Chapter 14

104 16 2
                                    

"aarrgghh.. shannarooo.." 

Sakura mengacak rambutnya frustasi. Sudah ber jam jam ia duduk didepan meja belajarnya, namun tetap saja ia tak bisa fokus. Sedangkan setumpuk PR dihadapannya sedang menanti untuk sakura selesaikan. Jangan lupakan jika libur musim panas itu sama artinya dengan setumpuk PR dari masing masing mata pelajaran. Sakura menyentuh dadanya tepat dimana ia bisa merasakan detak jantungnya. 

"Tidak tidak , ini tidak benar." Ucap sakura seraya menjatuhkan kepalanya ke atas meja. 

Sakura jelas tau apa yang tengah terjadi pada dirinya. Lebih tepatnya apa yang terjadi pada hatinya. Sekeras apapun sakura mengelak, namun hatinya tak pernah bisa. Sakura menutup kelopak matanya, menyembunyikan netra klorofil indah miliknya. Sekali lagi sakura ingin memastikan tentang perasaan yang saat ini tengah berkecamuk didalam dadanya. Dan lagi lagi hanya bayangan tentang sasuke yang terlintas ketika sakura menutup matanya. 

Namun, sakura sendiri masih belum mengerti tentang apa yang sasuke pikirkan tentang dirinya. Tentu sakura bisa melihat bagaimana sasuke bersikap ketika mereka berdua sedang bersama. Akan tetapi, sasuke yang tak pernah mengatakan apapun , jelas membuat sakura ragu untuk sekedar berharap. "Bolehkah kali ini aku berharap?" 

Ring ring ring

Ditengah lamunannya, sakura tersentak oleh ponselnya yang tiba tiba berbunyi. Dahinya mengernyit ketika melihat ke layar ponselnya. 'Itachi nii? Ada apa?' Pikirnya. Tanpa pikir panjang sakura langsung mengangkat telepon dari kakak sasuke itu. 

"Ne moshi moshi , itachi nii." 

'sakura. Apa kau sedang sibuk?' 

"Tidak, kebetulan aku sedang senggang. Ada apa itachi nii?" Ucap sakura dengan sebelah tangannya yang sibuk menyingkirkan tumpukan PR miliknya yang sejak tadi hanya ia abaikan. 

'begini, aku berulang kali mencoba menghubungi sasuke, tapi tidak ada respon sama sekali bahkan sekarang tidak aktif. Aku khawatir dia demam seperti tempo hari.' Air muka sakura berubah menjadi serius setelah mendengar ucapan itachi. Jujur saja sakura menjadi sedikit hawatir, pasalnya seharian ini juga sasuke tidak ada kabar sama sekali. 

'Jadi tolong datanglah ke penthouse sasuke sekarang ya sakura? Masih ada hal lain yang harus ku urus.'

"Tentu itachi nii, aku akan datang segera." 

'Wahh, arigatou ne sakura.' 

Setelah menutup sambungan telepon dari itachi, sakura bergegas turun dari unit apartemennya. Beruntung tak lama setelah sakura turun, sebuah taksi baru saja menurunkan penumpang tepat dihadapan sakura. Tak mau berlama lama sakura pun menaiki taksi itu dan langsung menuju penthouse sasuke. 


Kening sasuke mengernyit saat mendapati sakura yang sudah berdiri didepan pintu penthousenya dengan wajah khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kening sasuke mengernyit saat mendapati sakura yang sudah berdiri didepan pintu penthousenya dengan wajah khawatir. 

"Hn, sudah ku duga." Ucap sasuke setelah mendengarkan penjelasan perihal kedatangan sakura ke penthouse miliknya. Kini keduanya tengah berada di ruang tengah lantai dua. Ruangan yang berada tepat di depan kamar sasuke dengan sofa panjang mewah dan sebuah LED smart tv yang sakura yakini berukuran lebih dari 40 inch. Sakura mendudukan dirinya pada sofa panjang itu saat sasuke tengah mengambilkannya sesuatu dari dapur. 

What If I Told You "I Love You"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang