7. After

954 173 18
                                    

Aria POV

Gue buka mata, pandangan buram gue lama-lama makin jelas. Gue jelas ada di dalam pelukan seseorang, gue bisa dengar dengan jelas kalau orang itu mengucap syukur berkali-kali setelah gue membuka mata.

"Agi.... Mana? " Itu kalimat pertama yang gue tanyain.

Aria POV End.

Hara melepas pelukannya, menatap bingung pada Aria yang tatapan matanya kalut. "Kenapa Aria?. Agi siapa?. "

"Agi, anak tadi. Yang badannya kebakar Hara, dia kemana?. " Tanya Aria.

"Agi?. Lo tau dari mana kalau nama dia Agi? "

"Gue... " Bibir Aria sempat berhenti beberapa saat, merasa tak yakin dengan apa yang akan dia katakan, sampai akhirnya ia memutuskan untuk kembali bicara. "Gue gak tahu, tadi seolah gue masuk ke masa lalu. Gue liat semuanya. Gimana Agi diperlakuin gak baik sama Ayahnya. Dia disiksa, dihina, dibakar. Dia dibunuh sama Ayah kandungnya sendiri Hara" Jelas Aria dengan suara makin pelan di akhir kalimatnya.

Mata Hara terbuka lebar, merasa kaget dengan penjelasan Aria. Ia genggam tangan Aria yang gemetar, ia elus pelan dengan ibu jarinya. "Hey, udah ya. Aginya udah pergi Aria. Dia minta msaf sama kamu"

"Pergi? " Tanya Aria dengan tak paham.

Hara mengangguk pasti. "Iya, pergi" Hara menghela napas pelan, tangannya beralih merapikan rambut Aria yang berantakan. "Tadi ada cahaya terang disini Aria, dia bilang dia udah dijemput. Dia minta maaf karena narik lo pergi walaupun cuma sebentar, dia bilang dia cuma ingin setidaknya ada satu orang yang tau ceritanya sebelum dia benar-benar pergi. Anak itu bilang, dia cuma mau diingat. Dia bilang terimakasih sama lo" Jelas Hara.

"Gue gak bisa ngucapin selamat tinggal ya Hara? " Tanya Aria dengan sedih.

Hara mengulas senyum tipis, ia menatap Aria dengan lekat. "Dia pasti udah tau kok kalau lo mau ngucapin itu, dia pasti paham Aria"

"Gue gak bisa ketemu Agi ya? "

"Gak apa-apa Aria. Agi-nya udah tenang sekarang. Karena bantuan lo"

"Bantuan gue? "

Hara mengangguk. "Kayaknya dari cerita lo tadi, lo bukan masuk ke masa lalu. Kayaknya lo masuk ke ingatan Agi, makanya lo gak bisa ngelakuin apa-apa"

Hara menarik napas panjang. "Jujur, baru pertama kali dalam hidup gue nemuin hal semacam ini. Gue gak pernah tau kalo kita bisa bantuin 'mereka' pergi. Bener-bener pergi ke dunia mereka yang seharusnya. Bukan cuma pindah tempat. Aria, lo udah nolong dia"

"Gue? Nolong Agi? " Tanya Aria dengan tak yakin.

Hara mengangguk pasti. "Iya, gue yakin. Itu yang bisa gue simpulin sejauh ini. Mungkin kita harus cari tau, kenapa dan gimana caranya lo bisa masuk ke ingatan mereka. Nanti kita pikirin bareng-bareng"

"Aria? " Panggil seseorang. Keduanya tersentak, menengok dengan wajah kaget dan menemukan Kaivan dan Anin tengah berdiri tak jauh dari mereka.

"Hara? " Panggil Kaivan dengan tak yakin. Kini mata Kaivan melihat ke arah Aria dan Hara secara bergantian. "Kalian kenapa bolos?. Dicariin guru"

"Hah? Eum.. Itu.. Anu... " Aria nampak bingung memilih kata-kata. Berbeda dengan Hara yang kini telah berdiri dan menatap sombong pada KaivanKaivan dan Anin.

"Pacaran" Jawab Hara dengan enteng, membuat Aria yang masih terjongkok tanpa ragu menampar keras betisnya. "Sakit Aria! "

"Lagian lu jawabnya seenaknya aja anjing" Aria berdiri, menatap sebal pada Hara. "Gak pacaran! "

Aria mengalihkan pandangannya ke arah Kaivan dan Anin, tepatnya pada Anin, memasang senyum manis dengan mata menyipit lucu. "Gak pacaran kok"

Hara mendesis lalu mendorong kepala Aria dengan kesal "Dasar ular"

Aria mengusap kepalanya dengan kesal. "Apa sih lo?! Jangan seenaknya tempeleng tempeleng gitu ya! "

Hara memutar bola matanya dengan malas. "Emang dasar ular. Sok manis lu"

"Brengsek! Sini gak lo?! "

Hara berlari dengan kencang menghindari Aria yang sudah siap mengamuk dan mengejarnya.

Tentu saja hal ini menjadi tontonan murid-murid lainnya. Sosok Hara yang dikenal terlalu pendiam bahkan tak tersentuh kini tengah berlari sambil tertawa-tawa di sepanjang koridor. Sedangkan Aria, siswa baru yang dianggap punya wajah titisan dewa-dewi juga sikap dinginnya itu kini tengah berucap sumpah serampah sambil mempercepat lajunya, berusaha mengejar mangsanya.

Anin melongo. Benar-benar melongo, tak habis pikir.

Sedangkan Kaivan hanya memiringkan kepalanya. Bingung.

Tbc.

Hello hello i am back hehehe.... Buat awalan dikit dulu kali ya... Biar minggu ini aku double up!!

Sehat sehat ya semuanya...

Bye bye....

GHOST || HYUCKREN (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang