Lie

496 41 4
                                    

Roseanne POV.

Ya Tuhan! Sudah lebih dari 10 kali aku mondar mandir di dalam kamar ku.
Aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

Haruskah aku pergi? Ke tempat latihan dance si wanita Thailand itu?.

Apa tidak kelihatan aneh,aku tiba-tiba datang dan melihatnya ke sana?. Kami bahkan baru bertemu dua kali!. Terlebih dia juga wanita,apa yang sebenarnya ku pikirkan?.

Bagaimana nanti reaksi mommy  mengetahui aku melewatkan makan siang bersama lagi?.

Terserah!. Aku akan tetap ke sana, menuruti rasa penasaran hatiku.

"Kau sudah melewatkan makan siang bersama kemarin dan sekarang kau ingin melakukannya lagi". Mommy ku mengoceh panjang sambil sibuk meletakkan peralatan makan.

"Ini hari Minggu!. Mengapa kau tidak meminta Bambam datang untuk makan siang?". Mommy menatap ku setelah duduk di meja makan.

"Bambam mengajak ke pesta temannya". Aku berucap tenang terlihat seperti tidak berbohong.

"Pesta temannya?. Di jam makan siang?". Mommy semakin banyak tanya yang mengharuskan ku untuk berkata palsu lagi.

"Come on mom,hanya biarkan saja Rosie bersenang-senang". Alice membela.

Dan aku sangat berterimakasih padanya.

*
*
*

Setelah lisa mengirim ku lokasi tempat latihannya, disinilah aku berdiri melihat gerakan si wanita poni yang lincah.

Pada saat pertemuan kedua,kami saling bertukar nomor telepon. Dengan mudahnya aku memberikan, padahal sebelumnya itu adalah hal yang private bagiku

Tubuhnya meliuk-liuk dan sesuai dengan irama musik yang mengiringi. Ketukan badan nya benar' pas!.

Bagaimana bisa dia kelihatan begitu seksi dalam balutan baju ala dance yang begitu ketat di tubuhnya.

Bahkan dia kelihatan sangat panas dan cantik secara bersamaan ketika berkeringat.

Roseanne sadar!. Lisa wanita sama seperti mu.

Setelah 25 menit mengajari anak-anak,Lisa mendekat karena melihat kehadiran ku sejak dari tadi.

Tiba-tiba handphone ku berdering". Maaf,aku permisi sebentar". Ucapku pada Lisa dan ia menggerakkan jarinya sebagai tanda oke.

Dan jantungku berdegup hanya dengan melihat senyuman manisnya.

Apa ini?. Bahkan selama berkencan dengan Bambam aku tidak pernah merasakannya.

Aneh!.

Aku menekan tombol hijau begitu melihat Daddy yang menelepon.

"Halo dad".

"Rosie?".

"Dad, sepertinya aku dan Bambam akan terlambat pulang. Pesta temannya masih berlangsung dan ia juga terlihat menikmatinya". Sepertinya aku sangat ahli berbohong sekarang.

"Dia baru saja telepon". Ucap Daddy ku dari seberang.

"Siapa yang baru menelepon?". Aku gugup sekarang.

"Bambam. Dia tanya,apa kau mau kerumahnya?. Untuk mengajak mu ke pesta ulang tahun temannya". Daddy menjelaskan dengan tenang.

"Aku tidak memberitahu mommy". Lanjut Daddy seolah tahu kecemasan ku.

Aku memejamkan mata akan penjelasan yang di lontarkan ayahku barusan. Demi apapun,aku tidak ada niat untuk berbohong terutama pada beliau.

"Thanks dad". Aku mengakhiri obrolan.

"Hai". Lisa memajukan tubuhnya beberapa senti setelah mendengar panggilan telepon ku berakhir.

"Hai". Balasku dengan sedikit kaku.

"Terkesan?. Aku bahkan tidak bermandikan keringat?".

Lisa bertanya seperti ini karena mungkin melihat mulut ku yang menganga akan gerakan tubuhnya selama menari.

Dasar memalukan Roseanne!. Aku merutuki diriku sendiri.

"Aku terus berpikir, bagaimana caramu menghapal gerakan dance sesulit itu?". Aku mencoba membuka obrolan.

Karena sejujurnya aku penasaran.

"Aku suka mencoba hal yang baru dan ketika itu sulit,aku akan semakin bergairah mengejarnya". Lisa mengatakan dengan menatap ke dalam mataku.

Dan jantung ku rasanya mau copot!.

"Apa itu sebabnya kau meninggalkan bisnis keluarga mu?". Aku mencoba setenang mungkin.

"Aku hanya ingin tahu,apa aku bisa menciptakan merekku sendiri". Lisa tersenyum lagi!.

"Aku terkesan".

"Tidak. Jangan dulu. Setidaknya jangan sekarang. Aku belum mendapat order yang bagus". Lisa antusias menjelaskan.

"Tapi itu pasti akan segera terjadi. Bagaimana denganmu?". Lisa mengubah topik pembicaraan.

"Aku?. Tidak banyak, ayahku mendorong ku bergabung untuk perusahaan asuransinya dan aku tidak pernah pergi".

Aku merasa minder tentang diriku sendiri.

"Lalu...kau suka ke sana?" Tanya Lisa lagi.

"Tempatnya tidak begitu menginspirasi". Aku tertawa pelan menutupi rasa grogi akan tatapan Lisa.

"Jadi apa yang menginspirasi mu, Roseanne?".

"Menulis.... Cerita fiksi". Aku terbata mengucapkan hobi ku di depan seorang Lisa.

"Boleh aku membaca karyamu?". Lisa terlihat senang mendengar suatu hal yang ku sukai.

"Ohh umm.. umm". Aku menggelengkan kepala.

"Bagaimana caranya aku mengetahui,apa yang sedang terjadi... Di balik penampilan tenang mu?". Lisa bersungguh dari tatapannya yang terlihat berbeda sekarang.

Tatapan kagum sekaligus penasaran?.

Aku hanya tersenyum bodoh sekaligus gugup. "Sebaiknya kita keluar dari sini".

Iya,kami mengobrol panjang lebar di ruangan latihan menari si wanita poni.

Dan Lisa hanya mengangguk dengan mengikuti ku dari belakang.

***

I CAN'T THINK STRAIGHT [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang