06. Tanpamu

186 29 4
                                    

Happy Reading!!! 🤗🤗🤗

Happy Reading!!! 🤗🤗🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











♡♡♡♡♡
♤♤♤
♡♡
♥︎

-Cinta tidak pernah salah, hanya saja- terkadang cinta hadir begitu saja tanpa memberi waktu kita untuk menjatuhkan pilihan pada siapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Cinta tidak pernah salah, hanya saja- terkadang cinta hadir begitu saja tanpa memberi waktu kita untuk menjatuhkan pilihan pada siapa.

Jika saja cinta bisa memprediksi sebelumnya, mungkin akan beda cerita, mungkin tak akan ada cerita cinta sendiri. Tapi justru mungkin itu adalah titik menariknya. Jika tidak- mungkin tak akan ada ceritanya berjuang sesulit ini.

Pagi yang cerah untuk mengawali hari Senin yang indah, meski Senin tak selamanya indah bagi sebagian orang. Setidaknya suasana bagus dapat menambah semangat menjalani kenyataan. Banyak yang harus diperjuangkan sebelum memutuskan berserah diri pada keadaan.

Anna berjalan menyusuri trotoar setelah beberapa meter ia turun dari motor yang mengantarkannya. Ia memandang lurus ke depan sembari mempercepat langkahnya. Sebenarnya ia tak memiliki jam kuliah, hanya saja ada seminar yang harus ia ikuti. Ia datang lebih awal tentu saja untuk mengincar kursi paling depan. Diana bilang akan datang sedikit terlambat, dan memintanya untuk mencarikan tempat.

Anna berjalan dengan pasti menuju gedung bernuansa putih tulang sembilan lantai. Sampai di lift ia menekan angka 9, terdapat sebuah ballroom yang terletak di lantai paling atas, di sanalah acara akan dilaksanakan. Anna sedikit terkejut saat ruangan masih sepi, hanya ada panitia penyelenggara. Ia pun mengambil tempat duduk di baris kedua.

Setengah jam ia menunggu, kini orang-orang nampak berdatangan memenuhi kursi kosong yang telah lama menanti. Anna sesekali tersenyum menyapa saat beberapa mahasiswa maupun mahasiswi lain lewat di depannya.

Diana belum juga datang, entah kenapa anak itu begitu lama. Anna berulang kali mengecek jam yang melingkar di lengan kirinya, khawatir Diana belum juga menampakkan batang hidungnya, sementara sebentar lagi seminar akan dimulai. Anna mencoba mengirimi pesan dan menelepon gadis itu berkali-kali, namun masih saja tak ada jawaban.

KILASAN RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang