13. Punishment?

1.3K 106 17
                                    

🔞jorok banget🔞

🔞degradating kink🔞
🔞humiliation kink🔞

Aria deg-degan. Demi tuhan jantungnya berdebar bukan main. Ia lupa bahwa Hara akan menjemputnya dari rumah Anin, membuatnya kelabakan saat Hara menelpon dan mengabari ada di depan rumah Anin. Lalu tadi dengan tergesa, Aria berlari menuju Hara.

Bahkan selama perjalananpun Hara mendiamkannya. Tak bicara sepatah katapun. Aria jadi takut. Memang Hara bukan sosok yang banyak bicara, namun wajah kaku dan tatapan mata tajam dan sinis itu seolah mengulitinya.

Aria meneguk ludah dengan susab payah, dirinya bukannya dibawa ke apartemen namun ia malah dibawa ke sebuah mansion yang megah, benar-benar megang yang mungkin akan membuat melongo kalau saja tak ingat situasi sekarang.

Baru saja ingin bertanya, Aria tiba tiba didorong ke sofa. Ia terbaring dengan tatapan kaget ke arah Hara yang berdiri menjulang, perlahan menindih tubuh kecil miliknya.

"H-hara? Kenapa?. " Aria mengutuki cara bicaranya yang terputus-putus itu.

Tangan Hara terjulur dengan santai, menggenggam leher jenjang Aria dengan lembut. "Siapa yang bikin? " Tanya Hara dengan nada datar.

"Hah? A-apanya? "

"Hickey"

Aria membatin, BANGSAT!.

Kapan Ayunda membuat tanda di tubuhnya?!.

"Umm a-anu.. Itu... "

Cengkeraman Hara pada leher Aria menguat secara perlahan.

Aria makin kelimpungan. Matanya bergerak kesana-kemari mencari alasan.

"Answer idiot. I am not accepting any excuse. Dont you fucking try to fool me" Ujar Hara dengan rahang mengeras. Cengkeramannya pada leher Aria makin kuat, kukunya mulai menekan kulit putih bersih laki-laki manis itu, meninggalkan luka kecil.

Aria panik, ia tercekik. Lalu dengan usaha mati-matian ia menjawab. "A-ayunda ughh kakaknya Anin"

Cekikan itu lepas. Hara menarik diri. "Buat apa kayak gitu? Abis ngapain? " Ia duduk di hadapan Aria dengan lengan yang menyilang angkuh.

Bel juga Aria menjawab, Hara menambahi. "Jujur!. Jangan sengaja bohong ke gue kalau lo gak mau hal lebih buruk terjadi."

Aria meneguk ludah. "Ya.. Itu... Eummm... " Aria melirik takut-takut. "Make out. Tapi serius kok! Make out doang gak sampe masuk! "

"Make out itu bukan doang!. Mau ngapain sih pake make out segala?. Pengen banget dipegang-pegang?. Otak selangkangan"

"Apa sih?! " Aria membalas dengan marah. "Terserah gue dong mau ngapain aja. Mau ngewe mau apa ya suka-suka gue! "

Hara mengangkat alis. "Kalo gue bilangin tuh nurut! Lo itu punya gue. You belong to me! Only me! "

"Sejak kapan anjing?! Jangan sok-sok nge-claim gue kayak gitu anjing! Kita gak ada persetujuan apapun soal ini! "

"Gitu? " Hara tertawa remeh. "Strip! "

"Hah? " Kedua mata Aria membola.

"Gua bilang strip!. Buka semua baju lo! "

"Apa sih ra?! Gak mau ah! "

"Telanjang depan gue Aria. "

Nada penuh penekanan itu membuat Aria tunduk. Perlahan melucuti baju di tubuhnya.

"Hara maaf" Ujarnya setelah tubuhnya terekspos sempurna.

"Kenapa baru minta maaf sekarang? Telat goblok."

Aria mendekat, mengharap dimaafkan. Tak peduli lagi soal harga diri ataupun egonya yang tinggi itu. Tak peduli dirinya telanjang. Tujuannya kini hanya maaf dari Hara.

"Lo punya siapa? "

"Hara. Aria punya Hara" Jawab Aria dengan gemetar. Ia menunduk takut.

"Terus ngapain pegang-pegang orang lain? Mau banget dienakin? Emang lonte! "

"Bukan lonte... Aria bukan lonte Hara" Ujar Aria mulai tak nyaman dengan panggilan itu.

"Lonte. Kalau bukan lonte ngapain mau dicupang sama orang?! Baru ketemu lagi! Abis dienakin sama tete?! "

"Enggak. Gak gitu... Hiro maaf" Aria mulai turun dari duduknya. Duduk dibawah kaki Hara. Bersimpuh demi dimaafkan.

"Murahan banget anjing jadi cowok. Liat tete dikit langsung ngemis. "

Aria mulai tak bisa menahan diri. Kenapa semua hinaan itu sialnya malah membuat dia terangsang?. Ia mulai menggesekkan penisnya pada betis Hara. "Hara maaf. Maafin Aria ya? Aria mohon maaf"

Ekspresi Hara makin keruh. "Lonte"

"Iya, lonte. Lontenya Hara. Maafin Aria Hara... " Aria menggesekkan penisnya lebih kasar.

"Minggir anjing" Hara mendorong pelan tubuh Aria sampai menyingkir dari kakinya.

Kaki Hara bergerak, menginjak lembut penis Aria membuat pemuda kecil itu mengerang nikmat.

"Aaahhhh Haraaaa... "

Jempol kakinya bergerak ke atas penis Aria, mengelus lubang kencing laki-laki itu. "Tolol"





Halloooooo guuuuyyyysssss

I am back hehehe.. Dikit aja lah ya, dosanya dicicil buat yang lain dulu wkwkwk

See you

GHOST || HYUCKREN (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang