Try

430 46 7
                                    

Lisa POV.

Genap sebulan sejak kejadian pernikahan ku yang batal. Untuk ketiga kalinya dan ku lakukan secara sadar.

Mommy mengabaikan ku selama itu. Aku bisa memahami karena telah mengecewakannya.

"Apa sebenarnya alasan mu melakukan ini lagi?". Jisoo bertanya.

Dia sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk kami. Aku telah kembali ke Korea dengan keadaan mommy yang masih marah dan Jisoo ikut bersama ku.

"Apa Daddy tidak menceritakannya padamu?". Aku malah bertanya balik.

Sejujurnya aku enggan mengatakannya berulang kali. Dan juga hatiku akan semakin merindukannya jika menyebut namanya lagi.

Aku membatalkan pernikahan demi seorang wanita, Roseanne.

Aku jatuh cinta padanya.

"Daddy hanya bilang kau mencintai orang lain. Siapa orangnya?". Jisoo menatap ku penuh arti.

Aku mengacak poniku sambil mengusap wajah dengan frustasi. "Kau tidak marah jika aku berkata jujur?".

"Tentu saja tidak. Kau tahu aku betul ". Jisoo sibuk memotong sayuran.

Aku menghela nafas dan sedikit gugup. Orangtuaku hanya tahu aku menyukai orang lain tanpa memberitahu yang sebenarnya.

Dan aku juga masih belum jujur soal orientasi seksual ku yang berbeda.

"Kau ingat Roseanne?. Kekasihnya Bambam?". Tanyaku pelan.

Jisoo menghentikan tangannya yang sibuk. "Wanita cantik asal Australia?".

"Yeah".

"Kenapa dengannya?". Jisoo bingung.

Aku beranjak dari tempat duduk kemudian mendekatinya sambil bersandar di sisi meja makan.

"Aku jatuh cinta padanya ". Seketika aku langsung melihat reaksi Jisoo akan kejujuran ku.

"Aku tidak terkejut ". Jisoo sibuk dengan masakannya.

"Kau tidak marah?". Aku memutar tubuhnya dan melihat ke dalam matanya siapa tahu Jisoo berbohong.

"Untuk apa aku marah?. Kebahagiaan mu lebih penting bagiku melebihi apapun di dunia ini". Jisoo mengusap rambut ku dengan sayang.

"Hanya karena kau jatuh cinta pada seorang wanita kemudian aku memutuskan hubungan persaudaraan dengan membenci mu?. Itu terlalu picik".

Mataku berkaca-kaca dan langsung memeluk tubuhnya erat. "Terimakasih Jisoo ya".

Andai ku tahu bahwa saudara perempuan ku ini memiliki pemikiran yang sangat terbuka,aku pasti sudah menceritakan semuanya dari awal.

"Apa Roseanne juga mencintaimu?". Tanyanya lagi.

"Dia yang terlebih dahulu mengungkapkan perasaannya padaku". Aku tersenyum miris mengingat perlakuanku padanya.

"Terus mengapa wajah mu malah mengatakan sebaliknya?".

"Aku menolaknya dan lebih memilih Jungkook dan ikut ke Thailand mempersiapkan pernikahan". Wajahku menunduk.

"Setidaknya kau harus mencoba menghubunginya duluan bukan?". Jisoo mengusap lenganku.

"Aku takut. Bagaimana kalau dia menolak dan tidak mau mendengarkan penjelasan ku?".

"Kau harus tetap mencobanya apapun hasilnya". Jisoo meyakinkanku.

"Yeah. Aku akan mencobanya".



"Apa yang sebenarnya terjadi?". Bambam bertanya.

Sebelum menghubungi Roseanne,ada baiknya aku bertemu Bambam terlebih dahulu dan mencari tahu kedekatan hubungan mereka seperti apa sekarang.

Walaupun nantinya menyakiti perasaanku.

Aku dan Bambam sedang mengobrol sambil berjalan berkeliling di sekitar sungai Han.

"Aku menyakiti perasaan Jungkook". Tatapan ku lurus ke depan.

"Hey Lisa. Beri dirimu kesempatan. Jika kau tahu ,dia bukan pria yang tepat maka yang kau lakukan adalah benar". Bambam merangkul lenganku sembari tetap berjalan.

"Yeah,tapi ku harap bisa mengatakannya lebih awal". Aku berucap sedih.

"Dengar,sayang. Andai kita semua memiliki penglihatan masa depan mungkin kita bisa menghindari beberapa hal". Bambam tersenyum menjelaskan.

"Bagaimana denganmu?". Aku mengalihkan pembahasan.

"Aku?. Muda,bebas dan sendiri". Bambam terlihat senang.

"Kau tidak bersama Roseanne?". Dahi ku berkerut dan menatapnya intens.

"Tidak. Dia memutuskan ku".

"Apa yang terjadi?". Aku makin penasaran.

Well, sebenarnya aku senang dan bahagia. Aku minta maaf Bambam, batinku.

"Sisi baiknya itu bukanlah kesalahan ku. Dia  mengatakan... Dia lesbian".

Aku terkejut dan langsung menghentikan langkah dan hanya diam melihat ke arah Bambam sebentar.

"Aku tahu. Itu mengejutkan". Bambam menjelaskan. Kau tahu,dia bahkan memberitahu pada orangtuanya".

"Kau bercanda". Aku tersenyum bodoh pada Bambam.

Ya,harus ku akui keberanian Roseanne tidak main-main dan juga semua ucapannya padaku adalah serius.

Aku tidak menyangka di balik sikap tenangnya, Roseanne adalah orang yang tegas.

"Tidak. Aku mengagumi keberaniannya . Tak banyak orang di lingkungan kita yang mau melakukan itu. Dia selalu seperti itu". Bambam mengakhiri obrolan.

Bambam benar. Tidak semua orang punya keberanian mengakui seksualitas nya yang berbeda.

Bahkan aku saja tetap tidak berani berkata jujur pada Bambam, sahabat ku sendiri.

Lisa POV end.



"Telepon. Tidak. Telepon. Tidak. Telepon". Lisa bergumam sambil memegangi handphonenya.

Setelah pembicaraannya dengan Bambam, Lisa merasa ada sedikit celah dan juga kesempatan untuk mendekati Roseanne lagi.

"Halo". Suara dari seberang menyahut.

"Halo ini Lisa. Bisa aku bicara dengan Roseanne?". Lisa sedikit gugup.

"Oh hai Lisa. Aku kakaknya Roseanne, Alice".

Lisa sedikit senang bahwa kakaknya Roseanne kedengarannya orang yang menyenangkan?.

"Oh hai Alice. Senang mengetahui mu".

"Umm Lisa... Roseanne tidak bisa menerima telepon mu saat ini".

***

Roseanne ngambek 🙃.

I CAN'T THINK STRAIGHT [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang