Seorang perempuan bukan seorang ning yang dilamar (Gus) anak kyai? pemilik pesantren? bagaimana bisa?
Bertemu dengan takdir yang sulit di tebak
Kanaya mendapatkan hasil yang sangat indah atas kesabaran menunggunya dan atas doa sepertiga malam
"Bara...
"Betapa indahnya menunggu jika hasilnya adalah kamu"
sesampainya di kediaman kanaya. gus zain sudah disambut oleh keluarganya kanaya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keluarga gus zain turun dari mobil
"Wih rumahnya bagus banget umi" ujar husein
"Iya nak" sahut umi
"Nak gimana kamu sudah siap" tanya abah
"InsyaAllah" jawab gus zain sambil gugup
"Yauda ayo zain udah ditunggu" sahut ning zia
Mereka berjalan menuju rumah kanaya dan menghampiri orang tuanya.
"Assalamualaikum" ujar mereka
"Waalaikumsalam" jawab orang tua kanaya
"Alhamdulillah sudah sampai dengan selamat" sahut bunda kanaya
"Alhamdulillah" jawab umi
"MasyaAllah gus Zain ganteng sekali nak" ujar bunda
Gus zain tersenyum malu
"Mari pak kyai bu nyai masuk kedalam rumah" ujar ayah
sesampainya di dalam rumah tampak banyak makanan dan buah buahan yang dihidangkan. Gus Zain memandangi sekeliling dinding rumah dan ia tertuju pada satu foto yang tampaknya itu adalah foto kanaya waktu wisuda.
"Kanaya mana ya, umi?" bisik gus Zain
" Umi juga gatau nak sabar dulu"
"Kakak udah ga sabar ini sepertinya cie cie" sahut husein
"Husein jangan gitu dek dirumah orang" ujar ning zia
Bunda pun memanggil putrinya untuk ke ruang tamu menemui keluarga gus zain
"Mari sembari di makan nyai dan kyai"
"Enggeh kok repot repot niki"
"Saestu mboten repot repot niki"
Kanaya berjalan menunduk menuruni tangga mengenakan gamis berwarna putih dan didampingi oleh bunda.
"Sebentar kenalin dulu ini gus zain anak kyai zayyan afandi"
Kanaya pun yang awalnya menunduk melihat ke arah gus zain dan tersenyum ke arahnya
"Gila ternyata gus Zain ganteng sekali" batin kanaya