7. Apartment

7 0 0
                                    

Terimakasih semuaa,Yang sudah baca cerita ku 🍂
Maaf kalo kurang bagus 🐣

"Keluarga? Apakah itu sebuah luka? "
-Zara








Happy reading guys! ✨

"Ini apartemen lo, bang?"ujar Zara yang sedikit tercengang.

" How's the little girl? Do you like it? " tangkas nya dengan mencubit pipinya.

Bagaimana bisa? Bara yang kini berumur 20 tahun bisa membeli apartemen bahkan mobil sendiri? Wow! Impresif

Kini mereka berdua memasuki apartemen miliknya yang berada di lantai 15. Ralat. Bukan mereka berdua, tetapi mereka bertiga. Tujuan pertama mereka ialah kamar nomor 398 milik Bara.

Ting tong

Bunyi bel lift berbunyi. Mereka bertiga masuk ke dalam lift. Disaat lift bergerak ke atas, suara ponsel milik Zara berdering. Zara hanya melihat siapa si penelepon. Oh. Ternyata si pria tua. Lalu ia kembali memasukkan handphone ke dalam saku celana jeans nya.

" Who is he, honey? Why don't you answer the phone? "Ujar nya dengan mengusap rambut nya.

"lo bisa ga sih?"

"Hm?"

"Lo bisa ga gausah ngomong Bahasa Inggris"geram Zara entah kenapa

"Lo bisa bahasa Inggris kan ra?"bela nya.

"Bisa sih bisa tapi gausah pake 'sayang-sayangan' segala bisa kan?!" ketus nya.

"Ihh galak banget sih adek gue, makin sayang deh" ujar nya sambil mencubit hidung mancung Zara.

"Haduh gue kayak ngerasa ganggu hubungan orang aja, padahal kan mereka sodaraan" sindir Tio dengan penuh penekanan.

Bugh

Pukul Zara yang sedikit kencang, yang membuat Tio menabrak dinding lift. Tio sedikit meringis setelah mendapat pukulan dari Zara. Dan Bara, ia begidik ngeri menatap adiknya. Sedangkan Zara, hanya tertawa kecil dan Menyeringai kecil ketika ia di tatap Bara.

Awal nya Bara menatap Zara dengan tatapan ketus. Tapi, setelah ia melihat cengiran juga tawa Zara, ia langsung tersenyum dan mengusap rambutnya dengan gemas.

" It's funny my little girl "

Tio hanya menatap Zara. Entah apa itu artinya. Bara yang menyadari Zara di tatap oleh Tio pun segera menatap Tio dan mengatakan "awas, inget pacar di rumah nya, masih lo gantung tuh" ejek Bara.

"Iyee kasian pacar LDR gue udah gue gantung dua tahun lebih"ujar nya dengan wajah melas.

"Bhuahahahahahaha" tawa Zara yang membuat dua lelaki tampan itu terdiam.

"Ekhem"
"Gue punya pantun buat lo"ujar nya kepada Tio.

"A-apa Ra?" ujar Tio dengan kikuk.

"Si jamal makan batu bara"
"CAKEPPPP" sahut Bara

"Minum nya teh pecahan kaca"

"CAKEP PISAN EUY"sahut Tio dengan cekikikan.

"Gue kira lo gay sama Bara"

"Ternyata lo punya cewek juga ya" ujar Zara dengan cengiran tak berdosa.

Bara dan Tio hanya terdiam. Berbeda dengan Zara. Ia tertawa menatap ekspresi mereka berdua. Entahlah.

"Adek lo ngeri anjay, nyindir gue pake nama tetangga gue" bisik nya.

"Gue kan baru ketemu dia jamal" bisik Bara.

"Kayak si Naza yakh ketus, nyindirnya juga pake nama orang, kemaren aja si Naza nyindir gue pake nama bapak gue" curhat nya dengan pelan.

"Bapak lo emang siapa?"

"Hendri" bisik Tio dengan tak berdosa.

☆☆☆

"Ini kamar gue"

Tingtong

Bel pintu terdengar. Bara melangkah maju membuka pintu kamar nya. Ruang Kamar nya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Kurang lebih 400m×350m. Dengan desain sangat simpel, tetapi berkesan mewah.

"Ngapain lo bengong? Coba masuk" ujar nya.

Bukan Zara yang masuk, melainkan Tio. Ia menyelonong masuk tanpa salam atau permisi. Lalu duduk di sofa coklat dan menyalakan televisi dengan seenak jidat nya.

"Bang, lo beli kamar ini udah lama?" tanya Zara sedikit ragu.

"Ya, sejak gue SMA bukan cuma kamar ini aja-"

Zara pun menatap Bara. Ia sangat bersemangat mendengar kelanjutan ucapan dari kaka nya itu. Sambil menyimak, ia merebut jajan yang ada di dengan Tio dan mulai melahap nya.

"Gue beli satu apartment ini juga gue beli restoran di depan sekolah lo"

Uhukk

"Mampus, karma lo rebut makanan gue, hahahaha" tawa Tio yang membuat Zara menggeram.

Plak

Remote TV yang ada ditangan Zara pun melayang di wajahnya. Tio hanya meringis dan melanjutkan tawanya. Sedangkan Zara? Ia masih tersedak, malah semakin kencang. Bara segera mengambil kan segelas air untuk adik nya dan membantunya untuk minum.

"Sshh sialan lo! Lagian keselek juga masih di ketawain" desis Zara dengan tatapan sinis.

"Abisnya keselek lo lucu anjir jadi gue ngakak hahaha-"

"Tio" ujar Bara dengan suara berat nya yang sangat mengerikan.

Tio pun mendadak diam. Ia menunduk. Lalu ia menatap Zara dengan tatapan memohon. Tio pun berlutut di depan Zara dengan ekspresi memelas. " ma-maafin gue ra, gue salah"

"Hah? Lo bilang apa? Gue ga denger" ejek Zara.

Tio mendengus kesal. Ia pun berdiri. Kedua tangan nya terlipat di dada dan mendekatkan wajah nya ke Zara. "Maafin gue budek!" teriaknya lalu pergi dengan langkah gedobrakan.

"Obat nya habis kali" ujar Zara dan Bara secara bersamaan ketika melihat tingkah laku Tio yang agak agak.

☆☆☆

Alo guys, gimana part kali ini? Maaf yakh pendek banget, lagi ga gabut soalnya.

Karena part nya mau aku bikin banyak, jadi agak pendek aja ya tiap part,

Oky bay bayy
(๑'ᴗ')ゞ

・792・

♤♤♤

ZalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang