Aria mendengus kesal saat security melarangnya masuk ke sebuah bar yang ia datangi.
"Gue udah legal!. " Ucapnya ngotot.
"Mana ada?. Kamu masih bocah. " Balas Security itu.
Aria dengan kesal merogoh saku celananya, menarik dompetnya dari dalam sana. Menunjukkan tanda pengenalnya.
"See? "
Security itu berdeham sangsi. "Ya, silahkan masuk. "
Aria masuk, mengeringai puas saat tanda pengenal palsu miliknya berhasil mengelabuhi Security tadi. Tentu saja ia masih dibawah umur. Bahkan belum genap enam belas tahun.
Lalu bagaimana soal tanda pengenal itu?.
Jawabannya adalah Aria membuatnya sendiri. Ia cukup ahli membuat duplikat benda, bahkan ia pernah berhasil membuat duplikat lencana posisi milik Ayahnya. Yah lagipula, katanya semakin dekat seseorang dengan hukum maka semakin sering juga mereka melanggar hukum kan?.
...
Hara sesekali menguap, ini sudah tengah malam. Ia sudah sangat mengantuk, namun ia juga sangat lapar. Tubuhnya melangkah dengan malas untuk kembali ke apartemennya setelah membeli sebungkus ayam bakar yang tak jauh dari lingkungan apartemen yang ia tinggali.
Matanya menyipit begitu melihat seseorang berjalan dengan langkah tak seimbang, matanya menatap lekat pada orang itu, memastikan bahwa itu adalah manusia.
Ia membelalak begitu mengenali laki-laki yang berjalan dengan sempoyongan itu. Ia berlari mendekat, mencekal tangan laki-laki itu.
"Lo mabok?! " Tanya Hara pada Aria yang terlihat begitu lemas.
Yah, memang lingkungan apartemennya ini terbilang cukup ramai karena dipenuhi cafe, kedai dan juga bar. Suatu tempat tinggal yang strategis memang.
Aria tertawa-tawa, menunjuk wajah Hara. "Lo! Cowok jutek! Kenapa lo ada di sini?! " Tanyanya sambil menepuk-nepuk pipi tirus Hara.
Hara menahan kedua tangan yang terus menepuk pipinya itu. "Shh ck " Hara mendecak dengan kesal.
"Rumah lo dimana? Gue anter" Tanya Hara.
Aria menggeleng heboh. "Gak mau pulang" Jawabnya sambil merengut.
"Dimana?! " Tanya Hara mulai menegaskan nada bicara.
Aria sedikit termundur, lalu mulai menangis karena takut. Ia tak suka dibentak. Cukup Ayahnya saja yang suka membentaknya, ia tak mau sampai dibentak orang lain.
Hara bergerak panik, ia mengelus bahu Aria dengan gerakan canggung. "Huusshhh maaf ya aria, jangan nangis"
Aria mengangguk, ia mulai menghentikan isakannya. Aria memandangi wajah Hara dari dekat, lalu tanpa sadar menangkup wajah Hara dengan kedua tangannya membuat Hara cukup kaget dan terdiam.
"Ganteng banget" Ucap Aria tiba-tiba.
"Hah? "
Mata Hara makin melotot saat Aria tiba-tiba saja menempelkan bibir kenyalnya pada bibir Hara. Ia berdiri kaku dengan tubuh menegang. Ini ciuman pertamanya!.
Aria menjauhkan wajahnya, menghentikan kecupan panjangnya. Ia menatap wajah Hara sambil tertawa kecil. "Lucu hihihi, ara lucuuuu" Ucapnya bak anak kecil yang berbahagia setelah diberi permen.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST || HYUCKREN (DISCONTINUED)
FanfictionAria tidak pernah menyangka bahwa kehadiran Hara di hidupnya membawa berbagai macam kondisi aneh yang membuatnya hampir gila. Sebuah insiden yang ia alami karena kebodohannya yang mabuk malah membawanya menuju pandangan baru mengenai dunia lain yang...