12. Tak diundang, tak di diminta

5 0 0
                                    

"..Biar gue yang ngejar lo sampai lo suka sama gue"
-alvanandra







Happy reading guys! ✨

Kokok ayam sudah terdengar sejak tadi. Zara yang terbangun melihat  Allano yang tertidur di sofa. Apakah ia tidak pulang kemarin malam? Apakah dia menjaga dirinya? Dia sangat buruk sekali. Maksudnya penampilan yang berantakan dan juga kantung mata seperti panda. Buruk.

Zara melihat sekitar. Ada jam di pojok ruangan yang menunjukkan pukul 06.24. Apakah Bara khawatir? Akankah Bara menelpon polisi dan mendobrak rumah Ediy? Semoga saja tidak.

Zara kembali menatap Allano. Sangat lama. Hingga tak sadar jika Allano sudah bangun dan kini, ia menatap Zara kembali. Dia mungkin melamun. Itu sudah kebiasaan nya setiap hari.

"Kenapa?"

Pertanyaan singkat yang membuat lamunan Zara bubar.

"Jangan melamun, ga baik" tambahnya.

Alvan melangkah mendekat ke arah ranjang dan melipat selimut yang berantakan. Dengan sabar tentunya, ia mengajak ngobrol gadis cuek itu, namun nihil.

"Nanti udah bisa pulang" Zara hanya bergumam.

"Abang lo udah gue kasih tau" lagi, ia bergumam

Alvan hanya mengehela nafas. Susah yah ngobrol sama orang cuek. Setelah selesai melipat selimut, ia duduk di tepi ranjang, dekat Zara yang kini duduk. Zara menoleh.

Entah kesurupan apa, Alvan, dia mengusap rambut nya dengan lembut dan mengecup kening Zara. Menaruh kepala Zara di bahu nya dan mengecup kening nya, lagi.

"Gue pacar lo dan akan selama nya jadi pacar lo" bisiknya.

"Kasih gue kesempatan buat nerima"

"Lo ga perlu nerima, honey cukup jadi diri sendiri, biar gue yang ngejar lo sampai lo suka sama gue"

Zara pun dibuat diam. Kondisi sedikit canggung, ia sudah merasakan kejadian seperti ini dengan Bara, tapi? Ini?. Dengan  segera, ia turun dari kasur untuk mengambil air di atas nakas. Dokter dengan suster pun kembali mengecek keadaan Zara.

"Nona Zara bisa pulang, dan ini untuk obat pereda pusing nya-"

"Udah pergi sana" sinis Alvan dengan membuang wajahnya.

"Al" sarkas Zara dengan menatapnya tajam.
Alvan yang mendapat sarkasan pun mengeluarkan hp nya dan duduk di sofa ruangan itu. Entahlah ia sedang melakukan apa.

Zara yang sedikit kesal melihat tingkah Alvan segera minta maaf kepada dokter itu.

"Maafkan teman saya dokter dia agak kumat emang" ujar nya, menyindir.

"Bukan teman tapi pacar"

Uhuk

Tak tau karena apa, dokter tersebut tiba-tiba tersedak setelah mendengar ucapan Alvan. Dokter menatap Zara sangat tajam dan tersenyum. Tersenyum biasa. Tak ada arti di senyuman dokter itu.

"Nona pacar dia?" tanya dokter itu, Tiba-tiba.

Zara mengangguk. Sebenarnya, pikiran dan fisik nya mengatakan'tidak' tetapi, hati kecilnya mengatakan 'iya'

ZalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang