Chapter 2

122 17 1
                                    

Berendam air hangat, selalu berhasil mengembalikan kesegaran tubuh. Setidaknya itulah yang Sakura pikirkan saat ini. Setelah seharian beraktifitas di sekolah barunya, kini ia sedang menenggelamkan seluruh tubuhnya di dalam bath tub menyisakan kepala merah mudanya itu. Pikirannya melayang tentang apa saja yang ia lalui hari ini. Teman teman barunya, suasana KHS yang jelas jauh berbeda dengan SHS, lalu si pant- eh tunggu kenapa bayangan pantat ayam itu ikut melintas? Buru buru sakura menggelengkan kepalanya. Terlalu lama berendam ternyata membuat isi kepalanya jadi tidak karuan.

Sakura berganti pakaian dengan celana pendek diatas lutut dan zeppelin shirt milik sasori, entahlah pakaian milik nii-san nya itu selalu saja terasa nyaman digunakan. Kini dirinya sedang terduduk diruang tengah sambil menonton acara televisi. Tunggu, apa sakura tidak belajar? Atau mungkin ada tugas dari sekolah?

Tingtong

Pandangan sakura teralihkan dari televisi menuju pintu. Siapa yang membunyikan bel? Tentu saja bukan sasori, karena untuk apa pemilik apartemen repot repot membunyikan bel? Toh password dari apartemen ini saja sudah dihapalnya diluar kepala. Dengan terpaksa sakura beranjak untuk membuka pintu.

Ceklek.

"Loh? Murid baru?" Ternyata suara bel itu berasal dari seorang pria rambut kuning dengan tanda seperti bekas cakar di pipinya. Dilihat dari pakaiannya yang menggunakan kaos oblong berwarna oranye dan boxer berwarna hitam, bisa ditebak mungkin dia juga salah satu penghuni apartemen hera palace.

"Naruto?" Ya, itu adalah naruto. Sakura masih ingat dengan jelas nama yang disebutkan oleh tenten. Selain itu naruto yang juga ternyata adalah kekasih dari hinata, sehingga cukup dengan mudah ia ingat.

"Tunggu jadi imouto yang dimaksud oleh sasori-nii adalah kau, sakura?" Naruto mendudukan dirinya di sofa ruang tengah setelah sakura mempersilahkan dirinya masuk.

Sakura sendiri sebenarnya sudah tidak terlalu asing dengan suara berisik naruto saat pertama kali ia melihatnya di KHS. Suara yang sama yang beberapa kali terdengar ketika dirinya sedang menelpon sasori saat dirinya masih di Suna dulu.

"Aa, jadi kau si baka yang selalu mengganggu sasori-nii di apartemen ini "

"Wah, dunia ternyata sempit sekali."

Naruto dan Sakura saling bertukar cerita. Tentang bagaimana kehidupan sakura di Suna, tentang mengapa naruto tinggal di apartemen, tentang bagaimana naruto bisa akrab dengan sasori, dan hal hal lain. Yang sakura tau naruto memang cukup baik pada sasori. Pada saat sasori sakit dan ia sendirian di apartemen, sasori mengatakan jika ada tetangganya yang mengirimkan makanan untuk sasori dan ternyata itu adalah naruto. Sasori sendiri pernah berkata, walaupun naruto itu menyebalkan tetapi sasori sudah menganggap naruto seperti adik.

Naruto memang tipe orang yang akan cepat akrab dengan siapa saja. Terbukti dengan sakura yang sudah mulai berani menggeplak kepala naruto ketika naruto melakukan hal yang menurutnya menyebalkan.
Dan mengenai naruto yang tinggal di apartemen, sebenarnya naruto memiliki rumah di Konoha. Namun kedua orang tua naruto harus mengurus bisnis di eropa. Naruto lebih memilih tinggal di apartemen yang dekat denga KHS daripada harus menempuh jarak 1 jam dari rumahnya.

Ceklek,

Pintu apartemen terbuka menampilkan sesosok dosen tampan Konoha University. Lihatlah wajah lelah yang tidak sedikitpun meredupkan pesona ketampanan seorang Haruno Sasori. Dengan kemeja yang dasinya sudah ia longgarkan menambah kesan sexy padanya. Padahal usia sasori sudah hampir menginjak 30 tahun, tapi wajah baby face itu menutupi usia sebenarnya dari sasori bahkan ada yang mengira jika sasori adalah mahasiswa di KU dan bukannya seorang dosen.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
What If I Told You "I Love You"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang