Chapter 7

90 16 0
                                    

Kriieett..

Suara pintu terbuka membuat tidur sakura terusik, perlahan kelopak matanya terbuka. Samar samar sakura melihat bayangan sasuke yang tengah berjalan mendekat kearahnya. Sakura mencoba untuk mengerjapkan matanya berkali kali berharap apa yang ada didepannya dapat terlihat lebih jelas. Hingga akhirnya sosok sasuke sudah berada tepat didepan ranjang milik sakura. Sasuke merangkak naik keatas ranjang dan mengungkung tubuh sakura dibawahnya. Sakura ingin berontak, namun terlambat. Dirinya seolah terpaku ketika menatap netra setajam elang milik sasuke. Perlahan sasuke semakin mendekatkan wajahnya, membuat sakura memejamkan kembali kelopak matanya. Sebuah benda kenyal dapat sakura rasakan menempel pada bibirnya dan memagutnya dengan lembut. Tanpa sadar, sakura membuka mulutnya memberi akses lebih pada sasuke untuk mencecap lebih dalam rasa manis yang sakura miliki. Hingga akhirnya...

Krrrrriiiiiiiinnnnngggggg....

Suara nyaring dari alarm yang sakura letakkan di nakas samping ranjangnnya, membuat sakura terbangun dan langsung mendudukan dirinya.

"Sial.! Mimpi apa itu?" Ucap sakura seraya tangannya meraih jam weker yang masih berbunyi nyaring dan mematikannya.

Dengan masih terduduk diatas ranjangnya, sakura mencoba mengingat kembali rangkaian mimpinya. Sakura memukul kepalanya sendiri dan teringat akan sesuatu. Dirinya turun dari ranjang dan berlari menuju ruang tengah, mengingat semalam sasuke tertidur disana. Namun nihil, sasuke sudah tidak ada disana. Hanya ada sebuah selimut yang sudah dilipat dengan rapi dan sebuah lampu tidur berbentuk kucing yang sudah dimatikan diatas sofa ruang tengah.

"Eh? Dia sudah pergi?"

Sakura meraih selimut yang sudah terlipat dengan rapi, hendak ia letakkan kembali kedalam lemari. Hidungnya mencium wangi segar maskulin dari selimut yang ada di tangannya, jelas itu adalah wangi milik sasuke. Beberapa kali berada didekat sasuke, sakura tentu dapat mengenali wangi yang kini menempel di selimut miliknya. Bayangan semalam saat dirinya menyentuh wajah sasuke terlintas kembali di pikirannya. Buru buru sakura mengenyahkan pikirannya dan bergegas pergi ke kamar mandi. Kalau aku jadi sakura, aku tidak akan pernah mencuci selimut itu untuk selama lamanya.

🌸🌸🌸

Jam kosong. Saat saat paling membahagiakan bagi para murid adalah saat jam kosong. Ketika para guru sedang mengadakan rapat dan tidak ada tugas yang diberikan adalah hal yang lebih membahagiakan dibanding apapun. Benar kan? Lihat saja segerombolan siswa siswi dari kelas seni dan bahasa yang saat ini sedang duduk dibawah pohon besar yang berada didekat kelas mereka. Ditengah tengah mereka ada sebuah mainan berbentuk buaya berwarna hijau dengan deretan gigi yang jika ditekan salah satunya, mulut dari buaya itu akan menutup. Kiba mendapatkan kesempatan pertama untuk menekan salah satu gigi dari buaya itu, beruntung mulut buaya itu tidak menutup. Selanjutnya adalah ino, kebruntungan juga bepihak pada ino. Begitu pula dengan chouji, tenten, sai, dan hinata yang memainkannya secara bergiliran. Akhirnya giliran sakura tiba, jarinya terulur kedepan menyentuh salah satu gigi pada deret bagian kanan. Perlahan sakura mulai menekan gigi itu, dann

Ctak.

"Arrrgghhh siaaall.." teriakan frustasi sakura terdengar saat jarinya terjepit mulut buaya yang menutup, disusul suara tawa dari ke 6 temannya.

"Baiklah jidat, jadi karena kau kalah kau harus menerima tantangan dari kami."

"Tunggu! Dari awal tidak ada yang mengatakan yang kalah akan diberikan tantangan bukan?" Protes sakura setelah mendengar ucapan dari ino.

"Oh ayolah, permainan tidak akan seru kalau yang kalah tidak mendapatkan apa apa." Ucap kiba yang dibalas anggukan oleh yang lain.

"Thenang sajha, thantangnnya thidak hakan shulit." Kali ini chouji yang bersuara dengan mulutnya yang masih mengunyah keripik kentang.

What If I Told You "I Love You"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang