21. Lepas

97 6 0
                                    

Happy Reading...

•••••••••♡♡♡♡♡♤♤♤♥︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










♡♡♡♡♡
♤♤♤
♥︎

Matahari nampak kemerahan di ujung barat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Matahari nampak kemerahan di ujung barat. Lintasan lebar yang beberapa saat lalu kini ramai nampak sepi. Di sisi kanan jalan, dua orang remaja bersantai setelah lelah berlari mengitari sirkuit. Mereka bersandar pada dinding yang menjadi pembatas antara pit lane dengan jalur balap utama.

"Apa cita-citamu dulu sebelum menjadi pembalap?" tanya seorang remaja membuka perbincangan.

"Hmm... apa ya selain membalap, oh iya... lebih tepatnya jika aku tidak menjadi pembalap, mungkin aku akan terjun di dunia otomotif, apa pun itu entah motor atau mobil, aku suka keduanya. Apa itu bisa disebut cita-cita?" Arjuna tersenyum bangga menceritakan keinginannya.

Dua bocah remaja itu pun tertawa hingga gigi taring mereka terlihat. Salah satu bocah menyahut. "Tentu saja. Berarti kau masih punya keinginan lain... jika kau tidak menjadi pembalap. Sementara aku tidak, aku hanya ingin menjadi pembalap! Dan tidak akan berhenti sebelum aku mencapainya," ungkapnya.

"Wah, itu bagus, Adrian... tapi kadang kita juga butuh sedikit realistis dengan keadaan."

"Ya... tentu saja aku tahu."

"Kalau begitu, bagaimana setelah kau pensiun nanti?"

"Aaa... itu aku belum memikirkannya, sepertinya aku tidak akan berhenti membalap. Aku tidak bisa memikirkannya."

Bau obat-obatan begitu menyeruak hingga sudut ruangan. Beberapa orang berlalu lalang dalam keheningan. Cahaya mentari menembus jendela kaca dengan gorden abu-abu yang sedikit terbuka. Sesosok lelaki duduk diam bersandar di ranjangnya.

Ia baru saja tertidur, kenangan dirinya bersama Adrian masa-masa awal mereka kenal masuk ke dalam mimpinya. Akhir-akhir ini, ia sering bermimpi tentang Adrian, entah itu kenangan masa lalu, atau sekadar melihat sosok itu di mimpinya. Tiba-tiba Arjuna meringis, tak sempat memikirkan hal lain, rasanya seperti ada sesuatu yang berdenyut, ia merasakan nyeri setiap ia bangun di pagi hari.

KILASAN RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang