Something

494 36 1
                                    

Lisa POV.

Aku menggenggam ponsel pintar ku dengan erat seolah itu adalah barang berharga.

Roseanne. Aku menatap nama kontak ini ribuan kali dan ragu apa akan menghubungi nya,misal mengirim pesan singkat?.

Tapi apa yang harus ku bicarakan?. Bahkan kami tidak berteman,hanya sekedar saling tahu nama dan itu pun berkat Bambam, sahabat ku sekaligus kekasih Roseanne.

Sungguh,aku sangat penasaran seperti apa si wanita blonde!.

Sikapnya yang tenang bahkan dalam keadaan apapun, senyuman yang tipis,pendiam dan juga pemalu.

Wajarkah aku memikirkan Roseanne?. Mengingat dia juga wanita.

Ada apa dengan ku?.

Tidak mungkin jatuh hati pada seorang wanita bukan?. Ingat Lisa,kau sudah punya tunangan!.

Dan seminggu lagi akan menikah.

Ting!.

Handphone ku berbunyi menandakan pesan masuk.

"Hai ini Roseanne. Apa kau sibuk?."

Dan aku pun bersorak gembira dalam hati hingga hampir jatuh dari kursi meja rias.

"Tidak,aku banyak waktu luang".

Pesan dari Roseanne masuk lagi.

"Umm,bisa bertemu hari ini?. Jika kau tidak keberatan".

"Sama sekali tidak. Hanya kirim alamat tempat kita bertemu nanti."

Dan Roseanne membalas pesanku untuk terakhir kalinya.

"Baiklah, sampai jumpa di sana. Btw aku bawa naskah tulisanku biar kau tidak terkejut".

Dan aku tersenyum bodoh !.



30 menit kemudian aku sampai di tempat yang di janjikan oleh Roseanne, sebuah taman di pinggir kota.

Begitu urusanku selesai di kantor,aku langsung menuju kesini lengkap dengan penampilan ku yang memakai pakaian khas kerja serba hitam plus high heels yang senada.

"Hai ". Roseanne menyapa dan duduk di sebelah ku di kursi taman.

"Hey". Aku tersenyum lebar padanya.

Tanpa basa-basi Roseanne langsung membuka tas yang berada di tangannya dan mengeluarkan beberapa lembar kertas yang ku yakini adalah naskah tulisannya.

Dengan tidak sabaran,aku langsung menyambar kertas tersebut dengan sedikit tergesa dan membaca lembaran demi lembaran dengan penuh penghayatan.

Mataku tak berkedip selama membaca. Tulisannya sangat bagus, alur cerita yang menarik dan penyampaiannya juga tidak berbelit-belit.

Until i found you. Judul cerita fiksi yang ditulis oleh Roseanne.

Roseanne terlihat gelisah di sebelahku. Ia bahkan mengusap tengkuknya beberapa kali dan menyisir rambutnya yang panjang.

Bagaimana bisa Roseanne tidak percaya diri dengan hasil tulisannya sendiri?. Itu mengagumkan bahkan untuk aku yang tidak punya banyak waktu membaca novel ataupun cerita fiksi lainnya.

"Kau punya bakat yang mengagumkan". Aku memasukkan kedua tanganku ke dalam kantung celana.

Kami mengelilingi taman dengan berjalan kaki.

"Aku ... Baru belajar". Roseanne terbata dan gugup.

Aku melirik ke arahnya yang berjalan berdampingan denganku. Apa kau selalu gugup Roseanne?.

"Pastikan kau melakukan sesuatu dengan bakat mu". Aku menghentikan langkah dengan menyentuh lengan panjangnya.

Dan lagi, Roseanne grogi dan juga pipinya bersemu merah padahal aku menatapnya hanya biasa saja.

Ya Tuhan! Seperti apa sebenarnya wanita blonde ini?.

"Umm, apa benar kau pernah bertunangan 3 kali seperti yang di katakan Bambam?". Roseanne mengalihkan pembicaraan dan mencoba tersenyum hangat padaku.

"Maksudku... Kau sepertinya orang yang tegas". Lanjutnya lagi.

Aku memanyunkan bibir. "Yeah,aku tidak bangga dengan fakta itu".

"Kau tahu,pria yang terakhir. Dia punya masalah dengan narkoba dan melakukan seks dengan sembarang orang".

Roseanne tersenyum simpul mendengar ceritaku.

"Pria yang kedua. Dia memenuhi syarat. Dia Thailand-kristen, dan dari keluarga yang baik' juga tampan dan pintar. Hanya saja tidak"pas". Aku mengedikkan bahu.

"Aku bisa mengerti itu". Roseanne berucap sesekali melirik ke arah ku.

"Dan pria yang pertama?". Roseanne penasaran.

"Itu kesalahan besar, membiarkan ibuku memaksaku". Aku menjawab enteng.

"Beliau membuat banyak sekali rencana kencan. Mommy ku suka kencan." Aku menceritakan separuh hidupku yang di atur oleh perjodohan orang tua.

"Kau tidak mungkin melakukan banyak kencan". Roseanne berkata tenang.

"Percayalah,aku tahu kalo itu mungkin". Aku mengakhiri cerita.

"Bagaimana denganmu? Bagaimana kau dengan Bambam? Bagaimana perkembangannya?". Aku bertanya beruntun.

Apa aku terdengar seperti orang yang suka mencampuri urusan orang lain sekarang?.

Roseanne menatapku dan berhenti melangkah untuk sesaat. "Aku sangat menyukainya".

Oke. Ada sesuatu di dalam hatiku ketika Roseanne berkata seperti itu.

"Apa terasa "pas"?." Kaki ku bergerak dan di ikuti oleh Roseanne.

"Tidak seperti yang ku harapkan". Kata Roseanne.

Dan itu mengejutkan. Aku bahagia mendengarnya? Apa itu mungkin?.

"Mungkin kita berharap terlalu banyak." Aku terkekeh.

Lisa POV end.

Lalisa Manoban are you straight?😉

I CAN'T THINK STRAIGHT [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang