan perasaan orang atau keadaan orang saat ini. Jadi Kevin pada akhirnya memutuskan diam saja kini dan tidak lagi menanyakan sesuatu kepada Alysha.

Suasana yang cukup hening diantara mereka berdua selain suara obrolan para pelanggan lain. Seorang pelayan datang dengan membawa dua es kopi kemudian meletakkannya pelan di atas meja milik Kevin.

"Minumlah. Aku tau kau punya masalah hari ini Alysha. Dari raut wajah mu sudah ku tebak. Tidak perlu menyembunyikan sesuatu dari ku. Walaupun aku bukanlah dokter psikolog, tapi aku sadar bahwa sebagai manusia harus bisa saling mengerti dan merasakan kedudukan manusia lainnya." ucap Kevin masih memperhatikan wajah gelisah nya Alysha. Sambil meminum es kopi dinginnya.

Alysha menghela napas kasar. Punggung nya pun turun kebawah seolah lemas.

"Sungguh... aku... baik-baik saja. Aku hari ini memang... sedang tidak mood sebab datang bulan." balas Alysha mencoba menampilkan senyuman kecil nya.

Kevin pun kembali meminum lagi namun kali ini menatap arah lain lalu mengangguk kepala. Alysha sekadar tersenyum kecil.

"Um Kevin. Bagaimana... Rasanya saat engkau jatuh cinta? Aku ingin tahu bagaimana perasaan pria itu saat jatuh cinta? Apakah akan salting brutal? Stalk semua sosial media perempuan itu? Atau ada yang lain?" seru Alysha. Kevin meliriknya sekilas namun lalu pria itu terkekeh kecil.

"When a man falls in love, the man will do anything to get his first love." jawab Kevin dengan santai. Kaki kirinya di angkat dan diletakkan di kaki paha kanannya. Tangan kanannya ia julurkan di atas punggung kursi dan punggung badannya ia senderkan.

Setelah mendapatkan jawaban Kevin yang seperti itu. Alysha mulai memikirkan sesuatu.

"Memang ada apa Alysha kau tiba-tiba bertanya seperti itu? Kau penasaran kah dengan kami para lanang?" ujar Kevin tersenyum kecil namun mengejek.

"Oh pfft. Tidak apa-apa. Tiba-tiba pertanyaan itu muncul di otak ku." seru Alysha kembali dan sambil tertawa lucu. Kevin mengerjapkan mata satu kali melihat senyuman lebar Alysha.

"Bagaimana dengan perasaan wanita saat jatuh cinta? Aku ingin tahu." ucap Kevin sengaja menggunakan kalimat sama seperti Alysha sebelumnya.

Alysha menyirup es kopinya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Kevin.

"When a woman falls in love, the woman will hide from the man she loves."

"Why do you have to hide from him?"

"Because... a woman is afraid of being found out that she loves that man. Actually, all women in the world are not afraid of anything. But... They are just afraid of love. Because, if they spread their love to that man but it turns out that man doesn't love us."

Seketika suasana kembali hening. Namun semua orang yang ada disini tiba-tiba terdiam. Bahkan pelayan-pelayan pun ikut diam. Alysha kemudian terkekeh sebab jawabannya sendiri.

Kevin mengangkat alis sebelah. "Why are you laughing?"

"Because it's true what I said, right? When a woman really loves someone, she will hide."

Kevin kali ini memutuskan diam dan tidak merespon ucapan Alysha itu. Kevin menundukkan pandangannya sambil memyirup es kopi nya pelan.

DRACO'S Obsession

"Fuck it."

Draco mengepal tangan kuat lagi setelah ia menemukan sosok Alysha ternyata sedang asik dengan seorang pria bergaya rambut curtain mullet.

Serius wanita itu setelah berpisah darinya langsung mencari seorang pria lagi? Draco kira walaupun sudah berpisah lama tapi Alysha akan tetap mengingat nya. Namun semuanya salah. Wanita itu benar-benar melupakan Draco.

But you know what. Seperti yang dikatakan Draco sebelumnya di batin bahwa Draco akan membuat Alysha selalu mengingat namanya. Selain nama, kalau bisa, Draco juga akan membuat pikiran wanita itu hanya dan hanya mengingat wajah, tubuh, sentuhan, suara, serta tatapan dari Draco.

"Sir... Aku harap ini bukan termasuk illegal jika kita menguping pembicaraan orang." ucap Vante di belakang punggung Draco.

Sadari tadi bahwa kedua pria itu sudah lama berdiri didepan jendela cafe tanpa masuk ke dalam hanya untuk mendengarkan pembicaraan Alysha dengan Kevin. Apalagi kebetulan jarak tempat meja Alysha berada lumayan dekat dengan posisi Draco berdiri didepan jendela.

Draco pun berdiri tegak lalu membalikkan badan.

"Kita kembali ke kantor sekarang." ucap Draco lalu langsung pergi.

Vante tak sempat membalas. Vante mengikuti Draco menuju ke parkiran mobil. Kedua pria itu sudah masuk ke dalam mobil dan Vante kembali mengemudikan mobil.

"When a man falls in love, the man will do anything to get his first love."

Draco tertawa besar sambil menggabrak meja kantor. Vante diam dan tetap berdiri tapi sambil memperhatikan sang boss yang tiba-tiba tertawa tanpa alasan. Padahal Vante tidak berbicara atau sedang tidak bercanda.

"When a man falls in love, the man will do anything to get his first love? What kind of word is that?" ucap Draco sedikit menekan. Draco menoleh kepalanya ke kanan kiri sembari menggertakkan tulang leher nya.

"Ya itu sebenarnya benar. Semua pria ketika sedang jatuh cinta, mereka akan berbuat apapun untuk mendapatkan cinta pertama nya. Mereka akan kelihatan peduli dan perhatian dan juga memberikan kasih sayang mereka. Tetapi. Ketika pria tidak lagi merasakan jatuh cinta, pria itu akan menjadi pria berengsek, bajingan, tolol dan sok tidak peduli terhadap wanita. Oh dan bahkan mereka bisa menyakiti semua wanita. Memainkan perasaan wanita, memainkan diri wanita, memainkan tubuh wanita hingga mereka puas. Apalagi semua pria di muka bumi ini memiliki hawa nafsu yang kuat. Tiap mereka melihat wanita, pasti mereka langsung mempunyai hasrat ingin menyentuh nya, memperkosa nya."

Draco seolah sedang berbicara dengan tembok. Draco mengatakan itu semua dengan sambil tertawa geram, lalu menggigit bibir geram, memejamkan mata erat, dan kedua tangan berototnya dikepalkan sehingga muncul lah urat tangan nya yang menonjol.

"Alysha... Alysha... Selama kita menjalani hubungan 6 tahun, kau sudah tahu bahwa aku adalah pria yang mudah cemburu dan marah. Terlebih lagi cemburu dan marah jika engkau membahas seorang pria, memperkenalkan pria mau itu teman atau saudara atau artis. Tapi kau akan selalu menenangkan diri ku agar emosi ku tidak meledak. Cemburu dan emosi itu jika sudah bersatu bagaikan api lebih kuat lebih lama daya tahannya di bandingkan air."

Vante tak sengaja batuk kecil saat Draco masih berbicara sendiri didepan tembok. Draco pun mengangkat kepalanya. Vante meneguk ludah kasar ketika melihat kepala Draco menoleh sangat pelan ke arah nya.

"Ekhem, maaf sir, tenggorokan saya kering." ujar Vante jadi sedikit takut cara Draco menatap nya saat ini; lumayan mengerikan.

Tapi tak lama itu, Draco kembali menghadapkan kepalanya ke depan. Vante bernapas lega karena dirinya hari ini masih untung tidak celaka.

Vante sebenarnya ingin keluar dari ruangan kerja Draco. Tetapi dia seperti bocah penakut yang tak berani melangkah mundur untuk kabur.

DRACO'S POSSESSION

DRACO'S POSSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang