Dendam

344 22 0
                                    

"sya"

"Asya"

"Asya dengerin Aksa dulu"

Sejak keluar dari ruang inap Arka tadi, Aksa terus mengikuti Arsya hingga sekarang mereka berada di tempat parkir

"Sya, dengerin dulu ya" ujar Aksa saat sudah bisa menggapai tangan Arsya

Arsya menatap malas kearah Aksa. Emosi Arsya saat ini benar-benar tidak bisa dikendalikan

"Apa lagi sih sa? Mereka udah kelewat batas tau gak. Mereka udah mulai nyelakain orang terdekat aku" tutur Arsya emosi

"Iya, aku tau. Tapi dengerin aku dulu" Aksa memegang kedua bahu Arsya agar menghadap ke arahnya

"Dengerin apa?" Tanya Arsya

"Kalau kamu pergi dalam keadaan Kayam gini, bisa aja mereka udah nyiapin semuanya dan jebak kamu di sana. Jangan gegabah Arsya" ucap Aksa lembut

"Terus aku harus gimana? Aku takut mereka bakal berbuat lebih jauh lagi" Arsya mulai menangis

Aksa langsung saja membawa Arsya Kedalam dekapannya

"Asya tenang ya, Aksa bakal bantuin asya kok" Arsya mengangguk dalam dekapan Aksa

Sementara itu, di markas RM keadaan sedang kacau. Setelah mendapat kabar dari sang queen tentang penyerangan yang di lakukan oleh bawahan Ardi.

Galang dan Gilang sedang berusaha mencari titik dimana posisi Ardi sekarang. Sudah banyak cctv yang mereka periksa tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Ardi

Zaky dan Risky sekarang tengah seperti orang gila yang mondar-mandir tak jelas, sedangkan Alex sebagai yang paling waras hanya menonton sambil memakan cemilan

Kesibukan mereka teralih kan saat tiba-tiba pintu ruang khusus inti terbuka secara kasar

Brak

"Maaaak"

"Ya Allah"

"Astaghfirullah"

"Lo Kristen goblok" tanpa perasaan Risky memukul kepala Zaky kuat

"Oooiya, refleks gue" sahut Zaky mengusap kepalanya

"Queen?" Panggil Alex

"Cari tau secepatnya" tiga kata itu membuat Galang dan Gilang kembali fokus pada computer masing-masing

"Apa yang bakal queen lakuin?" Tanya Risky

"Dendam" jawab Arsya membuat suasana semakin mencekam

"Apa queen mau kita war?" Tanya Zaky

"Gak, ini urusan gue. Kalian gak perlu ikut campur"

"Gak! Kita bakalan tetap bantuin queen" bantah Alex

"Kalian harusnya paham, ini masalah gue" Arsya menatap tajam ke arah Alex

"Masalah lo masalah gue juga, gue udah anggap lo sebagai adek gue. Lo harusnya juga paham" tutur Alex

Arsya menunduk dengan mata berlinang, bahunya bergetar pertanda ia sedang menangis. Melihat itu, Alex berjalan kearah Arsya lalu mendekap nya.

"Arsya gak sendirian, ada kita disini" Alex terus mengusap lembut kepala Arsya

"Maafin Arsya" ucap Arsya sesenggukan

"Iya" sahut Alex

🗝️🗝️🗝️

"Apa benar mereka ada di sana?" Tanya Arsya

"Menurut cctv, mereka terakhir dilihat ada di sekitar kawasan sana" jawab Galang

She Is ARSYA / ArsyaLia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang