07. Napak Tilas

189 20 8
                                    

Happy Reading ...❤


•••••••••••♡♡♡♡♡◇◇◇♡♡♥︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












♡♡♡♡♡
◇◇◇
♡♡
♥︎

Anna berjalan cepat sesekali ia meraih dahan pohon matoa yang menjulur ke pinggir jalan. Ia tersenyum di saat mendongakkan kepala dan biru muda menyambut pandangannya pagi ini.

Menghirup udara segar di setiap langkahnya menyusuri jalan dimana kanan kirinya berjajar pepohonan rindang nan tinggi. Sesekali matanya menangkap beberapa mahasiswa mengendarai motor melewatinya.

Sebenarnya ia tak memiliki jam kuliah, ia datang ke kampus hanya untuk mengumpulkan tugas. Ia sengaja datang pagi-pagi sekali untuk meletakkan tugasnya di meja dosen, dan setelahnya bertemu dengan Diana. Ada hal yang ingin ia bicarakan dengan gadis itu.
Setelah menyelesaikan tujuan utamanya, Anna berjalan menuju gazebo dimana Diana sudah menantinya.

Diana nampak tersenyum saat kedua matanya melihat sosok Anna yang keluar dari gedung kuliah. Anna melompat dari batu satu ke batu yang lain hingga berhenti tepat di depan gazebo dimana Diana nampak menghela napas.

"Kayak bocah!" celetuk Diana.

"Kasian rumputnya kalau keinjak." Anna mendudukan dirinya lantas menyandarkan tas ranselnya di samping Diana.

"Bisa lewat sana!" tunjuknya pada jalanan paving yang menghubungkan gedung dengan tempat mereka sekarang.

Anna menggeleng. "Aku cari jalan pintas. Sebenarnya itu bukan buat hiasan aja lo ... kan emang buat bisa dilewatin."

"Oke-oke." Diana menyerah.

Anna terdiam sesaat saat beberapa anak berlarian memasuki gedung, sepertinya mereka mengejar waktu, apalagi sekarang sudah jam tujuh lewat lima menit. Anna menoleh memandang Diana, sementara Diana hanya menaikkan kedua alisnya.

"Besok aku gak ikut ke Bromo," ucap Anna.
Diana yang mendengarnya pun mengerutkan dahi tak terima. "Kalau begitu aku gak ikut!"

"Kenapa? Tania kemaren bilang kamu harus ikut ..." balas Anna.

Diana memutar mata malas. "Kalau kamu gak ikut aku sama siapa? Aku males motoran sendiri."

"Aku tadi bilang sama Reval, kalau kamu sendiri. Kebetulan dia juga sendiri kok, kalian bisa barengan," jelas Anna.

"Yaaaa!!!" Diana spontan memekik.

"Aww ..." Anna mengelus lengan kirinya yang menjadi korban pukulan Diana.

Diana nampak bersungut-sungut. "Kenapa kamu bilang gitu! Aku gak mau bareng dia! Harusnya kamu yang bareng dia, kan gebetan baru. Bisa-bisanya aku! Lagi pula aku gak kenal baik sama dia."

"Gebetan dari mana? Gak kenal gimana, kita temen satu KKN, gimana sih. Lagian dia juga gak apa-apa kok kalau kamu bareng dia."

"Ann, aku gak suka ya kamu ngajuin aku kayak gitu!" Diana nampak serius.

KILASAN RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang