Chapter 9 : Locked Her In The Room

156 64 0
                                    

Plak!

Suara tamparan yang nyaring di kedua telinga Alysha. Kepala Alysha pun tertoleh ke kanan setelah pipi kirinya ditampar oleh Draco secara tiba-tiba. Draco setelah salah satu tangan kekar nya menampar pipi mulus Alysha, amarah Draco tak main-main mendidih panas di dalam tubuh nya.

Alysha menoleh pelan dan menatap Draco penuh kekecewaan, keterjutan, apalagi sakit hati bagaimana Draco tiba-tiba menampar nya cukup kencang sehingga pipi nya yang ditampar tadi pun memerah. Sayang nya bibir Alysha dipasangkan lakban sehingga Alysha tak bisa berbuka suara. Tapi tatapan mata sudah cukup menjadi pertanyaan kenapa kau melakukan hal kejam ini kepada ku. Bahkan kedua tangannya diikat; tak bisa menyentuh bagian pipinya yang mulai terasa perih.

Draco yang sadar atas perbuatannya lantas pria itu mondar mandir tidak jelas sambil mengusap mulut berulang kali dan sambil juga menghela napas tiada henti. Dirinya baru pertama kali tidak bisa mengontrol emosi nya.

Oh ayolah Draco keturunan sang Papa. Dulu Papa nya juga adalah pria emosi yang tak bisa kontrol diri.

Wajah pria itu mulai memerah padam. Dari hidung mancung nya, matanya, pokoknya kulit wajah nya sudah berubah memerah.

"I... I mad at you, Alysha. You make me angry. You disappoint me, you make me hurt. Jangan berpikir walaupun hubungan kita telah berakhir, engkau bisa langsung seenaknya mencari pria lain lalu berhubungan dengannya. Apakah kau tak pernah merasakan cinta lagi terhadap ku ketika kita kembali bertemu setelah 6 tahun berpisah? What's wrong with you. Engkau tidak tahu alasan aku meminta putus. Tentu saja aku ada alasannya mengapa aku pada hari itu tiba-tiba meminta putus dari mu sebab aku yang sibuk dengan pekerjaan CEO ku. Aku... A-aku─"

"Goddamn it. Tidak pernah aku bisa se-emosi ini."

Alysha tetap menatap Draco walaupun dirinya ingin sekali mengatakan sesuatu dan membicarakan kesalahapahaman ini semua secara baik. Tapi apa daya nya Alysha yang seperti hewan buas dikurung sehingga tak bisa berbuat apapun. Jika saja Draco tak memasang lakban kepadanya, maka percayalah bibir Alysha akan terlihat bergetar kuat dan Alysha juga akan mengeluarkan kata-kata mutiara nya yang banyak kepada Draco.

"Just tell me one reason, mengapa kau begitu cepat melupakan ku? Begitu cepat move on dan mencari pria baru? Apakah hubungan kita selama 6 tahun itu tidak ada arti apapun untuk mu? Semua yang aku lakukan, semua yang aku berikan kepada mu sudah ku taruh banyak perasaan cinta. Aku mencintaimu lebih dari apapun. Harta banyak yang aku miliki tidak sebanding dengan cinta besar yang aku miliki untuk mu. Mengapa kau langsung mencari pria lain Alysha... Apakah aku selama ini mempunyai kekurangan di mata mu? Dan engkau tidak  mau beritahui aku? Kalau begitu beritahui aku, apa kekurangan ku selama ini tanpa aku sadari supaya aku bisa cepat berubah diri."

Yang harus kau ubah adalah sikap berengsek mu, Draco. Engkau lah yang meninggalkan ku secara tiba-tiba. Engkau meminta aku mengakhiri hubungan kita tanpa alasan. Gara-gara permintaan konyol mu membuat aku selama bertahun-tahun selalu memikirkan apa kekurangan ku, apa kesalahanku sehingga engkau memilih menjauh dari ku. Apa menurut mu aku tidak sakit hati? Tentu aku sakit hati. Tapi aku sengaja memendam rasa sakit hati ini supaya tidak menghancurkan diri ku.

Tanpa Alysha sadari ia meneteskan air mata setelah dirinya mengatakan sesuatu di batin yang sangat ingin ia keluarkan secara langsung dihadapan Draco.

Draco akhirnya diam dengan tenang meskipun napas nya belum diatur normal. Draco sebelum pergi ia menolehkan setengah wajah nya dan Alysha menyaksikan tingkah seram nya. Tapi tak lama kemudian Draco pun berjalan keluar kamar.

Alysha nyaris terkena serangan jantung ketika mendengar suara kunci di luar kamar ini yang berarti Draco telah mengurung nya seorang diri di dalam kamar luas ini.

DRACO'S POSSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang