6. Masa lalu

1K 170 42
                                    


PLAK

Hara melotot, suara tamparan di pipinya terdengar begitu nyaring walaupun tidak dilakukan dengan keras, namun tetap saja. Nyeri.

"Kok gue ditampar?! " Protes Hara dengan tidak terima.

"Hah? " Aria berkedip, lalu mengusap begian belakang lehernya dengan canggung. "Soalnya lo ngejek gue mulu. Gak suka. Emosi gue"

"Ngejek? " Tanya Hara dengan bingung.

Aria menunduk. Lalu menjawab dengan enggan. "Itu tuh.... Aya-ara mulu dari tadi. Gue malu anjing. Lo jangan gitu dong"

"Gue gak-- " Ucapan Hara dipotong oleh dirinya sendiri. Ia menghela napas pelan, enggan mengakui bahwa dirinya berkata dengan sungguh-sungguh tadi. "Sorry deh"

"Ya." Aria menatap Hara dengan cemas. Telunjuknya teracung pada pipi kiri Hara yang agak memerah. "Sakit ga? "

Hara mengusap pelan pipinya, lalu memasang wajah pura-pura kesakitan yang bodohnya dipercayai Aria.

Aria melangkah mendekat, sebelah tangannya meraih pipi Hara. Mengusapnya dengan lembut. "Maaf, beneran maaf ya Hara. Gue beneran gak sengaja"

Hara tersenyum dan mengangguk, menikmati elusan lembut Aria pada wajahnya.

Hara menggenggam tangan Aria yang masih mengelus pipinya, digenggamnya tangan itu dengan erat. "Udah gak apa-apa"

Aria memasang wajah khawatir. "Beneran? "

Hara mengangguk.

"Aria, mau bolos gak? " Ajak Hara tiba-tiba.

Aria melongo. "Hah? "

"Bolos Aria, sama gue"

Aria langsung mundur dua langkah, menatap takut pada Hara. "Lo bukan Hara ya? Lo setan?! "

Hara mendecak. "Ck. Apaan si? Ini hara!. "

Aria masih menggelengkan kepala dengan ngeyel. "Gak, Hara mana mungkin sih ngajak bolos? Gak, ini antara emang lo itu hantu atau gue yang lagi mimpi"

Hara berdecak kesal, "Lo gue cubit ya Aria!. "

Aria mundur. "Aaa gak gak. Maaf-maaf, heheh"

"Nyebelin banget" Hara merengut.

Aria terkekeh sambil melangkah maju. "Hara masa marah sih? Jangan marah dong lo sama gue"

Hara memutar bola matanya malas. "Awas ah, balik aja ke kelas"

"Dih, katanya mau bolos? "

"Udah gak minat"

"Eh... Tapi--" Hara menoleh saat menyadari Aria tak melanjutkan ucapannya. Melotot saat Aria tengah jongkok di hadapan seorang anak.

"Aria! Dia bukan orang!." Seru Hara sambil melangkah dengan cepat menuju Aria.

Aria tersentak, terlalu kaget sampai terjatuh dari posisi jongkoknya. Menatap anak kecil itu dengan tak yakin.

Anak kecil itu menangis, tersedu-sedu dengan suara yang menyakitkan hati. Wujudnya yang awalnya baik-baik saja kini berubah, kulit kuning langsat itu berangsur menghitam dengan beberapa luka bakar di sekujur tubuhnya.

Hara datang, mengapit bahu Aria yang kini mulai gemetar.

Bukan. Aria bukan takut. Kali ini bahkan Aria tidak punya rasa takut. Anak ini, terlalu menyedihkan. Mungkin dia sekitar usia 7 tahun. Masih sangat kecil, dengan luka yang luar biasa perih saat ia bayangkan.

Aria bergerak maju, memberanikan diri memeluk anak itu dengan tangan gemetar hebat. Tangannya mengelus rambut anak itu yang juga terbakar. Hatinya seolah dicabik-cabik melihat seorang anak kecil dengan tangisan pilu dsn keadaan yang begitu mengenaskan, walaupun dia bukan manusia Aria tak bisa hanya diam saja dan melihat.

GHOST || HYUCKREN (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang