2. Titik Awal

1.7K 185 26
                                    


Hari itu, kelas 11 IPA 1 begitu riuh. Kabar soal siswa pindahan yang akan memasuki kelas mereka menjadi topik utama perbincangan di antara mereka. Dari kabar yang didengar, siswa baru itu punya wajah yang tampan. Sangat tampan.

"Morning anak-anak" Sapa Miss Krystal yang baru saja masuk.

"Pagi" Jawab mereka semua.

Pandangan seisi kelas langsung mengikuti langkah seorang anak laki-laki di belakang wali kelas mereka itu. Laki-laki itu jalan dengan kepala menunduk, juga tudung hoodie yang membuat orang lain tak dapat mengintip barang sedikit saja pada wajahnya.

"New student, introduce your self please" Ujar Miss Krystal dengan accent Amerika yang kental.

Anak laki-laki itu melirik sekilas pada sang guru, akhirnya memutuskan untuk mengangkat wajahnya. Memandang datar ke depan dengan sorot dingin, ia melepas earphone yang ia pakai.

"Halo, nama gue Ariasatya Irawan. Panggil aja Aria. "

Beberapa ada yang terpesona dengan wajah tampan itu sampai hanya bisa menatap sambil berkedip. Beberapa kali hanya berdecak penuh kagum.

Aria mengangkat dagunya tinggi, merasa puas akan reaksi siswa di kelasnya yang baru. Reaksi yang sering kali ia dapatkan dimana pun. Namun, netranya menyipit mendapati seorang laki-laki yang malah menunduk menatap buku dengan tangan yang tak berhenti menuliskan sesuatu dengan santai, seolah sama sekali tak ada minat untuk ikut menatapnya seperti yang lain.

"Aria, kamu can sit there ya" Kata Miss Krystal.

Aria mengangguk singkat, sedikit membungkuk pada gurunya sebagai tanda hormat.

"What's wrong with him?. Disaat semua masih perhatiin gue. Dia sama sekali gak peduli? Bahkan gue ga bisa liat muka dia anjing" Batin Aria kesal.

"Halo Aria, nama gue Yunanda. Tapi panggilnya Yunan aja" Sapa riang seorang anak laki-laki yang duduk di sebelah Aria.

"Ehm, ya halo. Semoga kita bisa akrab ya Yunan" Balas Aria dengan senyum. Hanya sekedar berbasa-basi. Netra Aria kembali melirik laki-laki yang masih fokus dengan bukunya itu, ia berdecak lirih karena kesal.

Yunan menyadari bahwa Aria beberapa kali melirik teman sekelasnya yang pendiam itu, membuatnya mencoba menjelaskan pada Aria.

"Itu namanya Hara, dia memang pendiam, jarang ngomong. Dia gak punya temen, soalnya terlalu horor" Jelas Yunan tanpa diminta.

"Horor? "

"Jadi menurut rumor yang beredar sejauh ini, Hara itu bisa liat 'mereka' " Jawab Yunan dengan memberikan tanda kutip menggunakan tangannya.

"Serius? "

"Iya, karena itu. Gak ada yang mau temenan sama dia. Dan lagi dia orangnya juga kaku, makin-makin deh orang gak mau deket sama dia. "

Aria mengangguk paham, ia melirik singkat pada laki-laki yang bernama Hara itu. Lalu mengangkat bahu tak peduli setelahnya.

"Halo Arya?. Aku Aninda, biasa dipanggil Anin. Salam kenal ya, hehehe" Sapa seorang perempuan yang duduk di depan mejanya.

"Ya. Halo juga Anin"

"Oke anak-anak. Cause this day is pembiasaan literasi so i want you semua untukke perpustakan now ya. Sampai one hour kedepan. "

"Oke Miss"

"Pembiasaan literasi itu, lo diwajibkan untuk baca entah itu novel, buku ilmiah atau apapun di perpustakaan. Jadwalnya dilakuin setiap hari rabu. Sebenernya, ini cuma kayak isi daftar kunjungan perpustakaan sih" Jelas Yunan tanpa diminta.

GHOST || HYUCKREN (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang