How it ended (1)

793 62 11
                                    

Well, ini inti dari cerita ini. Aku beneran ga ada ide buat lanjutin cerita ini. Kerangkanya tuh ada, tapi buat nulis keseluruhan ceritanya tuh susah. Otakku kaya beneran berhenti gitu aja.

Disini aku akan coba jelasin ke kalian gimana cerita ini harusnya berakhir.

Jadi untuk kerangka tulang yang di temuin di dinding itu adalah Aryasatya, hantu yang ditemuin Aria di rumah Anin.

Sebenernya Aryasatya itu mantan pacarnya kak Ayunda alias kakaknya Anin. Tapi dia tipe yang obsessive, possessive, abusive. Beneran sifat sifatnya jelek semua.

Kenapa tulang Aryasatya ada di dinding kamar Aria? Karena, dulu itu rumah Anin. Dan kamar yang ditempati Aria itu, kamar kak Ayunda dulunya.

Kalau kalian tanya pembunuhnya siapa, jawabannya bukan kak Ayunda. She is too pure to kill someone. Dia itu polos yang bener bener polos. Baik dan gampang dimanfaatin. That's why dapet yang modelan Aryasatya dan segampang itu digoda sama Aria. Pembunuhnya itu Anin.

Susah kan dipercaya? Tapi emang jawabannya itu. Aku terinspirasi sama salah satu episode di drama The first Responders. Jadi, si Aryasatya ini emang sering tidur di rumah Anin dan Kakaknya, tepatnya di kamar si kakak. Mereka cuma tinggal berdua, ditambah sama si pacar kakaknya yang sering nginep buat maksa begituan. Dan malam itu, setelah si Aryasatya ini having sex sama kakaknya, dia langsung tidur karena besoknya ada jadwal meeting di luar negeri. Anin yang melihat kesempatan ini tanpa pikir panjang langsung suruh kakaknya buat nginep di hotel.

Waktu itu, tepat pukul 10 malam, setelah taxi yang dinaiki kakaknya pergi. Anin bawa palu ditangannya ke kamar  Kakaknya, tempat dimana si Bajingan Aryasatya ini tidur. Aryasatya yang waktu itu tidur menyamping, kepalanya dihantam sama palu yang ukurannya lebih besar dari palu pada umumnya di bagian samping kepala. Yang mana, itu titik lemah tengkorak manusia. Aryasatya langsung bangun, Anin juga dengan cepat narik Aryasatya dan alhasil bikin laki laki itu jatuh tersungkur ke lantai. Lagi. Anin pukul kepala Aryasatya. Sekarang bagian belakang kepala laki-laki itu. Fatal. Darah muncrat dimana mana. Kena lantai. Kena wajahnya.

Kalian kira Anin panik? Nggak. Dia justru duduk disamping Aryasatya, menikmati rintihan lirih laki-laki yang sekarat itu.

Sekarang pukul 11 malam. Butuh satu jam untuk Anin sampai laki-laki itu benar-benar mati. Di geret tubuh jangkung Aryasatya ke kamar mandi. Lalu, Anin mulai menguliti kulit laki laki itu. Tangannya begitu terampil memisahkan daging Aryasatya dari kulitnya. Memotongnya kecil kecil lalu membuangnya ke toilet, it's make it easy to flashes it. Butuh lebih dari 2 jam untuk anin selesai dengan mayat itu.

Anin langsung dengan gesit membersihakan tkp dan semua darah yang ada di kamar itu. Ia membawa kantong plastik hitam yang berisi tulang itu ke gudang. Membuangnya disana dengan sembarangan.

Pukul 1 lebih 45 dinihari. Anin kembali ke kamar kakaknya. Ia meletakkan 1 gerigen besar berisi etinol disamping jendela kamar kakaknya. Ia meremas kertas koran, memelintirnya memanjang. Menghubungkannya ke jendela kamarnya dilantai bawah.

Anin mengunci kamar kakaknya, ia berjalan kekamarnya dengan santai. Menenteng korek api. Koran itu menjuntai di depan jendela kamarnya, sudah mulai basah dengan etinol yang terhubung di gerigen itu. Semua sudah diperhitungkan dengan matang untuk menghindarkan bukti yang memberatkan Anin. Tapi anin tak memperkirakan ini, saat dia membakar koran itu. Pergelangan tangannya tersulut api, membakarnya dengan cepat. Walaupun Anin pun memadamkannya, itu tetap meninggalkan bekas luka. Tak lama setelah itu, bunyi ledakan menggema dari kamar kakaknya. Dari etinol yang bersinggungan dengan api.

Semuanya terbakar habis. Saat api mulai menjalar, anin meninggalkan rumah itu.

Rumah itu gak ada CCTV, dan kepemilikan rumah itu memang atas nama orang tua mereka yang telah meninggal. Jejak Aryasatya hilang begitu saja karena Anin membayar seseorang untuk menggantikan Aryasatya duduk di bangku pesawat yang dia pesan.

Kenapa tulang itu berpindah dari gudang ke kamar Aria? Karena agen penjualan rumahnya nakal. Dia gak mau melaporkan penemuan tulang itu ke polisi karena takut harga rumah bakal turun. Jadi dia taruh tulang itu di dinding kamar yang butuh paling banyak perbaikan sebelum di jual lagi jadi ga akan ada orang yang curiga walaupun kelihatannya agak aneh dari luar.

Ga lama setelah Aria dari rumah Anin waktu itu, mungkin sekitar 1 minggu. Anin ditangkap, disekolah di jam pelajaran. Aria turut serta membantu Ayahnya menemukan petunjuk

Kalian pikir Aria mendekati Anin karena iseng?. Intuisi Aria itu kuat, dia merasa ada yang aneh pada Anin. Makanya dia terus menempel.

Dan. Jangan kalian pikir Anin itu kerja sendiri. Ada satu orang dibaliknya. Yang lebih gila lagi tentunya.

Mungkin besok bisa aku ceritain lagi. Dan kalau cerita ini agak gak masuk akal ya tolong dimaklumi ya.  Wkwkwk aku bikin begini doang udah ngebul.

GHOST || HYUCKREN (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang