Chapter 1 - Berita Kematian Walangsungsang

138 10 0
                                    

5 tahun sudah tak terasa mereka mengembara untuk mencari ilmu. Ratu Subang Larang sudah sangat menantikan kepulangan anak-anaknya hingga Ia jatuh sakit dan hanya terbaring lemas di tempat tidurnya karena rasa rindunya yang tak terbendung.

Setelah penantian yang sangat panjang, tibalah Raden Kian Santang kembali ke Padjajaran. Kian Santang berjalan dengan gagah dan senyum dari bibirnya yang sangat merekah melihat ayahandanya sendiri yang menyambutnya di gerbang istana.

Tampak kebahagiaan dalam diri Kian Santang karena telah selesai dalam melakukan pengembaraannya dan dapat bertemu kembali dengan keluarga yang sangat dia sayangi.

Namun, berbeda dengan tatapan Prabu Siliwangi. Rupanya tampak sendu seperti menutupi sebuah kesedihan yang tak terbedung walau di depannya sudah datang putranya dari perjalanan selama 5 tahun lamanya.

Ternyata telah terjadi sesuatu pada Raden Walangsungsang, putra sulung Prabu Siliwangi. Yang tentu saja kabarnya belum diketahui oleh Raden Kian Santang, adiknya.

"Putraku Kian santang, akhirnya kau pulang dalam keadaan selamat. Andaikan rakamu Walangsungsang seberuntung dirimu." Batin Prabu Siliwangi menguatkan dirinya dan menatap Kian Santang dengan senyum tipisnya menutupi kesedihan yang dialaminya.

Kian Santang menghadap ayahandanya dan memberikan salam hormatnya setelah bertahun-tahun tidak bertemu.

Kian Santang menghadap ayahandanya dan memberikan salam hormatnya setelah bertahun-tahun tidak bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berdirilah putraku." Ucap Prabu Siliwangi membuka kedua tangannya dan langsung memeluk Raden Kian Santang karena rasa rindunya yang sudah tidak terbendung.

Datanglah Nyimas Rara Santang berlari. Senyum nyimas Rara Santang tidak dapat disembunyikan. Ia sangat senang bertemu kembali dengan adiknya dan bergegas ingin memeluknya.

Kedatangan Rara Santang membuat Kian Santang lebih senang karena kakaknya ternyata sudah tiba lebih dulu dengan selamat. Tetapi hal ini membuatnya mencari-cari sosok Kakak tertuanya yang tidak ikut menyambutnya.

"Ternyata Yunda sudah lebih dulu sampai ke Pajajaran daripada aku, lalu dimana raka Walangsungsang? Kenapa Ia tidak menyambutku?" Tanya Kian Santang yang sontak membuat Rara Santang terkejut dan tidak bisa menyembunyikan air matanya.

"Raka... sudah meninggal rayi" Ucap Rara Santang sambil menahan isak tangisnya. Kian Santang terkejut dan tidak percaya dengan apa yang yundanya ucapkan itu.

"Ayahanda, katakan hal itu tidak mungkin ayahanda!" Kian Santang tak percaya dan memastikan kebenarannya kepada ayahandanya, Prabu Siliwangi.

Tatapan sendu semakin menyelimuti prabu Siliwangi

"Kita semua telah kehilangan rakamu, bukan hanya ayahanda, Ibundamu, dan juga seluruh yang ada di istana ini. Namun, seluruh rakyat Pajajaran sudah kehilangan rakamu, Walangsungsang." Ucap prabu Siliwangi menguatkan dan mendekati Kian Santang yang masih berdiri lemas mendengar hal tersebut.

Kian Santang masih merenungi hal tersebut karena sebelumnya saat perjalanan pulang ke Padjajaran Ia sempat merasakan sebuah firasat. Namun Ia tidak menyangkan, ternyata firasat buruk yang Ia rasakan saat berada dalam perjalanan pulang adalah kematian rakanya. 

Rara Santang tidak bisa menahan tangisnya karena teringat kembali hal terakhir saat bertemu rakanya yang sudah tidak bernyawa. Jasad yang sudah dingin itu digendong sendiri oleh Prabu Siliwangi ke tempat peristirahatan terakhirnya. 

"Raka pernah berjanji kepadaku, raka akan kembali ke istana Pajajaran untuk berkumpul" Rara Santang masih sangat menyesali kematian rakanya yang sangat mendadak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Raka pernah berjanji kepadaku, raka akan kembali ke istana Pajajaran untuk berkumpul" Rara Santang masih sangat menyesali kematian rakanya yang sangat mendadak itu.

"Raka pernah berjanji kepadaku, raka akan kembali ke istana Pajajaran untuk berkumpul" Rara Santang masih sangat menyesali kematian rakanya yang sangat mendadak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun kesedihan Rara Santang belum usai, tetapi Ia berusaha menenangkan adiknya yang masih belum beranjak dari tempatnya.

"Yunda mengerti dengan kesedihanmu, rayi. Ini semua sudah kehendak ilahi dan tidak ada yang bisa kita lakukan, selain mengikhlaskan kepergian raka Walangsungsang"

Rara Santang berusaha menguatkan adiknya, namun ada sedikit keraguan dalam lubuk hatinya mengenai kejadian yang menimpa kakaknya.

.

Ternyata firasat Rara Santang benar adanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata firasat Rara Santang benar adanya. Raden Walangsungsang masih hidup. Bagaimana bisa?

Bersambung...

Perjalanan WalangsungsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang