Happy Reading!
•
•
•
•
•
•
•
•
•
♡♡♡♡♡
♤♤♤
♥︎
Angin malam berhembus kuat, dingin menerpa permukaan kulit. Lintasan nampak sunyi, tak ada raungan mesin seperti biasa. Arjuna mengeratkan ujung jaketnya menatap lintasan tak berujung. Kedua matanya mengerjab saat menangkap seseorang berambut pirang tergerai melambai ke arahnya. Gadis itu tersenyum dan berhenti di sisinya.
"Kamu melihat apa? Besok race dimulai dan kamu masih di sini." Sapa gadis itu dan Arjuna hanya tersenyum. "Apa yang kamu khawatirkan?"
"Besok race terakhir."
"Hah ...." Itzel menghela napas panjang. "Tidak juga yang terakhir, mereka memperpanjang kontrak, aku sudah mendengarnya."
Arjuna menyeringai, ia tertawa kecil. "Iya, itu benar. Aku baru menandatanganinya."
"Baguslah, tapi apa yang membuatmu seperti tidak senang?"
Arjuna tak menjawab, ia hanya mencebik. Entah kenapa saat ini ia merasa gelisah. Padahal jika boleh dikata, tidak ada yang salah, semua berjalan dengan baik, dan ia tak perlu mengkhawatirkan masa depan satu tahun kedepan. Namun perasaan tak nyaman itu belum juga ia temukan penyebabnya.
Itzel berbalik dan menatap Arjuna kagum. "Kamu tahu Arjuna, kamu adalah salah satu pembalap yang luar biasa, mungkin kamu terlihat menyebalkan bagi mereka saat balapan, tapi ... di luar itu kamu sosok yang baik. Aku terkadang menerka-nerka apa yang kamu rasakan saat mereka mengatakan satu hal buruk, atau membuatmu tak nyaman. Karena kamu hanya tetap tersenyum menanggapinya. Menganggap seperti tak ada masalah. Aku iri dengan dirimu yang tetap bisa tersenyum."
"Aku hanya melakukan apa yang ingin aku lakukan," sahut Arjuna.
"Aku tahu. Oh iya, aku juga tahu kalau kamu ingin menang besok. Apa aku benar?"
Arjuna tertegun. "Apa terlihat?"
"Tentu saja, jika bisa kamu ingin menang setiap balapan dan kamu juga tak puas jika hanya menjadi pembalap yang dinomor duakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
KILASAN RASA
FanfictionJudul sebelumnya --> DI BALIK LINTASAN Mungkin sebagian orang berpikir menjadi kekasih pembalap kelas dunia adalah suatu keberuntungan. Nyatanya tidak sepenuhnya hal itu benar. Di setiap detiknya kamu harus siap untuk melepaskannya. Setidaknya itula...