Chapter 22:Tidak ada kisah baru ( The End)

71 6 2
                                    

whatttt

kok muncul muncul end sih thorr

yup,author rasa ceritanya udah terlalu ngalor ngidul,wkwk.Jadi lebih baik di akhirin disini,oh tenang bukan berarti kisah lula dan reon berakhir,tentunya akan ada lanjutan dari kisah bocil itu di book yang baru,ditunggu ya guys.








Beberapa piring di atas meja dengan nasi goreng dan telur mata sapi sebagai lauknya,semua piring kecuali dua piring yang berada di sebelah kiri meja makan dimana telur dadarlah yang menjadi lauknya,dua susu coklat,satu susu vanila,satu susu stroberry kesukaan lula dan segelas kopi susu untuk andre,pagi yang sempurna dengan percakapan penuh canda di meja makan,yeahh bukan anak-anak andre namanya kalau tidak ada candaan sama sekali bila berkumpul lengkap seperti ini.

Waktu memang sudah berjalan sangat jauh,andre yang berusia 39 tahun itu kini tengah sibuk dengan restorantnya yang sudah memiliki dua cabang tambahan dikota yang berbeda,lula yang kini tengah menempuh pendidikan kedokterannya di salah satu universitas ternama dikota itu,reon kini sudah berada di bangku SMU kelas 2 dan hebatnya,reon mendapatkan peringkat pertama disekolahnya,anak itu sangat pintar dan yang terakhir kedua anak andre,mereka kembar,album angkasa abraham dan galeri bima sakti abraham namanya,wisnu sempat mempertanyakan tentang betapa uniknya nama kedua putra kembar andre,tapi menurut pria itu nama kedua putranya adalah nama terbaik yang sangat langka,jadi hanya kedua putranya yang memiliki nama itu.

Kembali lagi ke perkenalan,album dan gale kini berada di kelas 2 SMP,walaupun kembar, keduanya sama sekali tak mirip,kalau kata wisnu,keduanya itu ibarat bulan dan matahari.Gale yang memiliki wajah fotokopian dengan andre kecuali mata caramelnya mirip sang ibu,sifat gale juga sangat periang,anak itu sangat gampang dekat dengan orang,cerewet bukan main seperti lula,tapi untuk keahlian masakan dan mengurus rumah,gale adalah yang terburuk.Album beda lagi,wajahnya tak terlalu mirip dengan andre,80 persen mengambil wajah ibunya dan uniknya,album mengambil warna mata sang kakek,itu membuat orang-orang terkadang tak percaya bahwa album dan gale itu kembar,apalagi sikap album yang berbanding terbalik dengan gale,kalau kata gale,album itu jutek tapi datar,ngalah ngalahin tembok kamarnya,tapi sebenarnya bukan jutek,album hanya tak suka dengan interaksi sosial yang menurutnya tak perlu,ia benci berbasa basi,ia akan bersikap dingin pada orang orang yang berbicara padanya dan akan jutek bila merasa risih,bahkan pada keluarganya sendiri sifat datar album tak berbeda,kalau bukan karena sudah mengenal album dari lama,taada yang mau berbasa basi pada anak itu.

"Daddy akan keluar kota lagi?"tanya gale,anak itu tak suka sendirian,memang di rumah ada reon,walaupun terkadang kakak laki lakinya itu akan dijemput orang tua angkatnya yang kedua,papi dan mami.Selain itu hanya ada ia,album dan bi inah,mengingat alula sekarang tidak tinggal disini lagi bila bukan liburan,walaupun universitasnya masih berada di kota yang sama,tapi jaraknya sangat jauh dari rumah,akan sangat melelahkan bila gadis itu memutuskan untuk pulang pergi dari kampus kesini,lula kini tinggal bersama wisnu dan yara,rumah pasangan itu memang dekat dengan kampus lula karena wisnu kini mengurus salah satu cabang restorant andre yang paling dekat.Lalu yang tersisa hanya si datar album dan bi inah,ia sangat kesepian,setidaknya kalau daddynya ada,pria itu akan mengajaknya bermain game tidak seperti reon yang mengajaknya belajar.

"hari ini iya,besok daddy baru balik kesini,kenapa boy?" Gale menggeleng,andre sedikit terkekeh,gale dimatanya adalah alula kecil,sikapnya benar benar sebelas duabelas.

"kak reon kan ada disini walaupun kak lula dan daddy tidak ada,lalu ada album juga" Gale malah dibuat makin cemberut mendengar perkataan andre,kedua pipi itu kembungkan dengan bibirnya yang sedikit ia majukan,lihat lihat,alula sekali.

"Kak reon mah ngajak belajar terussss,kalau album..." Gale melirik kearah kembarannya itu sinis,Album yang ditatap seperti itu cuek cuek saja,masih melanjutkan sarapannya dengan lancar."album mah udah kayak tembok di rumah ini dad,datar dan taada suara"

KATANYA DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang